44.

3.4K 403 11
                                    

Mencekam, kepanikan, ke khawatirkan bercampur aduk dalam satu ruangan, menghancurkan hati satu persatu orang yang ada di dalam sana, memupuskan setiap harapan yang bersemayam di dalam hati, panjatan doa hanya bisa jadi harapan terakhir ketika keyakinan mulai goyah, mereka tidak sanggup, sangat tidak sanggup menerima kenyataan pahit yang baru saja di umumkan oleh seorang dokter muda salah satu saudara mereka.

"Kalau begitu ambil saja Jantung ku."

Wanita paruh baya itu dengan bersemangat menyerukan pendapatnya, ia merasa hatinya yang paling hancur karena itu, Hyojin merasa harus menggorbankan dirinya untuk kali ini, ketika pengorbanan lain tak kunjung ada.

"Ibu!"

"Kenapa, Apa aku harus mati dulu untuk mendonorkan jantungku. Kalau begitu tunggu dulu, aku akan berbuat sesuatu."

Hyojin bergerak gelisah, ia bangkit dari kursi di hadapan meja Jisang,  lalu matanya menemukan sesuatu yang mampu ia manfaatkan.

praaaang

Seketika gelas itu pecah berkeping-keping ketika wanita itu melemparkannya ke lantai tanpa belas kasih, dengan brutal Hyojin mengambil pecahan yang berserakan di sekitar kakinya, hampir saja di goreskan ke pergelangan tangannya kalau saja Insung tidak bergerak cepat.

"Apa yang kau lakukan Jinie!"

"Lepaskan, aku akan menyelamatkan Taehyung."

Tangan Hyojin mengerat dengan kencang saat Insung mencoba merebutnya, ia berontak ketika aksinya terhalang.

Jisang serta anaknya yang lain tidak tinggal diam mereka mencoba menenangkan Hyojin, melihat cairan kental yang mengalir di telapak tangan Hyojin mereka jadi panik.

"Tidak dengan cara itu Jinie, Aku mohon."

"Lalu apa? Kau tidak dengar kata Jisang, Taehyung bisa mati kalau tidak mendapatkan donor secepat nya. Anak ku akan mati, hiks... Apa Kau tidak dengarnya hiks, anakku akan mati, hiks."

Hyojin meronta dalam pelukan Insung, ia meracau membuat anaknya yang lain sedih.

"Ibu, Aku mohon jangan seperti itu, kami semua masih sangat membutuhkanmu, kalau Ibu seperti ini bagaimana kita kuat menerima kenyataan pahit ini."

Hyojin melemah, ia tak menanggapi lagi ucapan Insung dan juga anaknya, ia lelah dengan kenyataan pahit yang harus ia hadapi kalau anak bungsunya, sulit untuk di pertahankan.

"Kalau sampai Taehyung menyerah, Aku tidak sanggup lagi untuk hidup."

"Ibu..."

💞

Taehyung mengerjapkan matanya pelan, merasa seperti ada yang menahan saat kelopak matanya terbuka, seketika mengernyit ketika cubitan halus mengiringi napasnya.

"Sakiit, sangat sakit." Taehyung mencoba memiringkan posisi tidurnya namun tertahan oleh kabel yang menghiasi dadanya membuatnya menggeram namun itu malah membuat benda kotak yang berbunyi bip itu mengeluarkan bunyi yang aneh, di sertai rasa sesak yang mulai menghimpit dadanya.

Ingatkan Taehyung lain kali untuk lebih menguasai hatinya, lebih dari enambelas tahun hidup dengan jantung yang rusak seharusnya membuat ia terbiasa, namun siapa yang bisa terbiasa dengan rasa sakit terlebih rasa sakit itu kian menyiksa setiap waktunya.

Taehyung memejamkan matanya, mengingat terakhir kali sebelum ia kehilangan kesadaran, Taehyung bukan orang bodoh mengingat dirinya saat ini lagi-lagi berada di ruangan ICCU.

Tempat yang paling menyeramkan setelah ruang Operasi, ngomong-ngomong soal Operasi Taehyung jadi ingat keadaannya seperti ini karena berdebat mengenai Operasi.

Taehyung KAJIMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang