Sider = mandul
∆∆∆
Sheila memutar kedua matanya jengah. Panas kupingnya mendengar celotehan The BH di hadapannya. Sheila pun mengeluarkan sedikit suaranya.
"Berisik!" ucap Sheila dengan nada kesalnya.
"Suaranya itu loh bwangg.. Minta di kawinin." ucap Indra.
"Saolohh neng, mau aa halalin?" kidding Fahmi. Sheila berdiri lalu pergi dari hadapan mereka, menyusul teman-temannya di kantin.
"Gara-gara lo sat! Calon gue pergi kan!" kesal Gavin.
"Yeu si anjing!" balas Indra dan Fahmi. Reza hanya diam dengan tampang coolnya.
∆∆
Di kantin Sheila langsung duduk di samping Salsa yang sedang memakan bakso itu. Salsa tersenyum senang. Sheila yang melihat Salsa tersenyum seperti itu, bergidik ngeri. Takut kalau temannya itu kerasukan.
"Sal? Lo ngapa dah senyum-senyum gitu? Kek monyet tau gak!" ucap Keisha.
"Emang monyet suka senyam-senyum ya? Kok Caca gak tau sih kalo monyet suka senyam-senyum?" ucap Salsa dengan watadosnya.
"Ada kok." balas Vani.
"Siapa? Caca mau tau dong."
"Nih orangnya!" ucap Vani yang menunjuk Salsa.
"Ih jahat, Caca bukan monyet. Caca itu manusia. Vani sama Keisha jahat.. Sheila tolongin Caca.. Caca di ledekin sama mereka." ucap Salsa. Sheila memutar bola matanya jengah, gak di kelas gak di kantin sama aja. Sama-sama berisik.
"Nyesel gue kesini!" ucap Sheila lalu pergi.
"Mamam tuh.. Pergi kan tuh Sheila gue!" ucap Keisha.
"Kenapa nyalahin Caca! Kalian yang ngeledekin Caca."
"Lagian lo itu lemot banget sih! Kek kuda lagi beranak tau gak! Kuda aja gak gitu-gitu amat sih!" kesal Vani.
"Kalian ngata-ngatain Caca mulu. Caca aduin ke kak Fahmi nih." ucap Salsa.
"Yeu.. Si Fahmi emang siapa lo? Belaga manggil kakak." balas Keisha.
"Karena kata kak Fahmi, Caca suruh ngadu ke dia. Siapapun yang ngejahatin Caca harus berhadapan sama kak Fahmi. Dan karena Kei sama Vani ngejahatin Caca. Caca harus ngadu sama kak Fahmi." jelas banget sih Ca.
"Duh.. Ni anak serius kagak ya?" bisik Vani pada Keisha.
"Gue juga gak tau." balas Keisha.
"Eh.. Yaudah deh, kita minta maaf ya Salsa yang cantik." ucap Vani.
"Kalo kalian mau Caca maafin. Kalian harus teraktir Caca pokoknya." Vani dan Keisha saling bertatap cemas. Soalnya Salsa itu makannya banyak banget. Kek lagi berbadan dua gitu. Makanya, Vani dan Keisha harap-harap cemas.
"Tenang aja, Caca cuma mau makan 4 mangkok bakso kok." ucap Caca. Vani dan Keisha cengo. Menatap Salsa, Pasalnya Salsa itu banyak makannya tapi, anehnya badan Salsa itu gak gede-gede. Kan aneh?
"Yaudah iya. Kita teraktir. Tenang, Si Vani yang bayar. Tapi, lo jangan aduin ke si Fahmi." ucap Keisha. Lantas Vani menatapnya tajam.
"Loh? Kok gue doang? Kan lo juga ngeledekin si Caca gimana sih!" kesal Vani.
"Ya van, lo kan tau. Kalo duit jajan gue itu pas-pasan. Kan lo itu anak Holkay?" ucap Keisha.
"Serahlah. Gue mah selalu aja diginiin. Dimanfaatin doang sama orang yang gue sayang!" ucap Vani sekalian curhat.
"Curhat mbak?" goda Keisha.
∆∆
Sheila pergi ke belakang sekolah. Seperti biasa, ia menyendiri disana. Berharap tidak ada yang mengganggunya untuk sekarang. Tapi, Sial! Cowok pengganggu itu datang lagi, menghampiri Sheila.
