Sehun tumbang tepat di atas pusaran milik ayahnya, mata sayunya menatap nyalang kepada sosok yang berdiri di hadapannya dengan napas terenggah.
"BODOH, PENGECUT, APA BEGINI CARAMU UNTUK MENGHUKUM KU, MENGHUKUM KELUARGAMU HAH!"
Sehun pemuda pucat yang saat ini berbaring di atas pusaran ayahnya dengan guyuran air hujan yang membasahi tubuhnya berdecih, masih dengan tatapan nyalang pada sosok yang berteriak memakinya.
"Keluarga ku telah mati dan aku sebatang kara!" Teriak Sehun yang bersaing dengan suara hujan dan petir yang bergemuruh.
"Aku Kakak mu Sehun, keluargamu!" Leeteuk berjerit juga membuat Sehun terhenyak, namun setelah nya anak itu tergelak.
"Hahahaha... Aku ini anak tunggal, Aku tidak punya Kakak, apalagi Kakak sepertimu." Sehun kembali berteriak di tengah derasnya hujan.
Leeteuk terdiam, menatap sendu adiknya yang masih di posisi berbaring sedangkan yang di tatap seakan tidak peduli dengan sekuat tenaga bangkit, Kakinya mencoba menjejak tanah lebih kuat lagi namun kenyataan tidak sesuai keinginannya ketika tubuh itu limbung dan penglihatannya yang mulai menghitam, sekali lagi anak itu tumbang dengan suara lirih sebelum kesadarannya terenggut.
"Bawa aku pulang Ayah."
Leeteuk berjerit tentu saja, dia terlalu terkejut melihat Sehun yang tumbang dengan mata yang tertutup sempurna, kulit adiknya yang semula sudah pucat semakit terlihat pucat, dengan bibir yang bergetar karena kedinginan.
Leeteuk paham kata yang terakhir di ucapkan Sehun bukan dalam artian pulang sebenarnya, namun lebih buruk dari itu.
Maka dengan cepat Leeteuk mengangkat tubuh kurus itu untuk segera di bawa ke Rumah sakit.
Leeteuk baru bisa bernapas lega kala dokter mengatakan bahwa adiknya Sehun baik-baik saja.
"Pasien terkena demam karena terlalu lama terkena hujan, serta tekanan darahnya sangat rendah dalam beberapa hari ke depan pasien masih harus di rawat inap."
Leeteuk beruntung adiknya tidak berakhir di ruang mayat karena ia terlambat datang, tangan Leeteuk bahkan masih bergetar saat mengetahui obat apa yang akan di minum oleh adiknya itu.
Jika sampai semua itu terjadi Leeteuk bersumpah ia pun akan melakukan hal serupa untuk penebusan dosanya kepada Sehun.
Ia kakak yang buruk, setelah apa yang terjadi dengan Taehyung tadi, ia semakin terlihat tidak berguna, seharusnya Leeteuk sebagai sulung bisa merukunkan adik-adik nya menjaga bahkan menjamin keselamatan adiknya, bukannya seperti ini.
Leeteuk yang hanya bisa diam seperti orang bodoh saat nyawa Taehyung terancam dan membuat Taehyung mati perlahan kalau saja Sehun tidak segera memberikan penanganan yang tepat. Leeteuk bahkan tidak menyangka remaja seperti Sehun bisa mengerti cara penanganan yang bagi orang awam sangatlah sulit dilakukan.
Leeteuk mana mengerti soal penanganan Cpr, ia memang sering melihatnya di serial drama yang di tonton ibunya, namun untuk mempraktekkannya ia rasa tidak bisa.
Sekali lagi Leeteuk melihat wajah Sehun yang mulai kembali ronanya, meski tidak secerah sebelumnya, ia kembali bersedih melihat sudut bibir Sehun terluka akibat ulahnya.
Dengan tangan yang gemetar Leeteuk menyentuh luka itu. "Maaf, Aku Kakak yang buruk untuk kalian semua, bahkan tangan ini sudah banyak bersalah terhadapmu, aku bodoh seharusnya dengan tangan ini aku melindungi mu, bukannya melukaimu."
Leeteuk menundukkan kepalanya lalu matanya melihat lengan Sehun yang di perban, dokter bilang Sehun harus menerima lima jahitan di tangan karena lukanya cukup dalam, Leeteuk jadi ingat luka yang di dapat adiknya itu adalah hasil dari penyelamatnya terhadap Taehyung.

KAMU SEDANG MEMBACA
Taehyung KAJIMA
FanfictionTaehyung terlalu sempurna untuk mendapatkan satu titik hitam yang bisa membuatnya hancur. Brothership Friendship Cast : Bts, Super Junior,Exo ..Update setiap 5 hari sekali..