39. Baku hantam

1K 52 5
                                    

The BH sedang berkumpul di rumah Fahmi. Mereka sedang tidak bersenda gurau ataupun mengobrol. Mereka sedang asyik dengan ponselnya masing-masing. Gavin yang menyadari suasananya yang hening, langsung memperhatikan mereka.

Dimulai dari Indra yang sedang senyam-senyum sendiri. Fahmi sedang misuh-misuh gegara game. Dan, Reza dengan ekspresinya yang tak bisa dijelaskan membuat Gavin bingung.

"Za, lo ada masalah?" Tanya Gavin yang peka membuat Indra langsung menolehkan pandangannya pada Reza.

"Kalo gak ada masalah ya bukan manusia." sahut Reza.

"Gue tau anjay. Kalo ada apa-apa cerita aja." ucap Gavin sembari menepuk pundak Reza.

"Sebenernya masalah gue tuh sama kalian sih." balas Reza. Gavin, Indra dan Fahmi langsung menatap Reza dengan tatapan bertanya.

"Kenapa gue punya temen Gila macem kalian." Setelah mengucapkan itu, Reza langsung tertawa terbahak-bahak, melihat raut wajah mereka yang berubah menjadi kesal.

"Kalo bukan temen udah gue kasih ke taman lawang!" kesal Indra.

"Pas masih Sperma, si Reza kayanya sering ke jedot sama sperma lain. Makana, manehna teu jelas kaya gitu." tambah Fahmi.

"Gue No comment! Cape menghadapi kebodohan kalian yang emang sudah ke lewat batas." ucap Gavin. Membuat teman-temannya langsung menatapnya tajam.

"LO JUGA SAMANYA JING!"

-

The BH sudah pulang sejak tadi. Gavin dan Indra sudah pulang kerumahnya. Sedangkan Reza, ia malah nangkring di supermarket untuk membeli makanan ringan untuk mamahnya. Karena tadi mamahnya nitip.

Reza berjalan menuju rak makanan ringan. Dan, mengambil beberapa makanan yang mamahnya minta. Tak lupa juga ia mengambil 2 kaleng susu beruang yang memang kesukaannya dari dulu.

Selesai belanja, Reza duduk dulu di depan supermarket sembari meminum susunya. Mata Reza memicing, saat melihat seseorang yang ia kenal. Tak lain tak bukan ialah Keisha.

"Hey!" sapa Reza. Keisha langsung menoleh dan terkejut.

"A-ah h-hey." ucap Keisha gugup.

"Lo lagi ngapain disini?" tanya Reza.

"Oh, ini gue mau belanja. Biasalah, mau nyemil gue. Lo, lagi ngapain disini?"

"Gue abis beli makanan buat mamah gue. Tadi dia nitip." sahut Reza sambil meminum susunya lagi.

"Yaudah, gue masuk ya."

"Mau gue anterin pulangnya?"

"Gak usah. Gue bisa pulang sendiri. Lagian deket kok dari sini." ucap Keisha membuat Reza sedikit kesal dengan penolakannya.

"Gue gak nerima penolakan. Gue nungguin lo disini." ucap Reza, yang langsung memainkan ponselnya, mengabaikan Keisha yang terkejut dengan sikap Reza itu. Akhirnya, Keisha masuk dan mulai mengambil apa yang ia ingin.

Reza sesekali mengintip diluar, Keisha sedang mengantri. Reza menyimpan ponselnya ke saku celana dan memanaskan Motornya. Reza melihat Keisha keluar dan langsung melemparkan jaketnya pada Keisha.

"Apaan?" Keisha terkejut dan langsung menangkap jaket Reza.

"Risih gue Liatnya." ucap Reza yang memang risih melihat Keisha menggunakan pakaian yang minim bahan. Keisha langsung memakainya.

"Makasih Za."

Reza menyuruh Keisha untuk naik ke motornya dan mengantarkannya sampai kedepan rumah dengan Selamat.

-

Gavin saat ini sedang duduk, sambil menikmati segelas kopinya. Gavin lembur sekarang. Sudah pukul 2 malam, dan Gavin belum pulang karena emang kerjaannya belum kelar.

Beberapa menit kemudian, Kerjaannya selesai dan Gavin ingin segera pulang kerumahnya untuk tidur. Lelah rasanya setelah kerja seharian.

"Untung gue pinter, kakek beruntung punya cucu kaya Gavin. Udah ganteng, cerdas, dermawan pula." ucap Gavin nyeloteh sendiri.

Gavin mengendarai mobilnya dengan kecepatan biasa saja, menghindari kecelakaan karena Gavin emang sedang mengantuk. Tentunya, Gavin berhenti dulu di toko angkringan untuk membeli kopi lagi. Supaya tidak mengantuk.

Gavin iseng, menatap sekeliling. Ini sudah malam, jalanan sepi. Gavin melihat ada yang aneh disana. Seperti ada keributan, Gavin ingin menghampirinya dan menyelamatkan orang yang sedang dipukulin tersebut. Namun, Gavin mikir dua kali. Mau ngabarin the BH, ini udah malem banget, pasti mereka udah tidur.

Setelah lama mikir, Gavin memutuskan untuk menghampiri keributan itu. Ia berlari dengan cepat supaya korban tidak kenapa-kenapa.

"Punten bang, ini kenapa ya gelut-gelut kaya gini? Nanti anak orang mati gimana?" Ucap Gavin membuat orang-orang yang memukuli korban berhenti.

"Bukan urusan lo. Pergi, sebelum lo yang kuta keroyok!" ancam salah satu orang itu. Gavin menggaruk tengkuknya.

"Kalo orang itu mati, abang-abang sekalian masuk polisi nanti. Gabisa lagi mukulin orang. Mending, udahan deh mukulinnya." Ini sebenernya Gavin lagi ngapain sih?

"Banyak omong lo!" kesal abang itu yang langsung melayangkan tinjunya pada Gavin, tentu saja Gavin menghindar dan teman-teman abangnya yang lain malah ikutan mau mukulin Gavin.

"One by two dong bang. Kaya banci amat keroyokan!" kesal Gavin.

"Banyak juga ya nyali lo!" geram siabang kriwil. Yang mau memukul Gavin, Gavin punya ilmu kebal jadinya dia menghindar. Gavin mengunci area vital si kriwil dan langsung menendangnya. Si kriwil KO.

"Ayo, maju lagi bang. Belum keringetan nih." ucap Gavin ngomong dengan bergaya ala pewushu cina.  Eh, Gavin malah dikeroyok dong.

"Bangsat!" Gavin hampir kewalahan melawan mereka semua. Gavin melawan 7 orang sekaligus. 6 orang sudah tumbang, tapi Satu lagi belum. Gavin menatap orang itu dengan tatapan konyolnya.

"Bang, mending insyaf deh. Lo butuh kerjaan? Gue kasih dah. Gue orang kaya. Tenang aja." Dia sombong, masih aja ya.

"Banyak bacot lo!" Si abang gemuk nyolot. Gavin mundur dulu, menghindar tendangannya si abang gendut ini. Gavin menghindar terus-menerus. Membuat si gemuk kewalahan.

"Gimana bang? Cape? Sama saya juga. Apalagi saya baru pulang kerja udah di ajak baku hantam kaya gini. Kan niat saya baik mau nolongin korban, emang dia ngapain kalian sih bang? Sampe kalian pukulin segala."

"Dia itu tadi dateng-dateng ngancurin markas kita. Udah gitu dia ngeludahin ketua kita. Mana bisa kita terima walaupun dia mabok juga." ucap Si gemuk. Gavin tau permasalahannya.

"Yaudah, kalian maafin aja dia ya. Gue mau bawa dia kerumah sakit bang. Kasian dia udah bonyok."

"Gabisa, dia harus mati ditangan kita. Dia udah nginjek-nginjek harga diri kita." ucpa si gemuk tadi membuat Gavin sedikit malas. Gavin langsung menghampiri korban dan melihat korban itu. Sepertinya Gavin kenal.

"Ini kan si Galen? Dia kenapa dah? Ko bisa sampe mabok kaya gini?" gumam Gavin.

Gavin menoleh lagi ke si gemuk. Si gemuk sudah bersiap dengan pisaunya. Gavin terkejut.

"Jangan pake senjata dong bang. Banci amat. Tangan kosong dong."

"Ngeselin lo, gue gasuka orang banyak bacot!" ucap Si gemuk yang langsung maju.

Jleb

"Akh."

-
How are u?

Awokwok, dimohon kalau mau berkomentar pikirin perasaan aku ya hehe.

Votenya juseyoooooo

Ga aku revisi :v

PERFECT [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang