42

3.5K 450 35
                                    

Jam sudah menunjukan pukul enam pagi saat Leeteuk mendapatkan pesan singkat dari Sehun menyuruhnya untuk segera pulang.

Padahal dokter baru saja memberi izin menjenguk pada keluarganya karena kondisi Taehyung ada peningkatan, sayang sekali menyianyiakan kesempatannya emas itu, sudah beberapa hari ia tidak bertemu si bungsu di tambah kondisi si bungsu yang sedang seperti sekarang, ia hanya ingin melihatnya untuk menenangkan hatinya.

"Ayah, Ibu, boleh Aku dulu yang masuk? Setelah ini Aku harus pulang."

Leeteuk meminta izin saat Ibu dan Ayahnya mau masuk menemui Taehyung, tidak banyak yang boleh masuk, maksimal hanya dua orang.
Tentu kedua orang tuanya mengizinkan Leeteuk hanya mempunyai waktu lima menit saja dan Leeteuk akan memanfaatkan itu sebaik mungkin.

Dengan perlahan Leeteuk membuka pintu ruangan ICCU dimana Taehyung  berada.

Adik bungsunya itu masih terbaring dengan mata terpejam rapat. Tentunya dengan segala macam alat bantu yang menunjangnya lagi dan lagi menghias tubuh kurus itu.

Dengan gerakan lambat Leeteuk membawa tangan kurus yang terkulai di sebelah tubuh Adiknya itu, menciumnya sembari menghirup bau tubuh Adiknya yang sudah bercampur dengan bau obat-obatan, Adiknya tidak pernah menyukai bau itu sedari kecil namun seakan menghianati nya bau itu sekarang sudah melekat dengan tubuhnya, menyatu bagaikan sebuah parfume yang menjadi ciri khas Adiknya.

"Bukankah Tar tidak suka kalau di perlakukan seperti ini hmm, makanya itu bangunlah dan cepatlah membaik."

Leeteuk memulai pembicaraan searah dengan Taehyung, hatinya cukup sakit setiap kali Adiknya seperti sekarang, nampak seperti daun kering yang siap untuk gugur.

"Maafkan Kakak, Tae. Untuk kedepannya Kakak tidak bisa bertemu dengan mu lagi bukan karena Kakak tidak sayang. Namun, Kakak hanya  tidak ingin kehilangan Sehun.

Maafkan Kakak yang harus egois, memilih Sehun."

Menarik napasnya yang berat Leeteuk mulai menangis, dadanya sungguh terasa sesak, lagi ia harus di hadapkan oleh dua pilihan yang berat, membuat hatinya siap berontak untuk berbuat tegas kepada Sehun agar bisa menyatukan keluarganya.

Namun itu bukanlah ide yang baik mengingat sifat seperti apa yang Sehun miliki, Adiknya itu cukup keras hati, butuh cara yang perlahan agar ia kembali menaruh hati pada keluarga Cho dan itu tidak mudah karena anak itu telah terluka cukup dalam, menganggap dirinya telah terbuang oleh Ibu dan juga keluarga barunya.

Sehun membentengi dirinya, membawa sang Kakak sulung bersamanya, memaksakan untuk memihak kepadanya dengan sedikit ancaman yang membuat Leeteuk tidak dapat menolak.

Melihat keadaan Taehyung yang seperti ini membuatnya takut, di tambah cerita dari Ibunya kalau donor itu di batalkan.

Leeteuk ketakutan, pikirannya kembali lagi pada Sehun berharap Adiknya itu tidak akan bertindak bodoh.

Melihat kondisi Taehyung yang seperti ini membuat hatinya sedikit goyah, tapi Leeteuk juga bukan orang bodoh yang akan mengorbankan Sehun untuk kesembuhan Taehyung, Leeteuk juga yakin kalau sampai itu terjadi Taehyung tidak akan bahagia dengan kesembuhannya.

Dan sebagai imbalan agar Sehun menurut tidak bertindak bodoh ia  harus siap menjauh dari Adik kecilnya dan juga keluarganya.

"Percayalah kalau Kakak menyayangimu, sangat menyayangimu Tae. Kau harus tetap bertahan Taehyungie bertahan untuk keluarga kita. Beberapa hari lagi kita sudah akan memasuki bulan Desember, bulan lahirmu, Kakak harap bulan itu menjadi bulan yang penuh berkah, termasuk keajaiban untuk kesehatanmu.

Kakak berharap sangat berharap, ada seseorang di luar sana yang mendonorkan Jantungnya untukmu, mespikun bukan dari Sehun, pasti ada dari yang lainnya kau anak baik akan banyak yang menolong mu hiks..."

Taehyung KAJIMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang