23. Baikan.

1.7K 81 3
                                    

"Marah sama lo itu gak bisa lama. Kenapa ya? Mungkin, gue emang sebucin itu sama lo."

-

Gavin sekarang sedang berada di ruang BK. Karena, dia melakukan pelanggaran. Dia di sangka merokok di belakang sekolah.

"Jujur sama gue! Lo ngerokok kan di belakang sekolah?" tanya Pak Gio guru BK di sekolah ini. Umur pak Gio belum terlalu tua, jadi jiwa mudanya masih ada.

"Nggak pak, bukan gue seriusan deh." ucap Gavin.

"Terus kenapa badan lo bau rokok? Mau ngelak lagi lo?" tanya Pak Gio lagi.

"Dibilang bukan gue, ya bukan gue! Susah amat di kasih taunya! Di pecat tau rasa lo!" kesal Gavin lalu pergi keluar dari ruang BK.

Gavin berjalan dengan perasaan yang lumayan jengkel. Dan kemudian Gavin gabung duduk bersama gengnya. Siapa lagi kalo bukan The BH kan?

"Muka lo serem amat pak." ceplos Indra.

"Kenapa lo?" tanya Reza.

"Gak apa-apa." jawab Gavin.

"Lo bukan cewek!" balas Reza.

"Apaan si! Ribet amat. Makan dah sepuas kalian, gue traktir. Lagi kesel gue!" ucap Gavin.

"Enak juga kalo lo lagi kesel vin." ucap Indra.

"Sering-sering weh maneh kie Vin." ucap Fahmi yang langsung pergi bersama Indra ke tukang donat.

"Lo kenapa?" tanya Reza yang masih waras.

"Di tuduh ngerokok gue! Gila aja, cium bau asapnya aja gue batuk apalagi ngerokok kali!" kesal Gavin.

"Yaudahlah, jangan terlalu dipikirin." balas Reza.

-

Bel pulang sekolah, Gavin hendak mengajak Sheila pulang bareng. Tapi, Sheila malah pulang sama Galen. Meninggalkan Gavin yang hanya menatap mereka tajam. Sheila tak menyadari itu. Karena, Sheila terlalu senang untuk menyadari kalau Gavin cemburu.

"Shei, pulang yuk?" ajak Gavin.

"Duh Vin, gue pulang sama Galen. Lo sendiri gak apa-apa kan? Gue duluan ya vin. Dadah" ucap Sheila sembari melambaikan tangannya.

"Cuma hari ini kok vin, berbaik sangka aja dulu. Sheila sayang kok sama lo." ucap Gavin.

"Dih stres masnya ngomong sendiri." ucap seorang perempuan. Gavin merotasikan matanya.

"Bodo. Gara-gara lo gue jadi di tuduh ngerokok!" kesal Gavin.

"Suruh siapa lo ngebuang rokok gue?"

"Serah lo! Gue mau pulang!" ucap Gavin.

"Nebeng dong gue, gak ada tebengan nih. Duit gue abis." ucap Bunga.

"Yaudah ayo." Gavin mah pasrah aja dah. Meski banyak yang berkomentar ini itu tentang pulang barengnya Gavin dan Bunga. Gavin tidak apa-apa, ia terima saja. Toh, Gavin cintanya sama Sheila.

Selama diperjalanan, tak ada yang memulai pembicaraan. Mereka hanya berdiam, Gavin terlalu males ngomong. Karena pikirannya sudah terisi penuh oleh Sheila. Sampai saat Bunga menepuk pundak Gavin dan menyuruhnya berhenti.

"Apaan sih!" kesal Gavin.

"Udah nyampe anying! Kejauhan amat si." Bunga Tak kalah kesal.

"Masih untung gue mau nganterin lo!"

"Yaudahlah, makasih yo!" ucap Bunga. Gavin mengangguk dan langsung pergi.

•Perfect•

PERFECT [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang