Suasanna mencekam di salah satu ruangan yang terang benderang kerena lampu yang di nyalakan di tengah kegelapan ruangan lainnya.
Leeuteuk duduk dengan kaki yang di hentak-hentak pelan mencoba mengurangi kegugupan tapi sepertinya percuma, rasa gugupnya itu tak berkurang sedikitpun di tambah lagi jantungnya masih berdetak cepat seperti tadi saat Sehun menangkap basahnya.
Sekarang ia duduk di kursi ruang tamu, Sehun menyuruhnya menunggu di situ, ia di perlakukan layaknya maling yang tertangkap sebelum berhasil mencuri saat ini, sedangkan Sehun sendiri pergi memasuki kamar setelah menyuruh Kakaknya tidak beranjak sedikitpun dari tempatnya duduk.
Leeteuk masih nampak gusar menanti hal apa yang akan terjadi kelak saat Adiknya kembali.
Sehun sendiri terlihat santai saat menghampiri Leeteuk yang terlihat seperti orang yang sudah melihat hantu, ia menggangsurkan satu amplop besar berlogo rumah sakit terkenal kepada Leeteuk.
Dan itu sukses membuat mata kecil Leeteuk hampir keluar dari tempatnya kala membaca isi dari surat tersebut.
"Apa maksud dari semua ini."
"Kau tidak bisa membacanya Kak?"
"Aku serius." Ekspresi Leeteuk berubah tajam namun itu membuat Sehun tertawa.
"Aku tau kau berbohong di belakangku dan Aku berpikir itu bisa sedikit untuk mengancammu, itupun kalau kau merasa terancam."
"Jangan bermain-main dengan nyawa mu sendiri Sehun!" Leeteuk bangkit dari duduknya dengan menggeratkan pegangannya pada amplop tersebut.
"Aku tau kau dan keluarga tersayangmu terutama si penyakitan itu membutuhkannya, jangan pura-pura Kak, persyaratannya tidak sulit ko."
"Berhenti bicara sembarangan Hunie, Kami tidak akan menukar nyawamu untuk Taehyung, asal kau tau tanpa kau mendonorpun Taehyung sudah ada yang menolong."
Sehun masih terlihat santai, terlebih sekarang anak itu tersenyum menatap Leeteuk yang wajahnya sudah memerah.
"Memangnya Aku tidak tau, keluarga pendonor belum ikhlas, bila kau menunggu keluarga pendonor ikhlas mungkin saat itu Taehyung sudah terlanjur mati!"
"Tapi bukan berarti Kau yang harus mati Huniie, Aku maupun Ibu tidak akan mungkin sanggup menukar kesembuhan Taehyung dengan kematianmu."
"Benarkah? Kalau begitu ayo buat kesepakatan lagi, kalo memang benar apa yang Kau katakan Kau pasti tidak akan melanggarnya."
Hening Sebentar, Sehun memberikan selembar kertas kepada Leeteuk.
"Apa lagi ini?" Kembali Leeteuk menatap penuda di hadapannya dengan jengah.
"Itu hanya surat perjanjian, Kakak baca dulu lalu tanda tangan kalau setuju."
Leeteuk ragu, namun itu satu-satunya hal yang bisa membuat setidaknya Sehun percaya padanya, kalau di dunia ini masih ada orang yang menyayanginya.
"Kau sudah menandatanganinya, kau tau kan akibatnya kalau melanggar."
Leeteuk mengangguk, ia tidak mungkin tidak tau.
"Pada saat Kakak melanggarnya, pada saat itulah Kakak merelakan nyawaku."
Brukkk
Leeteuk terduduk, tepat saat Sehun meninggalkannya, anak itu tidak berniat memperpanjang percakapan dengan Kakaknya, pemuda itu kelewat santai sekalipun tadi membahas hal yang menyangkut nyawanya, seperti mati itu adalah pilihan terakhir setelah semua pengorbanannya di anggap sia-sia.
💓Hyojin memijat kaki Taehyung setelah selesai dengan kegiatan sebelumnya membersihkan tubuh si Bungsu dan mengganti pakaiannya, anak itu menggaduh kakinya pegal karena lama tidak di gerakan, Jisang belum membolehkannya untuk kemana-mana membuat persendiannya terasa sakit karena beberapa hari ini hanya bisa berbaring saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
Taehyung KAJIMA
Hayran KurguTaehyung terlalu sempurna untuk mendapatkan satu titik hitam yang bisa membuatnya hancur. Brothership Friendship Cast : Bts, Super Junior,Exo ..Update setiap 5 hari sekali..