Taehyung KAJIMA

46.

Sang Ratu malam belum berganti tugasnya dengan penguasa siang, namun Leeteuk sudah gelisah dalam tidurnya, keringat bahkan sudah membuatnya seperti orang baru tersiram air.

Leeteuk bermimpi buruk, sesuatu hal yang paling ia takutkan terjadi di mimpinya.

Keluarganya hancur karena kematian Taehyung, Ibunya yang kembali kehilangan kewarasannya tepat saat peti mati yang berisikan jenazah Taehyung dimasukan ke dalam lubang kubur.

Serta Ayah tirinya yang menjadi kian pendiam, bahkan sering menyendiri hingga berakhir over dosis obat penenang.

Tidak jauh berbeda dengan Heechul dan juga Baekhyun keduanya kian memburuk, keadaan Baekhyun yang tiba-tiba drop anak itu mendapat serangan panik hingga membuatnya seperti orang yang baru terkena serangan jantung dan butuh perawatan karena Baekhyun tidak kunjung membuka mulutnya semenjak kembali sadar, keadaannya memang hampir sama dengan ibunya, sedangkan Heechul mau tidak mau memaksakan otaknya agar selalu waras, ia masih harus merawat Baekhyun yang seperti saat ini juga Ayahnya yang terbaring koma setelah percobaan bunuh diri yang gagal, belum lagi Ibu dan juga Sehun.

Sehun memang tidak melihatkan tentang keadaannya, namun jauh di lubuk hati anak itu merasa bersalah maka ia menebus rasa bersalah yang memupuk itu dengan cara menyakiti dirinya sendiri, Sehun bahkan tidak pernah puas menggores lengan serta kakinya ketika perasaan itu muncul, melihat darah yang mengalir dari tubuhnya membuatnya merasa tenang ia berpendapat dengan itu rasa sakit Taehyung selama ini terbayarkan.

Dalam mimpi Leeteuk hanya dialah orang satu - satunya yang mempunyai kewarasan yang sempurna, bukan karena ia tidak sayang ataupun tidak sedih di tinggal oleh Adiknya, namun kalau ia sama saja seperti keluarganya bukan tidak mungkin Taehyung tidak akan tenang di alam sana.

Leeteuk bahkan menggelengkan kepalanya, seolah ingin mengusir ingatan tentang mimpi yang baru saja ia alami, sangat nyata hingga semuanya begitu menakutkan dan membekas di pikirannya.

Menormalkan detak jantung yang masih bertalu kencang Leeteuk mencoba berbaring kembali memejamkan matanya berharap jika mimpinya akan pergi jauh, namun itu hanya keinginan seorang Leeteuk karena baru saja matanya terpejam beberapa detik suara teriakan Adiknya menggema hingga terdengar cukup nyaring di kamarnya.

Leeteuk yang terkejut langsung saja bangkit, perasaan takut dan panik menyatu begitu kental hingga ia tidak berpikir panjang untuk segera berlari menuju kamar Adiknya, mengabaikan rasa pening yang mendera kepalanya ketika pijakan pertamanya di lantai yang dingin, ia bahkan melupakan sandal rumahnya.

Satu pemandangan yang ia temukan ketika pintu kamar terbuka adalah Sehun yang sedang menangis. Leeteuk bahkan tidak tega melihat wajah sedih anak itu, dengan gerakan refleknya Leeteuk merengkuh tubuh si Adik.

Ia bisa menebak apa yang terjadi ketika Sehun berbicara kepadanya kalau ia ingin bertemu dengan Taehyung, disitu Leeteuk berucap syukur pada mimpi yang Tuhan berikan baru saja kepadanya dan juga Sehun, ia tau ini adalah salah satu cara Tuhan untuk menyatukan keluarganya.

💞

Keesokan paginya Leeteuk menyiapkan sarapan ketika Sehun datang dengan wajah yang kurang bersemangat, ia bahkan menundukan kepala selama berjalan menuju meja makan, beruntung tidak tersandung sesuatu yang akhirnya bisa melukai tubuhnya.

"Hunie, hari ini kita akan kerumah sakit kan."

Sehun mengangkat kepalanya perlahan, saat ini anak itu duduk dengan kedua tangan saling bertautan di atas meja, kentara sekali kalau ia tengah bimbang.

"Kak, bisa hari lain saja, Aku rasa aku sedang..." Sejenak Sehun menggantungkan kalimatnya mencari alasan dengan cepat namun ia kalah cepat dengan Leeteuk.