49.

5.4K 490 113
                                    

Taehyung menatap dengan nyalang seluruh anggota keluarganya untuk meminta jawaban atas pertanyaannya tentang Leeteuk, setelah ia berteriak dengan kencang dan membuatnya terbatuk-batuk tidak ada satupun yang menjawab pertanyaannya.

Mereka sibuk menolong Taehyung yang terlihat kesakitan, sekuat tenaga si bungsu menolak, menepis tangan siapapun yang mencoba meraihnya.

Dadanya masih bergemuruh, namun ia masih bertahan untuk berdiri meski dirinya hanya bertopang pada tiang infusnya.

Jantung barunya seakan berontak ketika ia mengetahui fakta sesungguhnya, bagaimana bisa ia menolak dengan keras Jantung orang lain yang akan menolongnya dan menerima begitu saja dengan senang hati Jantung milik Kakaknya.

Bukan kah, Taehyung orang yang sangat jahat. Bahkan dia tidak merasakan firasat apapun tentang itu.

Tubuhnya lemas seketika disaat tarikan napasnya yang begitu sulit, paru-parunya seperti menyempit begitu juga dengan kesadaran yang kian menipis.

Taehyung masih bertekat untuk mempertahankan kesadarannya, ia tidak boleh tumbang sebelum mendengar penjelasan tentang apa yang dia pertanyakan.

"Tae, Ibu mohon jangan seperti ini, Ibu akan jelaskan semuanya tapi jangan seperti ini." Hyojin melangkah namun tangan Taehyung memberi isyarat menyuruhnya agat tetap diam di tempat.

Tubuh anak itu mengigil hebat, kepalanya mulai pening serta pandangan yang seakan berputar.

"Kenapa kalian mengizinkan Kak Leeteuk berkorban untuk Ku, Apa kalian sengaja membuat Ku hidup dalam rasa bersalah huh?"

Taehyung memejamkan matanya, rasanya ia ingin menyerah pada kegelapan, perutnya bergejolak karena sesak yang membuatnya tidak nyaman.

"Tae, Ibu mohon nak." Hyojin mulai menyerah memohon kepada Taehyung, nyatanya anak itu tidak mendengarkannya.

"Beritahu atau Aku akan membenci kalian seumur hidupku!" Taehyung terus memaksakan, bahkan hingga anak itu terduduk dengan kedua tangan yang menahannya serta napas yang tinggal satu-satu ia masih berkeras tidak ingin di dekati.

"Ayah akan jelaskan tapi tidak seperti ini Kau akan tumbang sebelum tahu semuanya bila terus berkeras seperti itu nak."

Taehyung melunak, ia tidak berontak ketika tubuh lemahnya di angkat begitu saja oleh Insung, Heechul membantu mendorong tiang infus Adiknya itu menuju ke kamar si bungsu.

Suasana didalam kamar tidak membaik, Taehyung masih saja bergelut dengan kondisinya yang mulai menurun lagi anak itu terus menuntut jawaban dari sang Ayah.

Si bungsu terus saja terbatuk, sesak terus melanda, tapi keluarganya tidak bisa bertindak banyak ketika yang terkecil dari mereka tidak mau dibawa kerumah sakit.

Insung menceritakan semua asal mula kejadian pada hari itu, tidak ada yang terlewat sama sekali dari ceritanya, Taehyung menangis tertahan di tengah-tengah cerita, ia merasa jadi yang terburuk karena menjadi penyebab kepergian Kakaknya.

Coba saja kalau dia tidak nekat untuk pergi keruangan Jisang pada saat itu hingga membuatnya sekarat mungkin semua itu tidak akan terjadi, ah tidak kalau saja dia terlahir lebih sehat keluarganya pasti tidak akan merasa kehilangan seperti sekarang dan diapun tidak akan mungkin membuat Kakaknya berkorban seperti ini.

Semua itu salahnya, salahnya sejak ia terlahir dengan penyakit terkutuk itu.

"Maafkan Aku, semuanya berawal dari kebodohanku."

Sehun bersuara ketika Insung menyudahi ceitanya, Taehyung mengangkat kepalanya itu semua tidak benar bukan salah Sehun tapi salahnya.

Namun rasa bersalah Sehun yang sudah hilang timbul kembali kepermukaan, wajah anak itu memerah namun tidak menangis.

Taehyung KAJIMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang