13. Jadian

2.8K 210 9
                                    

Happy Readings💙

Setelah mengucapkan kata itu Sheila langsung pergi dari kelas. Mood-nya hancur. Persahabatannya hancur karena seorang cowok, itu yang dibilang persahabatan? Mana ada persahabatan kaya gitu.

Sheila pergi ke perpustakaan, lebih baik dia membaca buku disana. Sheila menuju ke rak-rak perpustakaan, ia mencari buku sosiologi, ia ingin membolos pelajaran olahraga sekarang ini. Setelah bukunya ketemu, Sheila langsung duduk di pojok perpustakaan.

Sunyi dan sepi, ini yang Sheila suka. Ia bisa melupakan sejenak masalahnya di tempat seperti ini. Itupun tidak bertahan lama, saat seorang duduk di sampingnya mengganggu konsentrasinya.

"Gue tau lo abis berantem sama temen lo, gue gak yakin pelajaran itu bakalan masuk ke otak lo." ucap Orang itu. Sheila merasa terusik.

"Nih, gue punya permen, siapa tau mood lo bisa baik lagi." orang itu memberinya permen, Sheila memejamkan matanya dan menghembuskan nafasnya secara kasar.

"Jangan ganggu gue!" ucap Sheila dengan penekanannya. Cowok itu cengengesan.

"Lagi badmood banget kayaknya, kan aa jadi sedih." Ucap orang itu.

"Vin, gue tendang lo ya! Pergi gak!" ucap Sheila sedikit membentak, Gavin malah tertawa.

"Kenapa kalo malem itu gelap?" Tanya Gavin

"Kalo burik itu lo!" sahut Sheila ketus.

"Bukan, salah!"

"Gue gak peduli!" balas Sheila.

"Jawab dong Shei!" ucap Gavin.

"Berisik!"

"Jawab dulu makanya!"

"Kan tadi udah gue jawab burik!" kesal Sheila.

"Apa coba jawabannya?" tanya Gavin.

"Hmm."

"Salah, karena kalo terang itu lo."

"Mati aja lo sat! Pergi sana lo!" kesal Sheila.

"Pulang sekolah ikut gue ya, gue udah izin kok sama bang Ferdi."

"Kapan lo izinnya?" tanya Sheila.

"Tadi, pas gue pergi dari kelas gue langsung pergi ke rumah lo dan langsung izin sama abang lo."

"Serah lo."

"Kenapa bolos pelajaran?" tanya Gavin, tapi ia tak mendapat jawabannya.

"Kenapa gak masuk kelas?" masih gak ada jawabannya.

"Kenapa malah disini?" masih juga gak ada jawabannya.

"Ken--" Sheila gemas, dia malah kelepasan mencium Gavin tepat di bibirnya. Hanya sekedar menempel tidak ada lumatan. Gavin kaget bukan main, Sheila pun sama kagetnya.

Gavin dan Sheila masih Shock dengan kejadian beberapa detik yang lalu. Sheila malu, ia hanya refleks mencium Gavin. Salahkan Gavin, kenapa dia terlalu cerewet. Kan Sheila jadi kesel.

"Kayaknya gue harus sering-sering cerewet kayak gini deh Shei, ena hehe." Ucap Gavin yang sudah sadar dari Shock nya. Sheila malu. Akhirnya Sheial diam dan melanjutkan membaca buku. Mencoba menenangkan wajahnya yang memanas.

"Lo udah mulai sayang ya sama gue?" tanya Gavin sembari mencubit pipi Sheila.

"Jangan sentuh gue bangsat!" kesal Sheila.

"Heleh tadi aja lo cium gue." sindir Gavin.

"Bacot banget sih!" kesel Sheila.

"Masuk pak eko." ucap Gavin lalu ketawa. Sheila bergidik ngeri melihat tingkah Gavin yang ketawa sendiri.

-

Kegiatan belajar mengajar telah selesai. Gavin langsung mengajak Sheila ke parkiran dan mebawa Sheila pergi dari sekolah itu dengan Cepat. Sebenarnya, Gavin gak ada rencana mau kemana. Tapi, ia hanya ingin berduaan sama Sheila. Jadi, Gavin hanya muter-muter di bundaran HI.

"Muter aja terus!" kesal Sheila.

"Hehe, abisnya bingung mau ngajak lo kemana Shei." Gavin malah cengengesan.

"Yeu jejedun, kalo gak tau arah buat jalan gak usah ngajak gue!" kesal Sheila.

"Sekarang lo makin bawel ya Shei, gue suka." ucap Gavin yang sedari tadi memperhatikan Sheila membuat Sheila salah tingkah.

"Shei, tolong gue mohon. Jangan sangkut pautin perasaan gue sama Keisha. Gue sayang sama lo, itu always. Karena, lo perempuan yang berhasil bikin gue kayak gini. Bikin gue jatuh cinta sama lo Shei. Dan, gue tau lo juga cinta sama gue!" ucap Gavin matanya Fokus mengendara mobil, mengitari bundaran HI. Sheila sedikit merasa bersalah.

"Vin, gue orangnya gak suka basa-basi. Jujur, gue mulai sayang sama lo. Tapi, orang dari masa lalu gue selalu menghantui pikiran gue akhir-akhir ini." ucap Sheila.

"Gue bakal bantu lo buat lupain dia, ga bukan lupain tapi gue bakal hiasin masa lalu dengan masa-masa lo sama gue." ucap Gavin masih fokus nyetir.

"Vin, mending cari tempat deh buat ngomongin kaya begini. Gue ngeri kecelakaan." ucap Sheila, Gavin senyum. Dan akhirnya Gavin membawa mobilnya ke taman kota. Mereka duduk di salah satu bangku disana.

"Lo ributkan sama temen lo tadi?pasti gara-gara gue kan?" tanya Gavin.

"Iya, semua karena lo. Lo berhasil bikin hati gue hancur vin. Lo juga berhasil bikin persahabatan gue hancur. Lo tau betapa terobsesinya Keisha sama lo?" tanya Sheila.

"Tapi Shei, gue gak suka sama dia. Gue sukanya sama lo!" kesal Gavin.

"Gue tau itu."

"Apa yang harus lo raguin lagi?" tanya Gavin.

"Gak ada."

"Terus?"

"Gue juga sayang sama lo." ucap Sheila sedikit tegas. Sheila orangnya gak suka basa basi. Kalo suka dia pasti bakalan langsung bilang gak kayak cewek di luaran sana yang main kode-kodean kayak main GTA aja.

"Kita pacaran ya?" tanya Gavin.

"Iya." balas Sheila. Gavin seneng, saking senengnya ia malah memeluk Sheila. Sheila juga ikut tersenyum, rasa nyaman menjalar ke seluruh tubuhnya.

"Aa Gavin seneng, neng Sheila bisa nerima aa neng." ucap Gavin alay. Sheila hanya tersenyum geli sama tingkahnya Gavin.

"Masuk pak eko." ucap Sheila.

-

Double chpter nih :v votmen jangan lupa ya wan kawan :)

PERFECT [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang