Sheila datang menghampiri Galen. Dia masih memikirkan tentang kata-kata Gavin yang bilang kalau dia menghubungi Sheila ratusan kali. Tapi, kenyataannya Sheila tidak terima satupun pesan dari Gavin.
Sheila mulai curiga kejadian tempo hari yang waktu Galen memainkan ponselnya di Rooptof usai Galen dihukum.
Sheila menemui Galen kerumahnya. Galen sedang bermain PSV diruang tengah. Ia segera menyusul Galen yang sedang fokus dan tak menyadari kehadiran Sheila.
"Woy!" panggil Sheila. Galen terkejut, dan langsung menatap tajam Sheila. Galen kalah mainnya.
"Apaan sih Shei ah. Gue kalah kan jadinya!" kesal Galen. Sheila tertawa melihat ke kesalan Indra.
"Ngakak!" Sheila tertawa. Galen malah kesal melihatnya.
"Tumben kerumah gue? Ada apa?" Tanya Galen. Sheila memberhentikan tertawanya.
"Gue mau nanya sama lo."
"Langsung tanya aja kali. Kaya ke siapa aja sih."
"Lo, yang hapus notif dari Gavin waktu di rooptofkan?" Sheila mulai serius. Galen terdiam.
"Gue mohon lo jujur len." pinta Sheila.
"Iya, Gue yang hapus." balas Galen dengan tatapan yang tajam.
"Kenapa? Kenapa lo ngelakuin itu Len?" Lirih Sheila.
"Gue gak suka lo pacaran sama dia." ucap Galen.
"Kenapa gak suka?"
"Gue sayang sama lo Shei. Gue mau lo jadi pacar gue Shei. Gue gak rela lo sama dia. Lo harus sama gue Shei." Pinta Galen terdengar egois. Membuat Sheila menatapnya tak percaya.
"Len, kita itu udah sahabatan dari kecil. Gue udah nganggep lo sodara gue. Gue gak bisa nganggep lo lebih len." ucap Sheila dengan tatapan sendunya.
"Gaada sedikitpun rasa buat gue Shei? Gue sayang sama lo Sheila!" ucap Galen lantang.
"Sadar len! Gue itu sahabat lo. Gue gak bisa nerima lo len. Lo itu udah kaya sodara gue sendiri."
"Gak Shei! Lo harus jadi pacar gue!" Perintah Galen.
"Lo jahat len. Lo jahat! Dulu, lo ninggalin gue tanpa kabar. Sekarang, lo datang dan ngehancurin semuanya." Sheila mulai menangis. Tak menyangka jika sahabatnya seegois itu.
"Gue gak suka lo lebih perhatian sama dia. Gue gak suka lo lebih ngutamain dia." ucap Galen menunduk.
"Len, lo nyadar gak sih? Gue bahkan lebih ngutamain lo dibanding Gavin. Kadang, gue sering khawatir sama lo dan ngelupain keadaan Gavin yang jelas-jelas cemburu waktu gue nanyain keadaan lu sama dia. Apa lo tau? GUE LEBIH MERHATIIN LO DIBANDING DIA! KARENA APA? KARENA LO SAHABAT GUE." Ucap Sheila dengan lantang di akhir perkataannya. Galen terdiam mendengarnya, matanya memerah dan mulai menangis.
"KENAPA LO JADI EGOIS GINI LEN?! KENAPA LO JADI KAYA GINI BANGSAT?! MANA GALEN YANG GUE KENAL DULU!" Keluar sudah emosi Sheila.
"Maafin gue Shei. Kedatangan gue bikin rumit hidup lo. Kalo emang kaya gitu, gue bakalan pergi dari lo." ucap Galen lirih sekali.
"Bukan itu maksud gue len. Gue cuma mau lo gak egois. Kita sahabat len. Kita gak bisa lebih dari itu. Gue gak mau hubungan kita hancur kaya gini. Gue gak mau." Sheila menangis tersedu-sedu. Galen menatapnya Sendu. Lalu, memeluknya dengan erat.
"Maafin gue, gue udah egois sama lo. Gue, bakalan jelasin ke Gavin. Dan, gue bakal usaha supaya lo balik sama Gavin." ucap Galen dengan senyum kecutnya. Galen paham, Sheilanya itu sudah jatuh di hati Gavin. Tak ada ruang untuk Galen.
![](https://img.wattpad.com/cover/120117111-288-k550389.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT [Completed]
Roman pour Adolescents[Private Acak, Follow dulu sebelum add cerita ini ya, Maafin] "Biarin gue galak, jutek, dingin. Bukan masalah lo juga kan!?" - Sheila Anastasya "Lo Jutek, gue suka. Lo beda dari cewek-cewek biasanya." - Gavin Putra Bramantyo. Enjoy with my story guy...