14. Kegoblokan.

2.9K 185 22
                                    

Keesokan harinya, Gavin pergi ke rumah Sheila untuk menjemputnya berangkat pergi ke sekolah. Gavin sengaja memakai seragam baru-nya. Maklum, mau ketemu sama kekasih tercintanya.

Setelah sampai di rumah Sheila, Gavin langsung mengetuk pintu rumah Sheila dan meminta izin untuk membawa Sheila ke sekolah.

"Assalamu'alaikum." Gavin mengucap salam. Tak lama pintu pun terbuka.

"Mau ngapain kesini?" Tanya Ferdi to the point.

"Bang, jawab salam itu wajib loh." Sindir Gavin.

"Waalaikumsalam. Ngapain kesini?" Tanya Ferdi lagi.

"Jemput Sheila bang." Balas Gavin.

"Oh, dia udah berangkat sama bang Ringga, lo telat kesininya sih." Ucap Ferdi. Gavin sungguh jengkel, karena Sheila tak menunggunya.

"Yaudah bang, gue duluan." Ucap Gavin lalu pergi meninggalkan rumah Sheila. Di mobil Gavin sudah marah-marah gak jelas karena dia kesal.

-

Gavin langsung memasuki kelasnya dan mendapati Sheila sedang memakai headseatnya sembari menangkupkan wajahnya di meja. Lucu. Itu yang ada di pikiran Gavin, Niatnya mau marah-marah sama Sheila tapi tak bisa. Sheila terlalu imut untuk di marahin.

"Shei, kenapa gak nungguin aku?" Tanya Gavin. Sheila diam, dia tak mendengar. Karena Sheila sedang memakai headseat. Karena tak kunjung mendapat jawaban dari Sheila, Gavin kesel. Akhirnya Gavin melepaskan headseat yang Sheila pakai. Sheila mendelik tajam.

"Kamu denger gak sih?" Tanya Gavin.

"Gak." Jawab Sheila singkat, padat, dan jelas.

"Masih aja ya juteknya muncul. Udah pacaran juga." Ucap Gavin sinis. Sheila mengacuhkan Gavin. Gavin kesel, dia sama sekali gak di harukan sama Sheila. Padahalkan, Gavin itu sudah rapih-rapih demi Sheila. Ia rela memasukkan bajunya, menyisir rambut, dan beli sepatu baru. DEMI SHEILA. Gavin milih diem, kesel dia tuh sama Sheila.

Sheila menoleh kesamping, dan mendapati Gavin yang sedang melenguh kesal. Sheila tersenyum, seneng dia liat Gavin kesel kayak gitu. Sheila pun mengusap kepala Gavin.

"Maaf." Ucap Sheila. Gavin nyengir lebar, kesenengan Gavin tuh.

"Hehe iya sayang. Kenapa tadi gak nungguin aku?" Tanya Gavin bersemangat. Sheila sedikit geli sih mendengarnya.

"Gue bisa berangkat sendiri." Balas Sheila.

"Pulang sekolah, ikut aku ya?" Ajak Gavin.

"Kemana?"

"Ke rumah mertua kamu."

"Heleh!"

"Ke rumah aku sayang."

"Hmm." Balas Sheila.

Tak lama kemudian datang teman-teman Gavin, ya siapa lagi kalo bukan Indra, Fahmi dan Reza. Mau ngapain? Ya mau ngerusuhlah. Mau ngapain lagi.

"Yeuu pagi-pagi udah mesum aja lo berdua." Ucap Indra sembari menggebrak meja.

"Selow aja bangsat!" Kesal Gavin.

"Maneh teh, kalo mau pacaran jangan di kelas dong. Gak seru, mendingan langsung ke kamar!" Ucap Fahmi sedikit ngegas.

"Si bego otaknya mulai lagi!" Ucap Reza sembari menoyor kepala Fahmi.

"Maksud sia naon? Kalo maneh gak suka sama aing sinilah kita duel!" Kesal Fahmi.

"Bacot banget sih lo!" Kesal Reza.

PERFECT [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang