10.

5.8K 592 86
                                    

Suasana makan siang menjadi hening saat Taehyung meninggalkan ruang makan itu dengan amarahnya.

Ketiga Kakaknya menatap kepergian Taehyung dengan cemas, kecuali Sehun yang hanya menatap datar namun pikirannya di buat bingung dengan tingkah Taehyung yang menurutnya aneh.

"Manja sekali anak itu, sedang makan  marah-marah tidak jelas." Sehun memutar bola matanya malas mengingat kejadian tadi.

Leeteuk dan Heechul baru akan beranjak menyusul si bungsu namun Hyojin melarangnya, menyuruh mereka melanjutkan makan siang nya saja.

Soal Taehyung dia sendiri yang akan mengurusnya, bukan nya Hyojin tidak percaya kepada Kedua anaknya itu, namun Hyojin begitu mengenal si bungsu kalau keadaannya sudah begini biasanya hanya Hyojin yang bisa membujuk nya.

Hyojin melangkahkan kakinya perlahan menuju kamar Taehyung, setelah bayangan Sehun yang memasang wajah yang tidak suka melintas di ingatannya.

"Maafkan Ibu, Sehunna." lirih Hyojin lalu ia mempercepat langkahnya, perempuan paruh baya itu langsung memasuki kamar anak bungsu nya saat melihat pintu yang terbuka sedikit.

Setiba di dalam kamar anaknya itu, pandangan mata Hyojin langsung terfokus pada gundukan selimut yang bergerak-gerak, serta isakan yang teredam masih bisa ia tangkap di indra pendengarannya.

Dengan sangat perlahan Hyojin menarik selimut yang menutupi seluruh tubuh bungsunya itu, hingga sebatas punggung di karena kan posisi Taehyung yang berbaring tengkurap.

"Baby..." Panggil Hyojin sambil mengusap lembut kepala anaknya, berharap sang anak mau merespon sekedar menyahuti panggilannya, namun si empunya tetap menangis.

Hyojin menghela nafasnya, ini bukanlah kejadian pertama anaknya seperti ini, karena Hyojin tau Taehyung tidak bisa mengeluarkan amarahnya dengan sesuka hati, jadi Taehyung lebih memilih menangis meluapkan emosi yang sebenarnya tidak baik untuk kondisinya.

Setidaknya itu salah satu pilihan yang terbaik, di banding harus mengamuk dan berujung serangan jantung mendadak.

"Dek, kalau kau seperti ini bagaimana Ibu mau menjelaskannya."

Hening beberapa dektik hingga Taehyung berbalik dan menatap Hyojin dengan mata yang sedikit sembab dan hidung yang memerah.

"Mau tidur di pangkuan Ibu agar lebih nyaman?"

Taehyung tidak menjawab namun ia bergerak dan menaruh kepalanya di pangkuan Hyojin jangan lupakan tangannya yang bahkan sudah melingkari pinggang sang Ibu membuat kepalanya tenggelam di perut hangat Hyojin.

Hyojin tersenyum sambil terus mengelus surai lembut Taehyung, anaknya itu tidak berubah dari kecil.

"Ibu, ceritakan semua yang aku tidak ketahui." ucap Taehyung teredam karena posisinya seperti tadi.

"Kau mau berjanji akan menerima semuanya kalau Ibu menceritakan semuanya?"

Taehyung melepaskan pelukannya lalu menatap ke atas untuk melihat jelas wajah Hyojin. "Tergantung dengan apa yang akan Ibu katakan nanti, aku tidak akan lagi terjebak dengan ucapan Ibu yang ambigu."

Bukannya marah Hyojin malah terkekeh mendengar perkataan anaknya itu.

"Kau sudah cukup pintar rupanya."

"Ibu meremehkanku kalau berfikir aku akan tertipu."

"Baiklah, Ibu akan menceritakannya, Kau sudah cukup paham kan Sayang tentang penyakit yang kau derita?"

Taehyung mengangguk, hidup berdampingan dengan penyakit mematikan itu sudah di lalui seumur hidupnya, mana mungkin Taehyung tidak mengerti akan hal itu.

Taehyung KAJIMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang