38

3.7K 441 33
                                    

Sejak kecil Aku hanya tinggal bersama Ayah dan Nenekku, disaat semua orang yang aku kenal bisa mempunyai keluarga yang kumplit aku hanya bisa bersyukur masih memiliki Ayah dan Nenek sebagai rumah untuk ku pulang.

Tapi ternyata itu tidak berlangsung lama karena harus kehilangan Nenek dan beberapa tahun berlalu hanya hidup bersama Ayah, aku seperti bergantung segalanya kepadanya. Kami berdua mencoba bertahan hidup dan menjalani hidup berdua sampai dimana Ayah juga pergi menyusul Nenek.

Aku kira aku akan hidup sebatang kara, sampai di detik terakhir sebelum Ayah pergi dirinya memberikan pengakuan yang cukup mengejutkan, Ayah bilang Ibu masih hidup.

Aku bingung harus senang atau sedih, karena tanpa penjelasan yang panjang Ayah lebih dulu menghembuskan napas terakhirnya.

Aku tidak tau apa fakta terakhir yang Ayah ungkap apakah berguna atau tidak, sebab sama sekali tidak ada petunjuk tentang Ibu.

Dengan perasaan hati yang campur aduk aku mengurus semua pemakaman Ayah seorang diri.

Setelah prosesi penguburan selesai tidak di sangka datang dua orang yang mengaku keluarga baruku, salah satunya mengaku sebagai Kakak satu kandung dengan ku.

Tentu aku  shock, kenapa selama tujuh belas tahun lebih fakta ini baru saja aku ketahui, kenapa harus menunggu Ayah meninggal dan kenapa harus di momen seperti ini.

Salah satu dari dua orang yang mengaku Kakak kandung ku itu bercerita semua tentang Ibu yang baru aku ketahui faktanya.

Tidak banyak karena mereka memintaku untuk segera mengemas barang-barang untuk ikut bersama mereka.

Selama perjalanan banyak harapan yang aku berikan terhadap keluarga baru ku nanti, terutama sosok Ibu yang selama tujuh belas tahun lebih Aku idam-idamkan.

Banyak rencana manis, yang akan Aku buat nanti saat bertemu dengan Ibu, setidak nya Aku harus melakukan banyak hal yang selama ini tidak bisa Aku lakukan bersama dengan Ibu.

Semuanya masih tertata di pikiranku, sembari menunggu Ibu tiba, dari perjalanan luar negeri. Aku tidak banyak menebak, dan berpikir mungkin Ibu keluar negri untuk menemani Suaminya perjalanan bisnis.

Aku menunggu Ibu dengan perasaan campur aduk, ada rasa yang tidak bisa di ungkapkan dengan kata-kata. Jantung Ku bahkan berdetak lebih kencang ketika mesin mobil terdengar di pelataran halaman.

Debat Jantung ku semakin tidak terkendali, sampai rasanya sesak tapi bahagia. Akhirnya Tuhan mendengar doa-doa ku tentang Ibu.

Akhirnya ada datang keajaiban meskipun harus menunggu sampai Ayah tiada.

Namun semua itu hancur, semua harapan-harapan dan angan-angan yang sudah aku susun sedemikian rupa hancur tidak bersisa saat orang yang disebut Ibu berada di hadapanku.

Sosok Ibu yang Aku kira akan menyambut ku dengan gembira ternyata hanya berdiri mematung di hadapan ku.

Dari banyak kata yang diucapkan Ibu hanya satu yang Aku tangkap dan ingat hingga detik ini.

"Tolong, rahasiakan dulu tentang statusmu. Ibu harap kau mengerti, dan bisa bekerja sama untuk memanggil ku Bibi."

Hati ku tidak berbentuk utuh lagi, sepertinya tidak ada bedanya tinggal sendiri bila kenyataannya Ibu yang selama ini Aku harapkan sengaja menyembunyikan identitasku pada keluarga barunya, Aku merasa kesepian di keramaian keluarga baruku, Aku Sehun dengan kisahku yang begitu menyesakkan.

...
Sehun menutup buku jurnalnya setelah selesai mencurahkan rasa sakitnya.

Ssbenarnya Sehun bukanlah type pria yang selalu mencurahkan isi hatinya lewat tulisan, dulu saat Ayahnya masih ada Sehun selalu menceritakan apapun kejadian yang ia lewati.

Taehyung KAJIMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang