20

4.7K 528 117
                                    

Derap langkah terdengar semakin mendekat namun Taehyung enggan untuk sekedar menengok pada objek itu, pikirannya sedang berkelana lagi pula instingnya cukup tajam menebak siapa objek tersebut, hingga sentuhan lembut pada pundaknya membuatnya mau tidak mau berbalik dan meninggalkan pikiran yang bergelayutan di otaknya.

"Kenapa tidak istirahat, dokter bilang kalau Tae harus banyak istirahat jangan banyak melamun."

Taehyung tersenyum samar, ia bukannya tidak mau menuruti ucapan Ibunya, ia bisa saja memilih untuk tidur dan beristirahat saat ini namun pikiran-pikiran aneh mulai mengganggunya.

Membuatnya terjaga dengan posisi duduk menghadap ke arah jendela, menghiraukan rasa pusing yang mendera kepalanya karena suhu tubuhnya yang mulai meningkat.

Anak itu kembali terkena demam tinggi setelah tadi di periksa Jisang ternyata pemicunya adalah stres, Taehyung terlalu memikirkan banyak hal hingga membuat imun tubuhnya turun.

Beruntung kali ini tidak di sertai serangan, hanya demam dan saturasi oksigen nya turun meskipun demikian hal tersebut membuat Hyojin tidak tenang sehingga mendatangkan Jisang  di pagi yang masih terlalu awal untuk di bilang pagi.

Tadi Hyojin terlewat panik kala anaknya itu tidur dengan gelisah  napas yang putus-putus, Hyojin memang sengaja tidur bersama dengan Taehyung semenjak anak itu menghindari semua orang kecuali dirinya.

"Ibu, apa aku orang yang egois?"

Hyojin tidak menjawab langsung pertanyaan tersebut, ia lantas mengajak anak nya itu untuk berbaring membenarkan letak nasal canula serta menyelimuti Taehyung dengan selimut tipis Taehyung sendiri menurut tidak ada gunanya juga berontak ketika tubuhnya terasa lemas.

"Kenapa bertanya seperti itu." Hyojin berujar dengan lembut tangannya tidak henti-hentinya mengusap surai Taehyung.

"Karena Aku merasa seperti itu Bu, Aku menjauhi semua orang padahal mereka tidak salah, itu semua bukan keinginan ku Bu. Aku juga tidak tau kenapa merasa takut bertemu mereka hingga aku seperti ini."

Sejenak pergerakan tangan Hyojin terhenti, ia lebih fokus menatap manik Taehyung yang berubah sendu.

"Apa ini yang membuatmu stres? Ibu  mohon sayang jangan membebankan pikiranmu seperti itu. Semua orang mengerti dengan keadaanmu, Ibu juga yakin ketakutanmu akan hilang dengan berjalannya waktu."

"Tidak usah memaksanya, yang terpenting anak Ibu harus kembali sehat dulu."

"Tapi, Apa mereka tidak akan membenciku karena ini Bu?"

"Tidak akan ada satupun orang yang  membencimu Baby, termasuk Ibu."

"Sungguh." Hyojin mengangguk, sembari menampilkan senyuman tipis yang membuat hati Taehyung sedikit tenang.

"Baguslah, karena kalau sampai ada yang membenciku, rasanya aku lebih baik mati."

Hyojin segera memeluk tubuh anaknya itu, hatinya langsung bergemuruh takut. Taehyung nya bercap begitu seperti langit akan runtuh, bagaimana kalau semua itu terjadi.

"Jangan pernah mendahului Ibu untuk bertemu Tuhan." Hyojin menangis, membuat Taehyung tersadar kalau kata-katanya itu telah menyakiti hati ibunya.

"Kalau sampai itu terjadi, Aku pasti akan langsung menyusul mu Bu, karena alasan lain kenapa Jantung ini masih berdetak adalah Ibu."

💓

Sehun menatap sekeliling meja makan saat kakinya berhenti tepat di kursi yang biasa ia tempati, pagi ini ia mulai masuk sekolah setelah seminggu izin sakit.

Sehun masih mematung di tempatnya berdiri, matanya masih meneliti satu persatu Kakaknya yang duduk di ruang makan namun pikiran nya berkelana entah kemana, Sehun bahkan harus berdehem agar mereka semua sadar akan kehadirannya.

Taehyung KAJIMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang