Sheila tersenyum sepanjang hari. Membuat teman-temannya menatapanya horror, tak biasanya Sheila seperti ini. Biasanya, Sheila selalu murung dan tak pernah tersenyum. Bahkan, julukan Princess ice nya pun hampir balik lagi.
Reza melihat Sheila seperti itu langsung mencoleknya. Membuat Sheila menoleh.
"Kenapa sih? Senyam-senyum mulu? Lo gak kesambetkan?" tanya Reza agak merinding sih liatnya.
"Hah? Nggak, hehe. Lo baik-baik aja kan za? Makasih ya udah donorin darah lo buat Gavin." ucap Sheila tak lupa dengan senyumannya. Reza semakin merinding, Indra malah menepuk pundak Reza, dan membuatnya kaget.
"Lo kenapa dah? Macem orang naber." ucap Indra cengengesan bersama Fahmi.
"Itu dia senyam-senyum mulu, kesambet kayanya." sahut Reza. Fahmi memegang kening Sheila.
"Eh pantes atuh senyam-senyum wae, orang otaknya lagi miring." ucap Fahmi membuat Sheila jengkel dan langsung menabok pipi Fahmi. Membuat Fahmi meringis.
"Nyeri atuh neng geulis." sinis Fahmi. Dia kesal.
"Ya kali otak gue miring, yang ada otak lo yang miring." kesal Sheila menatap Fahmi sembari melotot.
"Yaudah, jelasin deh lo kenapa?" tanya Reza melerai perdebatan Fahmi dan Sheila. Indra mah kalem, cuma ngeliatin aja.
"Palingan balikan sama Gavin." sahut Indra santai, membuat Fahmi dan Reza menganga tak percaya.
"Eh beneran?" tanya Fahmi, Sheila tersenyum senang.
"Pantesan hari ini macem orang gila. Ternyata udah balikan toh." sahut Reza.
"Ngeselin juga ya lo." ucap Sheila menatap Reza sengit.
"Bu Eka dateng, balik ke tempatnya masing-masing." titah Agung, selaku ketua kelas yang langsung dituruti oleh para siswa.
-
Keisha sedang bersama Sheila, Vani dan Caca. Mereka sedang makan bersama, biasalah para cewek kalo lagi kumpul pasti pada gosip. Sheila mah cuma bagian ngedengerin, yang ngegosip mah Vani sama Keisha. Caca? Dia mah mana ngerti. Paling angguk-angguk doang, kalo gak ngerti nanya sama Sheila.
"Lo tau gak sih? Si Erin, kelas 10 IPA 1, dia macem cabe banget. Udah mah baju di kecilin, rok di pendekin, bibir udah kaya makan darah, rambut di warna kaya gitu. Cih, emang yah adek kelas sekarang songong-songong." ucap Vani yang kesal sama adek kelasnya.
"Bener banget gila, gue rasa bukan dia doang. Tapi teman-temannya juga kayak gitu. Dih, gue gedeg banget liatnya. Awalannya doang kalem, kesininya malah pada songong. Pas lewat di depan gue bukannya nyapa, eh malah pada nyelonong aja. Mana jalannya agak busung lagi." sahut Keisha. Dia sama kesalnya dengan Vani. Caca menatap Vani dan Keisha.
"Bukannya kalian juga sama kaya Si Erin ya? Kalian juga kan bajunya di kecilin, rambut juga diwarnain terus bibir kalian juga gak jauh beda sama mereka." ucap Caca membuat Vani dan Keisha sedikit malu.
"Ya seenggaknya gue udah senior disini." sahut Vani sedikit tak terima. Sheila yang awalnya hanya mendengar, kini ia angkat bicara.
"Ya gimana mereka nggak kaya gitu, orang seniornya juga nyontohin gak baik ke mereka yang otomatis bakalan di ikutin sama mereka. Jadi, jangan salahin mereka yang songong sama kalian. Salahin kalian yang ngasih contoh kurang baik buat mereka." jelas Sheila membuat Vani dan Keisha bungkam.
"Tapi kan gue cuma mau ngikutin trend disini." sungut Keisha. Vani mengangguk setuju.
"Mereka juga sama, mau ngikutin trend disini. Jadi, lo berdua ngaca dulu sebelum nilai orang lain. Kayak diri lo berdua bener aja sih." sindir Sheila.
"Iya iya, ngomong sama lo mah gak akan kelar Shei." ucap Vani berdecak kesal. Sheila mah cuma nyengir aja ngeliatnya.
"Guys, gue mau curhat nih." ucap Keisha, yang lain mah diem aja.
"Kok diem aja sih? Gue mau curhat loh."
"Gue maunya kue cucur." balas Vani.
"Cucur bukannya yang nyembur keluar ya?" sahut Caca.
"Kencur bukan?" balas Vani.
"MANCUR ANJER." kesal Sheila.
"Kalian jahat sama Ratu." ucap Keisha sok drama, membuat yang lainnya kegelian.
"Mau curhat apa nih?" tanya Caca tiba-tiba.
"Tapi, jangan kasih tau siapa-siapa ya?"
"Iya, nggak Caca kaish tau siapa-siapa." yang lain mengangguk.
"Kayaknya, gue suka deh sama si Reza." bisik Keisha.
"WHAT?!" mereka bertiga malah kaget.
"Kalem dong, gue kaget nih." kesal Keisha.
"Sejak kapan?" tanya Sheila.
"Sejak dia minjemin jaketnya ke gue. Sumpah, setelah kejadian itu gue sama dia jadi sering ketemu. Terus, gue malah ngerasa sekarang deket banget sama dia." ucap Keisha.
"Cieeee.." ucap Vani menggoda Keisha.
"Caca sama kak Fahmi juga sering kok kaya gitu." ucap Caca.
"Iya sering, tapi sampe sekarang lo berdua malah ngegantung gitu." sarkas Vani.
"Selagi mereka berdua komitmen, buat apa pacaran? Ye gak?" ucap Keisha.
"Keisha bener." Setelahnya mereka malah ketawa.
-
Bel pulang sekolah, Sheila langsung ke Rumah Sakit untuk melihat keadaan Gavin. Sheila berjalan menyusuri koridor dan setelah bertemu dengan ruangan Gavin, Sheila langsung masuk ke kamarnya.
"Vin?" panggil Sheila.
"Iya?" sahut Gavin.
"Gue kira udah pulang."
"Emang gue udah boleh pulang?" tanya Gavin dengan wajah yang berbinar.
"Belum, lo belum terlalu pulih. Nanti mungkin besok lo boleh pulang." ucap Sheila membuat Gavin mencebikkan bibirnya.
"Nih, gue bawa jeruk. Di makan ya." ucap Sheila.
"Suapin dong." pinta Gavin dengan wajah memelasnya. Sheila tak tega, akhirnya pun mengupaskan jeruk untuk Gavin.
"Gimana sekolahnya?" tanya Gavin disaat Sheila sedang mengupas jeruknya.
"Sekolah masih ada disana kok, gak kemana-mana. Lo masih bisa liat keadaan sekolah lo." sahut Sheila membuat Gavin tercengang.
"Maksudnya gimana?" Gavin bingung.
"Lo nanya keadaan sekolahan lo kan?"
"Bukan itu maksud aku sayang." Gavin gemas, terus menjawil hidung Sheila. Membuat Sheila mati kutu. Dia malah salting.
"Ish, udah nih. Makan jeruknya." Sheila menyodorkan jeruknya pada Gavin.
"Suapin, Aaaa." Gavin membuka mulutnya, memberi kode agar Sheila memasukkan jeruknya kesana.
Sheila dengan senang hati menyuapi Gavin walaupun cuma sebuah jeruk, tapi itu sudah membuat Sheila bahagia, Gavin pun sebaliknya.
"Shei, aku sayang kamu." ucap Gavin tiba-tiba membuat Sheila langsung tersipu malu.
"A-aku ju-juga sayang kamu."
"Kamu kerasukan azis gagap ya?" ejek Gavin, membuat Sheila kesal.
"Ish Gavin mah." Sheila merengut kesal.
"Ya abisnya kamu gemesin sih kalo gugup gitu, kan aku jadi pengen makan kamu." ucap Gavin dengan tatapan konyolnya. Membuat Sheila sangat ingin menampol Gavin.
"Ngeselin banget sih, awas aja kalo sembuh. Gue tendang lo ke Amerika." kesal Sheila.
"Boleh boleh, nanti aku ketemu cewek-cewek cantik disana. Kan di Amerika banyak banget tuh bule. Bukan banyak lagi, hampir semuanya bule." goda Gavin.
"Ish Gavin!!!"
-
I'm back guys :v how are u?
Balik lagi nih, membawa keju hahaHargai ya guys :v
Votmentnya jangan lupa :v
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT [Completed]
Fiksi Remaja[Private Acak, Follow dulu sebelum add cerita ini ya, Maafin] "Biarin gue galak, jutek, dingin. Bukan masalah lo juga kan!?" - Sheila Anastasya "Lo Jutek, gue suka. Lo beda dari cewek-cewek biasanya." - Gavin Putra Bramantyo. Enjoy with my story guy...