Happy readings💙
"Hay Shei.." ucap laki-laki kecil itu, Sheila menoleh.
"Kamu kemana aja?" balas Sheila sembari menghambur ke pelukannya.
"Aku lagi sibuk nih. Kamu gak apa-apakan tanpa aku hmm?" tanya Laki-laki itu.
"Ish sekarang kamu itu jarang sekolah tau. Kamu gak takut gak naik kelas apa?"
"Shei, jangan pura-pura gak tau tentang penyakit aku. Aku lebih sakit liat kamu yang kaya gini shei. Jangan buat aku berat untuk ninggalin kamu shei."
"Hiks.. Aku gak mau kamu pergi hiks."
"Jangan nangis dong shei. Kamu harus percaya, walaupun aku gak ada di sisi kamu ataupun didepan mata kamu. Tapi, aku selalu ada di hati kamu sebagai orang yang sayang sama kamu."
"Jangan ngomong kayak gitu. Aku gak suka!"
-
"Ah sial!" umpat Sheila sembari terbangun dari tidurnya.
Mimpi itu datang lagi, dan membuatnya merasa sangat bersalah. Sheila mengacak rambutnya frustasi, mengerang keras. Sheila melirik jam dinding, ternyata masih jam 12 malem. Sheila pun bangun dan pergi ke dapur untuk mengambil minum.
Setelah dari dapur, Sheila melihat abangnya sedang berkutat dengan layar monitor dan kertas-kertas. Sheila pun menhampiri abangnya.
"Bang, tidur!" titah Sheila, pelan tapi bisa terdengar.
"Iya nanti, lo gak tidur shei?" tanya Ringga.
"Kebangun bang. Jangan terlalu keras bang kerjanya, gue takut lo sakit bang." ucap Sheila.
"Iya shei. Lo tidur sana, besok sekolah! Mau gue anterin de?" tawar Ringga.
"Gak usah bang. Yaudah, gue ke kamar lagi ya. Jangan tidur terlalu malem banget ya bang." ucap Sheila sembari mengecup pipi Ringga. Ringga tersenyum.
"Iya Shei." Sheila pun pergi. Sheila tidak bisa tidur lagi. Sheila bingung harus ngapain.
Sheila melihat benda yang sedang ada di atas nakas, yang sedari radi pagi ia charger tapi belum di cabut sampai sekarang. Sheila mengambil ponselnya dan memainkannya. Dia membuka aplikasi chat-nya. Dan banyak Chat di sana. Sheila malas membalasnya satu-satu, tapi ada satu chat yang Sheila pandangi terus menerus. Chat dari laki-laki yang selalu mengganggunya siapa lagi kalo bukan Gavin.
Gavin : P
Gavin : Sheila, jangan sedih terus ya nanti mataharinya redup.
Gavin : Sheila
Gavin : bales dong chat dari pangeran
Gavin : gue ganteng loh shei
Gavin : gue juga imut loh shei
Gavin : Cocok juga jadi bapak loh.
Gavin : bapak dari anak-anak kita eaaaaSheila : iya :)
Sheila tersenyum melihat chat dari Gavin. Entah mengapa orang itu selalu saja jadi moodboosternya.
Gavin : loh ayang belum tidur?
Sheila : l gk mrh?
Gavin : gue gak merah shei.
Sheila : Marah
Gavin : buat apa marah?
Sheila : oh
Gavin : Tidur sana udah malem.
/readSheila cuma meng-read chat dari Gavin. Setelah itu kembali tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT [Completed]
Teen Fiction[Private Acak, Follow dulu sebelum add cerita ini ya, Maafin] "Biarin gue galak, jutek, dingin. Bukan masalah lo juga kan!?" - Sheila Anastasya "Lo Jutek, gue suka. Lo beda dari cewek-cewek biasanya." - Gavin Putra Bramantyo. Enjoy with my story guy...