"Jangan terlalu tenggelam di masa lalu. Ingat masa kini yang harus kita tata rapih untuk masa depan."
-
Sheila cuma geleng-geleng kepala melihat tingkah absurd Gavin yang kabur begitu saja setelah mengejek Pak Putra.
Pak Putra misuh-misuh karena Gavin sungguh membuat Pak Putra kesal bukan main.
"Kamu pacarnya kan?" tanya Pak Putra tiba-tiba, membuat Sheila sedikit terkejut.
"Kenapa diem aja? Kalo orang nanya tuh dijawab." ucap Pak Putra.
"Emang bapak orang?" tanya Sheila, kayaknya ketularan sifat bodohnya Gavin.
"Lah? Kalo saya bukan orang, berarti saya apa?"
"Punya otak dipake mikir pak." ucap Sheila ikutan kabur. Meninggalkan kelas yang ricuh karena tingkah Sheila dan Gavin.
"Mimpi apa saya punya murid sinting." Misuh-misuh lagi.
"Bapak juga samanya sinting." sahut Indra. Membuat Pak Putra menatapnya tajam.
"Bilang apa kamu?"
"Pak Ginting itu pak punya istri dua hehe.." Ucap Indra cengengesan. Kebetulan Pak Ginting lewat depan kelas dan mendengar Indra nyebut namanya.
"Apa kamu? Kata siapa saya punya istri dua?" ucap Pak Ginting. Jujur saja, Indra langsung merutuk dalam hati.
"Eh itu pak, kata si Fahmi iya." ucap Indra. Lempar batu sembunyi tangan. Fahmi jelas tak terima dong.
"Apaan pak, saya diem aja." sergah Fahmi.
"Ckckck kalian itu salah, istri saya bukan dua." ucap Pak Ginting.
"Iya pak maaf, istri bapak cuma satu kok. Saya tau." ucap Indra.
"Sok tau kamu." sahut Pak Ginting.
"Lah? Terus?" Indra bingung.
"Istri saya ada 4, niatnya saya mau cari istri ke 5, kalo misalkan adek-adek berminat bisa chat saya hehehe.." Indra ingin rasanya menampol guru yang sedang cengengesan itu.
"Untung guru, kalo bukan udah gue buang ke empang!" kesal Indra.
"Sudah sudah, saya mau pergi dulu. Belajar yang bener biar dapet istri banyak kaya saya." ucap Pak Ginting membuat kelas tambah ricuh.
"INI SAYA KAPAN NGAJARNYA!?" Pak Putra ngegas.
•Perfect•
Gavin duduk di kantin, tak tahu kalau Sheila juga ikutan kabur gara-gara sudah ngelaknatin guru.
Gavin sedang melamun, dia melamunkan tentang Sheila yang berubah. Dari yang dingin menjadi hangat. Gak ada Sheila yang batu. Sekarang hanya ada Sheila yang bawel.
"Baguslah kalo lo udah berubah." gumam Gavin.
Puk
Bahu Gavin di tepuk. Membuat Gavin sedikit terkejut. Gavin menolehkan kepalanya dan menampilkan Sheila yang sekarang duduk disampingnya.
"Ngapain ikutan bolos?" tanya Gavin langsung.
"Percuma, kelas gak akan kondusif. Apalagi temen-temen lo yang bacot." ucap Sheila.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT [Completed]
Подростковая литература[Private Acak, Follow dulu sebelum add cerita ini ya, Maafin] "Biarin gue galak, jutek, dingin. Bukan masalah lo juga kan!?" - Sheila Anastasya "Lo Jutek, gue suka. Lo beda dari cewek-cewek biasanya." - Gavin Putra Bramantyo. Enjoy with my story guy...