Awalnya, Sheila tidak tahu kalau Gavin ada di sampingnya. Karena ia fokus mendengarkan lagu di earphonenya itu. Gavin memperhatikan wajah Sheila Dari samping. Bulu mata lentik, wajah yang mulus, pipi ramping, hidung mancung, dan bibir tebal nan sexy. Membuat Gavin tak sadarkan diri. Ia mabuk seketika melihat Sheila yang Cantik tanpa polesan apapun.
Sheila yang mulai sadar, kalau sedari tadi ia di perhatikan oleh seseorang pun langsung menoleh ke samping dan mendapati Gavin yang tengah memperhatikan dirinya. Sheila berdecak kesal.
"Apa?!" tanya Sheila galak. Gavin tercengang dan lalu nyengir.
"Lo cantik juga ya." ucap Gavin. Sheila memutar bola matanya kesal. Cape jika harus terus di ganggu oleh cowok itu.
"Berhenti ganggu gue bisa gak?" pertanyaan Sheila menohok hatinya.
"Nggak." balas Gavin dengan senyumannya. Sheila menaikkan sebelah alisnya seolah ia bertanya.
'Kenapa?'
"Karena lo beda dari cewek-cewek yang lain. Lo jutek, dingin, dan galak. Tapi, gue mulai suka sama lo. Coba aja waktu itu lo kayak cewek-cewek lain. Mungkin gue gak akan ganggu lo." balad Gavin.
"Kenapa harus gue?" Sheila Tablo, bego, goblog, apa gimana sih?
Untung sayang,- Gavin.
"Kan udah gue kasih tau. Karena lo beda pinter." ucap Gavin lalu mengucap puncak kepala Sheila.
"Jangan sentuh gue bangsat!" ucap Sheila.
"Kenapa sih lo gak suka disentuh?" tanya Gavin.
"Bukan urusan lo! Stop ya ganggu hidup gue! Gue cape. Gue butuh hidup gue kembali kaya dulu. Tanpa ada lo yang ganggu hidup gue! Ngerti kan?"
"Tapi, sayangnya gue gak bisa ngelakuin itu. Kayaknya susah buat gue ngelakuin itu." balas Gavin.
"Kenapa?!" kesal Sheila.
"Karena lo beda dari cewek-cewek biasanya." selalu itu :))
"Sekali lagi lo ngomong gitu, gue gampar muka lo!" kesal Sheila yang sudah di ubun-ubun itu.
"Karena lo itu beda dari cewek-cewek biasanya." ucap Gavin menantang Sheila. Sheila kesal dan langsung meninju perut Gavin.
"Gue gak main-main ya. Gue males ngadepin cowok lemah kayak lo!" bentak Sheila. Gavin tengah memegang perutnya. Tinjuan Sheila tidak ada apa-apa baginya.
"Segitu doang Shei? Tinjuan lo gak berasa apa-apa!" ucap Gavin.
"Lo kok ngeselin banget sih!?" geram Sheila.
"Tapi, ngangenin. Gue udah tau itu. Dan gak perlu di perjelas lagi!" pede Gavin.
"Banyak bacot lo bangsat!" ucap Sheila. Gavin membekap mulut Sheila dengan tangannya.
"Nakal ya mulut lo." ucap Gavin. Sheila menepis tangan Gavin dari mulutnya.
"Sekali lagi lo sentuh gue! Jangan harap lo bisa jalan lagi! Ngerti?!"
"Kok gue gemes ya sama lo?" tanya Gavin.
"Ck. Anjing emang!" kesal Sheila. Dia sudah frustasi menghadapi Gavin.
"Lo kalo lagi galak gemesin ya, minta di cium."
∆∆∆
Hello. Salam dari istrinya Hyungwoon Monsta X❤
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT [Completed]
Ficção Adolescente[Private Acak, Follow dulu sebelum add cerita ini ya, Maafin] "Biarin gue galak, jutek, dingin. Bukan masalah lo juga kan!?" - Sheila Anastasya "Lo Jutek, gue suka. Lo beda dari cewek-cewek biasanya." - Gavin Putra Bramantyo. Enjoy with my story guy...