Sudah pukul 23.45 dini hari, Gavin pun terbangun dari tidurnya. Tapi, dia tak mendapati Sheila disampingnya. Mungkin Sheila sudah pulang, itu pikir Gavin.
Gavin berjalan hendak mengambil minum, namun matanya tak sengaja melihat tulisan yang tertulis di buku Gavin. Gavin pun duduk di meja belajar dan melihat tulisan itu yang ternyata tulisan tangan Sheila.
'Cepet sembuh. Gak baik bikin orang khawatir. Kalo gak kuat sama hujan bilang. Lagian sok-sok an nyamperin gue. Lemah lo jadi cowok, gue pulang ya. Cepet sembuh vin. Lo sakit, gue juga sakit vin.'
Itu tulisan yang berada di buku Gavin. Membuat Gavin senyum-senyum sendiri. Ia pikir Sheila bakalan terus bersikap dingin, taunya Sheila itu diam-diam menghanyutkan.
Gavin pun meneruskan kegiatannya tadi, berjalan ke dapur untuk mengambil minum. Saat di dapur, ia menemukan kakeknya yang sedang duduk sambil menonton televisi.
"Kek, tidur udah malem juga. Makin tua nanti." ucap Gavin sembari menghampiri kakeknya setelah minum. Kakeknya menoleh.
"Kakek gak bisa tidur." balas Kakek.
"Gavin juga gak bisa tidur lagi kek. Main PS aja yuk?" tawar Gavin.
"Ayo."
"Kalo kakek kalah, beliin Gavin mobil ya. Kalo Gavin kalah, kakek beliin Gavin motor gimana?" Ucap Gavin.
"Beruntung di kamu, buntung di kakek. Gak ada untung buat kakek dong?" tanya Kakek.
"Yaudah, kalo Gavin kalah kakek mau apa?" tanya Gavin.
"Mau ngobrol sama pacar kamu, gimana?"
"Kek, inget umur. Kasian nenek di atas sana ngeliat tingkah laku kakek ntar." ucap Gavin.
"Ngelantur kamu, kakek cuma mau kenal sama calon istri kamu." ucap Kakek sembari menoyor kepala Gavin.
"Aku amnesia kakek tanggung jawab ya?" kesal Gavin mengusap kepalanya yang ditoyor kakek.
"Berapa sih?" balas Kakek.
"Ah udahlah jadi maen gak sih?!" kesal Gavin.
"Ayo." sahut kakek.
Merekapun bermain PS, ada yang tau permainan BASARA? Nah, mereka lagi main itu. Coba aja, berapa kali kakek kalah dan meminta di ulang. Hal itu membuat Gavin kesal bukan main. Pasalnya, sudah lima kali Gavin menang dan kakeknya tidak mau mengakui itu.
"Kek, aku udah 5 kali menang. Pokoknya beliin aku mobil baru!" ucap Gavin kesal.
"Iya deh iya, kakek kalah. Kakek ngantuk, mau tidur dulu." ucap kakek lalu pergi.
•Perfect•
Seperti biasanya, di pagi hari ini Gavin pergi sekolah tak lupa juga ia menjemput Sheila sang pujaan hatinya. Kurang apdol aja kalo berangkat gak bareng Sheila, kata Gavin.
"Pagi Sheilanya Gavin." Sapa Gavin saat berada di rumah Sheila. Sheila hanya menatap Gavin datar.
"Suratnya bagus ya, bikin aku senyum terus." Ucap Gavin lagi. Sheila hanya diam, males juga sih.
"Diem mulu sih. Aku lagi ngomong sama kamu juga." Ucap Gavin lagi.
"Ngomong apaan?" Tanya Sheila.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT [Completed]
Teen Fiction[Private Acak, Follow dulu sebelum add cerita ini ya, Maafin] "Biarin gue galak, jutek, dingin. Bukan masalah lo juga kan!?" - Sheila Anastasya "Lo Jutek, gue suka. Lo beda dari cewek-cewek biasanya." - Gavin Putra Bramantyo. Enjoy with my story guy...