37. Indra Problem

1K 48 11
                                    

"Mi, tolongin gue. Gue ada di kantor polisi." Ucap Indra membuat Fahmi naik pitam.

"Bangsat!" Umpat Fahmi langsung mematikan teleponnya sepihak, Setelah itu ia pergi menuju parkiran dan hendak pergi ke kantor polisi tentunya diikuti Reza. Keisha, Vani dan Caca ikut. Caca khawatir melihat Fahmi seperti itu.

Saat di parkiran, Fahmi menghentikan langkahnya membuat mereka bingung.

"Kenapa berhenti?" Tanya Keisha bingung.

"Gue gak tau dimana Kantor polisinya." Ucap Fahmi menghembuskan nafasnya kasar. Reza sangat ingin menampol Temannya itu, tapi karena keadaan sekarang Reza mengurungkan niatnya.

"Kayaknya gue tau dia dimana. Kalian semua tinggal ikutin gue aja." ucap Keisha lalu menaiki sepeda motornya diikuti oleh Vani yang membonceng Caca, Serta Fahmi dan Reza yang sudah siap dengan mobilnya.

Fahmi mengendarai mobilnya dengan jengkel. Karena, Keisha sangat lambat mengendarai motornya. Membuat Fahmi beberapa kali memukul stir kemudinya.

"Lagian tuh bocah ngapain sih sampe buat lo kesel kayak gini?!" Kesal Reza.

"Si Indra ada dikantor polisi!" ucap Fahmi yang terdengar sangat ketus.

"HAH?!" Reza kagetlah.

"Gak usah Hah heh hoh. Gak ada keong disini!" Please, sekarang bukan waktunya bercanda ya mi.

"Bacot bangsat! Gue harus ngasih tau si Gavin!" ucap Reza. Terus mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Gavin.

-

Setelah sampai di kantor polisi, Fahmi langsung bertanya pada polisi tentang keberadaan Indra. Dan, benar saja, Indra sedang berada di balik jeruji sel. Membuat Fahmi semakin kesal.

Polisi mengeluarkan Indra, membiarkan Indra bertemu dengan teman-temannya.

Bugh!

Fahmi menonjok pipi Indra. Kesal, tentu saja. Indra sudah keterlaluan menurutnya.

"Kenapa lo gak cerita ke gue bangsat!" Keluarlah Emosi Fahmi. Membuat Reza sekarang menahannya, supaya tidak melakukan kekerasan. Caca sudah emmandang Fahmi takut. Fahmi kalau sudah marahh besar itu serem. Gak ada kata-kata yang belepotan.

"Gue, butuh uang." balas Indra menunduk. Menahan air matanya supaya tidak jatuh.

"Kenapa lo gak bilang ke gue! Kenapa?!" kesal Fahmi matanya memerah.

"Mending lo keluar deh! Tenangin diri lo dulu. Percuma lo disini, bikin rusuh doang!" Saran Vani.

"Berisik lo!"

"Apa yang dikatain dia itu bener. Mending lo tenangin diri dulu, sekalian nungguin si Gavin." Ucap Reza menenangkan. Fahmi menatap Tajam Indra yang sedang menunduk, lalu pergi keluar.

"Za, kalo lo butuh duit bilang. Gak usah kaya gini. Lo anggep The BH itu apa?" tanya Reza.

"Nyokap bokap gue pisah. Mereka gak mau ngajak gue tinggal sama mereka. Mereka fokus sama karirnya masing-masing. Gue ditinggalin sendirian. Gue butuh uang buat ngebiayain hidup gue. Gue udah jatuh miskin sekarang." Lirih Indra.

"Kenapa lo gak cerita ke gue? Atau ke si Fahmi? Ke Si Gavinlah. Jangan sampe lo kadi pengedar kaya gini." Ucap Reza memberi saran.

"Gue malu. Gue takut, kalo gue cerita sama kalian, kalian pasti bakalan ngejauhin gue kan? Karena gue udah jatuh miskin. Secara, lo semua kaya semua." Lirih Indra membuat Reza sedikit jengkel pada Indra.

Reza menatap Indra sedikit kecewa."Lo pikir kita sahabatan cuma karena uang? Iya? Kalo emang karena uang, persahabatan kita bakalan hancur. Gak bakalan bertahan sampai sekarang." Reza memberi jeda. Reza menghela nafasnya sejenak.

"Semurah itu ya dra persahabatan kita?" Lirih Reza.

"Bukan itu maksud gue za."

"Gue ngerti Dra. Tenang aja, sebentar lagi lo pasti bakalan bebas kok." ucap Reza. Tak lama datang Polisi.

"Saudara Indra, anda kami bebaskan." ucap Polisi.

-

Fahmi mencoba meredam emosinya. Fahmi duduk di ruang tunggu.

Puk. Fahmi menoleh, dan mendapati Gavin dengan wajah datarnya. Fahmi menatap Gavin lesu.

"Vin, gue mohon, Tolong bebasin Indra." Lirih Fahmi. Gavin menghembuskan nafasnya kasar. Gavin berjalan menuju ke ruang Polisinya dan memberi jaminan untuk membebaskan Indra. Selama ada uang, disitu jalan di permudah. Cuma dinegara +62 yang bisa kaya gini. Negara santuy.

Gavin dan Fahmi menunggu mereka keluar. Fahmi langsung memeluk Indra disaat Indra keluar dengan senyuman lebarnya.

"Bangsat! Awas aja lo jadi pengedar lagi!" ucap Fahmi.

"Homo lo bazing!" ucap Indra tertawa.

"Mending lo tinggal dirumah si Gavin aja dra, dia kan tinggal sendirian. Itung-itung jadi temen ngobrol si Gavin." Saran Reza.

"Maksudnya gimana?" Tanya Fahmi bingung.

"Mending sekarang kita pulang dulu. Soalnya gak enak kalo kalian cerita disini. Kita juga sekalian mau pulang." ucap Keisha.

"Makasih ya Kei. Lo udah ngarahin jalan. Kalo keadaannya gak kaya gini, gue udah mau nampol aja si Fahmi." ucap Reza menatap Fahmi sinis.

"Naon sih!" kesal Fahmi.

"Ya lo, udah tau belum dikasih tau tempatnya dimana, eh maen dimatiin aja telponnya." Ucap Indra menjitak kepala Fahmi.

"Bacot napi!" kesal Fahmi. Mereka hanya tertawa. Mentertawakan kebodohan Fahmi. Saking khawatirnya dia tuh sama Indra.

The BH langsung pergi kerumah si Gavin. Indra menceritakan semua masalahnya. Mereka pun mengerti, alhasil Indra tinggal dirumah Gavin. Gavin mah seneng-seneng aja, jadi dia ada temen.

"Nah, udah ya. Jangan ada rahasia-rahasiaan lagi. Kita harus saling terbuka. Terus, apa gunanya sahabat kalo bukan buat tempat keluh kesah?" Ucap Gavin.

"Aing teh udah curiga ke maneh dari kemaren ya dra." ucap Fahmi membuat Indra pusing. Tapi, seenggaknya Fahmi balik lagi seperti semula.

"Sakit ya jing gue ditinju sama lo!" kesal Indra sembari memegang pipinya.

"Ya suruh saha maneh masuk penjara! Untung teu jadi narapidana maneh!" ucap Fahmi membuat Indra tertawa.

"Rasanya gue pengen nikahin mereka berdua deh Vin." Ucap Reza.

"Sama gue juga. Kayaknya Pas aja gitu kalo mereka berdua jadi suami Istri. Si Fahminya cerewet kayak emak-emak. Terus, si Indra yang kalem kayak bapak-bapak. Cocok deh pokoknya." ucap Gavin. Fahmi dan Indra menatap nmereka berdua sinis.

"Gantianlah! Masa gue sama si Fahmi mulu yang mau dinikahin. Sekarang lo sama lo lah!" ucap Indra sembari menunjuk Gavin dan Reza. Reza dan Gavin tertawa.

"Mana ada, gue sama si Reza mah cowok tulen. Gak kayak lo berdua. Belok." ucap Gavin lalu tertawa. Membuat Fahmi dan Indra gondok.

"Sabar gue punya temen macem pasien RSJ kayak gini." ucap Reza.

"Dih, THE BH mana ada yang waras sih? Kalo lo waras berarti bukan anggota kita." ucap Indra.

"Gue yang sedikit waras ya disini!" ucap Reza.

"Biasanya orang yang ngaku waras, berarti orang yang paling gila disini." ucap Gavin membuat Reza semakin kesal.

"Makana Reza, ulah banyak omong. Kena ledekan urang pan."

"BACOT LO SEMUA ANJING! KESEL GUE LAMA-LAMA. ASTAGFIRULLAH, GAK NGULANG LAGI GUE NGOMONG KASAR. KAN GUE JADI PENGEN NGOMONG KASAR." Teriak Reza.

"KASAR." Fahmi, Indra, Dan Gavin.

Mati sudah Reza.

-
Lawse gengs. Tahan emosinya😂 kasian abang Reza ngeladenin orang gak waras.
Ohiya, dichapt ini gak ada unsur romancenya yaa. Kayaknya ini tentang Friendship hehe. Karena emang kebanyakan Gavinnya sama temen-temennya.

Havefun guys💗😊

PERFECT [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang