2. Hutang

6.2K 353 22
                                    


"Jangan merhatiin sifat orang lain. Perhatiin sifat diri lo sendiri dulu. Belum tentu sifat orang yang lo jelek-jelekin itu buruk!" kan Sheila ceramah.

"Jangan sok nasehatin gue deh. Gue cuma mau lo minta maaf!" Sheila mengangkat Es teh manisnya dan menyiramkannya ke muka Gavin.

"Lo mikir! Yang nabrak itu bukan gue! Tapi, lo yang nabrak gue! Ngerti lo!" Sheila Pergi dari hadapan Gavin.

"Argghhh-," Kesal Gavin. "Gue jamin hidup lo gak akan tenang cewek batu!" umpat Gavin Lalu pergi ke toilet untuk membersihkan bajunya.

-

Bel pulang sekolah berbunyi Sheila dan teman-temannya pulang bersama. Keisha, Salsa dan Vani dijemput. Dan Sheila naik angkot. Ya mau gimana lagi ya, jomblo mah gitu. Sheila tengah menunggu angkot di depan gerbang sekolah. Tapi, angkot tak kunjung muncul. Sedangkan jam sudah menunjukkan pukul 5. Pasti angkot sudah jarang muncul. Sheila menggerutu dalam hati. Terpaksa Sheila harus jalan kaki. Disaat ia jalan, suara klakson motor mengganggu pendengarannya, hingga motor itu menghadang jalannya dan membuat Sheila kesal.  Sheila tetap jalan melewati motor itu. Tapi, pengendara motor itu tetap saja mengikutinya. Karena Sheila geram. Sheila pun membalikan badannya, menaikkan kedua alisnya. Menandakan bahwa ia sedang bertanya 'mengapa?'

"Haha akhirnya kan lo berhenti juga!" tawa receh cowok itu. Sheila masih diam masih malas membalas cowok yang sedari tadi siang membuatnya kesal. Ya, itu Gavin.

"Tinggal minta maaf juga apa susahnya sih!"

"Cih." Sheila berdecih, lalu jalan kembali hendak pulang. Tapi, Gavin malah menahannya dengan memegang lengan Sheila. Sheila yang kaget langsung melepaskan tangan Gavin darinya.

"Jangan sentuh gue!" ucap Sheila dengan aura dinginnya membuat Gavin bergidik ngeri. Takut? Ya. Dia nyeremin kalo lagi nampilin wajah seperti itu.

"Oke. Gue mau lo minta maaf sama gue. Apa susahnya sih!"

"Udah gue jelasin! Kalo lo yang nabrak gue bukan gue yang nabrak lo! Ngerti lo!" ucap Sheila sedikit agak berteriak.

"Y-yaudah gue minta maaf. Sekarang lo yang minta maaf sama gue!" ucap Gavin. Sheila menaikkan sebelah alisnya lagi, bingung. 'Ternyata orang itu bisa minta maaf juga ya.'batin Sheila.

"Buat?"

"Karena lo udah nyiram gue pake es teh manis tadi siang!"

"Maaf." ucap Sheila.

Entah mengapa Gavin merasa sangat gemas dengan Cewek tersebut. Cewek yang ia tak ketahui namanya. Dan cewek pertama yang buat dia kesal, cewek pertama yang berani membantah omongannya. Cewek yang bernai menjutekinnya. Dia itu... Beda sama cewek centil yang lain. Yang berusaha mendekati dirinya dengan gaya cabenya. Tapi Gavin sama sekali tak tertarik. Dan cewek yang ada dihadapannya sekarang berhasil membuatnya jadi lemah dan mudah ngalah gini.

"Ah ngomong apa sih? Gue gak denger?" tanya Gavin kali ini dengan nada ngeledeknya.

"Gue minta maaf! Selesai!" Ucap Sheila lalu pergi melewati Gavin yang tengah nyengir itu.

"Gue gak mau maafin!" ucap Gavin dengan berteriak. Supaya Sheila mendengar suara Gavin. Gavin tak mengejarnya lagipula besokkan masih ada waktu.

PERFECT [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang