18

5.1K 566 47
                                    

"HyeKyo itu siapa? Apa tidak akan ada yang menjelaskan itu padaku." Lagi Taehyung menanyakan hal yang sama dengan suara seraknya.

Yang di tanya masing-masing masih membisu, enggan mengeluarkan suaranya untuk sekedar menjawab.

Menatap satu persatu di antara ketiganya, lalu pandangannya terhenti pada Hyojin tepatnya pada wajah Hyojin yang masih tersisa bekas air mata di pipinya, lalu dengan cepat Taehyung melayangkan tatapan tajamnya pada HyeYoong.

"Apa Nenek yang sudah membuat Ibu menangis? Apa karena wanita yang Nenek sebutkan tadi Ibuku jadi menangis, ugh." belum sempat kalimat nya terselesaikan Taehyung sudah meringis kesakitan karena mendapat sengatan di dada kirinya, tepat dimana jantungnya bersarang. Cukup membuat tiga orang yang semula bungkam, berlomba mendekati Taehyung dengan panik.

"Tidak usah menyentuhku Nek, aku tidak suka Nenek telah membuat Ibuku menangis." Lirih Taehyung di sela kesakitannya, ia berontak ketika HyeYoong mendekatinya padahal tubuh anak itu sudah melengkung sedemikian untuk mengurangi rasa sakit yang kiat menusuk.

"Nak, jangan berbicara seperti itu kepada Nenekmu, dia tidak salah Ibu yang salah, Ibu yang tidak bisa menjagamu dengan baik."

Taehyung tidak mendengarkan ucapan Hyojin, anak itu malah semakin mengerang dan mencengkram dengan kuat baju pasiennya membuat kabel yang menempel tersebut terlepas, Tentu saja itu membuat suasana semakin panik, Hyojin bahkan sudah berteriak memanggil nama anak itu, kala Taehyung mulai menutup matanya, Insung sendiri berkali-kali memencet tombol Emergency yang berada di belakang ranjang.

Tidak lama berselang terdengar langkah kaki beberapa orang yang tergesa, mendekati ranjang Taehyung dan menyuruh tiga orang sebelumnya yang masih kalut untuk menunggu di luar.

Ketiga orang itu hanya bisa pasrah saat menatap pintu Ruang Taehyung yang telah tertutup rapat, tidak ada satupun dari mereka yang mengeluarkan suara, masing-masing hanya duduk dengan kepalanya menunduk dan tangan saling bertautan seraya memanjatkan doa dalam hati.

Bahkan air mata sudah membasahi pipi mereka tanpa di sadari, isakan kecil terdengar saling bersautan, membuat suasana semakin tegang.

"Maafkan aku, kalau saja emosiku tidak meledak tidak mungkin ini terjadi." Ucap HyeYoong memecah keheningan.

HyoJin yang berada cukup jauh, masih bisa menangkap suara lirih ibu mertuanya, ia berjalan mendekat dan berjongkok di depan HyeYoong yang masih menundukan kepalanya.

Hyojin sangat tau kalau ibu mertuanya itu shock mendapati cucunya kambuh di depan matanya terlebih pemicunya adalah dirinya sendiri.

Hyojin saja yang sudah sering melihat kambuhnya Taehyung selalu saja panik di buatnya, apa lagi Hyeyoong yang baru kali ini melihat bagainana cucu kesayangannya itu mengerang kesakitan dengan tubuh yang pucat dan napas yang memburu, itu seperti tamparan yang sangat keras akibat perbuatan yang sebelumnya ia lakukan.

Tangan Hyojin lalu terulur untuk menggenggam tangan Ibu mertuanya yang saling bertautan, membuat si empunya mengangkat kepalanya hanya untuk menahan air mata yang semakin deras untuk keluar.

"Maafkan aku, seharusnya aku faham, kau begitu baik mengurus Taehyung hingga cucuku itu berani membelamu di hadapanku."

"Tidak Bu, jangan berbicara begitu, tidak usah meminta maaf Ibu tidak bersalah." Ucap Hyojin, dalam hatinya ada rasa bahagia di sela-sela kecemasannya, karena selama bertahun-tahun ibu mertuanya itu baru memperlakukannya seperti itu.

Entah Hyojin harus bersyukur dengan keadaan yang membuat hubungannya dengan sang mertua bisa lebih baik, atau sebaliknya karena masalah tadilah kondisi Taehyung kembali memburuk.

Taehyung KAJIMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang