26

4.9K 543 129
                                    

Sehun berlari keluar rumah dengan tergesa, matanya menjelajah mengitari halaman luas guna mencari sosok si bungsu.

Taehyung tidak mungkin pergi jauh, jadi Sehun putuskan untuk mencari di sekitar halaman rumah sebelum mencari keluar.

Sehun berhenti mencari saat melihat  siluet si bungsu yang sedang duduk berjongkok tidak jauh dari pintu utama, anak itu menangis dengan napas yang tidak normal.

Sehun segera menghampiri nya langsung membawa anak itu ke dalam pelukan, Taehyung tentu tidak menolak karena emosi nya membuat tubuhnya kewalahan.

Sehun memapah Taehyung masuk kedalam mobilnya, sedikit udara segar mungkin dapat memperbaiki mood Taehyung.

Taehyung sendiri tidak menolak saat Sehun dengan telaten memasangkan sabuk pengaman dan beralih ke bangku kemudi menyalakan mesin dan mulai berjalan dengan sangat pelan.

"Tae, berhenti menangis napas mu akan habis kalau seperti itu." Ucap Sehun yang sangat khawatir mendengar beratnya suara napas Taehyung.

Anak itu mulanya tidak peduli, ketika rasa sakit di jantungnya membuatnya harus menurut. "Kak Sehun bisa berhenti di depan taman itu." Pinta Taehyung, Sehun tentu saja langsung menurut, pemuda tampan dengan kulit pucat itu menepikan mobilnya, membantu sang adik yang kesulitan membuka sabuk pengaman.

Mereka berdua duduk di bangku taman menghadap kolam ikan yang cukup besar, mereka masih berada di seputaran komplek.

Keadaan masih pagi dan juga bukan hari libur membuat tempat ini tidak begitu ramai, hanya ada beberapa orang yang berlari sambil membawa hewan peliharaan mereka.

Sehun dengan cepat membantu Taehyung saat anak itu kesulitan membuka tabung obat yang berada di genggamannya, menyodorkan air mineral ketika dua pil obat berhasil masuk kedalam mulut anak itu.

"Terima kasih Ka." Ucap Taehyung dengan terengah, napasnya masih sedikit memburu namun tidak separah tadi, emosinya juga mulai bisa terkontrol membuat keadaan lebih membaik.

"Kak, apa aku boleh kecewa." Ucap Taehyung tiba-tiba, Sehun dengan cepat menatap si bungsu untuk menanyakan lebih lanjut, namun yang di tatap hanya menundukan kepalanya sambil memainkan jemari tangannya.

Sampai ia menghembuskan napasnya kasar sebelum memulai pembicaraannya. "Aku kecewa dengan keputusan Ayah,
Apa aku egois kalau Aku masih ingin sekolah, aku masih ingin seperti yang lain, aku tidak mau selamanya terkurung di rumah karena penyakitan."

Sehun mendengarkan secara seksama kata demi kata yang di lontarkan oleh Si bungsu, ia tau bagaimana perasaan Taehyung makanya lebih baik menyibak keluh kesah adik nya itu. 

"Aku terlahir dengan kondisi lemah Kak, sejak bayi aku bahkan sudah di vonis tidak akan memiliki umur yang panjang karena kelainan Jantung.

Jantung yang harusnya menjadi sumber kehidupan tapi bagiku dia hanya bisa membuat ku tersiksa, setiap saat aku harus merasa kesakitan karena ulahmya, aku harus di batasi kegiatan nya, bahkan soal makanan aku tidak bisa dengan bebas makan apapun, aku sudah menurut mengikuti segala macam prosedur agar Jantung ini lebih baik, semuanya aku ikuti hingga melakukan cek up rutin setiap sebulan sekali, selama ini aku selalu menerima semua keadaan itu tanpa mengeluh karena ada Ayah, Ibu dan juga Kakak yang selalu menghibur dan menjagaku sebaik mungkin.

Tapi jantung ini seperti berkhianat pada ku yang sudah berjuang selama ini, ia selalu saja membuatku kesakitan kali ini karenanya aku harus kehilangan keinginanku untuk bersekolah, ini tidaklah adil, di saat semua orang berlomba-lomba untuk menimba ilmu, aku bahkan harus menggubur impianku untuk itu."

"Selama ini aku berjuang untuk keluarga ku, tidak pernah dalam hati terbesit satu kata untuk menyerah, aku mencintai keluargaku dan kehadiranmu menambah semangat ku untuk berjuang. Tapi lagi dan lagi Jantung sialan ini menghalangi semuanya, aku selalu menuruti semua pantangan, aku rela setiap hari memakan makanan yang bahkan tidak berasa, aku pun harus puas hanya duduk di barisan penonton saat seluruh siswa melakukan pelajaran olah raga.

Taehyung KAJIMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang