"Es batu perlahan-lahan akan mencair, ketika hangat menerpa. Sama halnya dengan sikap akan perlahan-lahan berubah ketika kita bersama."
-
Sekarang Sheila sedang berada dikantin bersama manusia-manusia kekurangan otak. Sheila mending ke perpustakaan daripada ke kantin bareng orang-orang itu. Cuma ngabisin waktu, gak guna.
"Dra, mayan juga ya kita dapet pulpen." ucap Fahmi.
"Iya, gak sia-sia gue ke kolong meja orang." sahut Indra.
"Itu sama aja maling tolol!" ucap Gavin.
"Kadang gue bingung sama lo pada!" ucap Reza kepada Indra dan Fahmi.
"Kenapa?" sahut Indra dan Fahmi.
"Pulpen tinggal beli, paling mahal cum goceng. Lo jajan 7 kali lipatnya dari harga pulpen! Ngapain pake maling sih?" ucap Reza tak habis pikir.
"Za, gini yah. Ini bukan maling, tapi ini kita lagi usaha. Biar menghemat pengeluaran ini teh." ucap Fahmi.
"Hemat sih hemat. Tapi, ya jangan sampe maling juga tolol." kesal Gavin sama temannya itu.
"Biarlah, aa Indra sedang merenungkan semuanya." ucap Indra.
"Abdullah nama ayahnyaa~" Fahmi sholawatan nih ceritanya.
"Aminah ibundanya~" sahut Indra.
"Abdul tholib pamannya~" sahut Gavin.
"Abu thalib kakeknya~" sahut Reza.
"Khadijah istri setia~" sahut Fahmi
"Yuk main yuk?" sahut Indra.
"THE BH MANUSIA TERGOBLOK!" sahut Sheila ngegas. Kesal dia tuh sama ke goblokan mereka.
"Si neng ngegas." ucap Indra. Sheila memutar bola matanya jengah.
"Gak bawa gas dia." sahut Reza yang gak tau kenapa tiba-tiba ikutan goblok.
"Ngapain bawa-bawa gas, berat. Mending bawa hati, buat gue. Ya gak?" ucap Gavin.
"Gak." sahut Sheila. Kemudian datang Keisha, Vani dan Caca.
"Hai kak Fahmi." sapa Caca.
"Hai juga Caca." ucap Fahmi sok cool di depan Caca.
"Sok cool, ewh." ucap Vani Jijik.
"Dih, cabe ngapain disini?" sinis Fahmi.
"Bangsat ya lo! Dasar banci!" kesal Vani.
"Gue gak banci! Dasar cabe loak lo!" Kesal Fahmi.
"Apa-apaan sih. Ribut mulu, kaya setan!" Ucap Keisha.
"Temen lo bawa gih ke tanah abang, biar di jual murah disana." Ucap Fahmi.
"Heh anjing! Ke taman lawang sana lo mangkal!" Ucap Vani.
"Ribut aja terus, lanjutkan!" Sahut Indra juga kesal.
"Banyak bacot banget sih!" kesal Reza. Sheila langsung pergi. Pusing dia mendengar Vani dan Fahmi ribut. Kupingnya panas.
Sheila pergi ke perpustakaan, mencari buku pelajaran Kimia yang ingin dia baca. Entah kenapa, sekarang dia sangat ingin baca buku Kimia.
Sheila mengambil buku Kimianya dan duduk di pojokan perpustakaannya. Sheila membaca dengan tenang dan tekun. Tak peduli dengan keadaan sekitarnya.
Saat sedang asyik membaca buku, seseorang dengan cengiran kudanya duduk di depan Sheila. Mengganggu konsentrasi Sheila saja.
"Apa?" tanya Sheila.

KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT [Completed]
Teen Fiction[Private Acak, Follow dulu sebelum add cerita ini ya, Maafin] "Biarin gue galak, jutek, dingin. Bukan masalah lo juga kan!?" - Sheila Anastasya "Lo Jutek, gue suka. Lo beda dari cewek-cewek biasanya." - Gavin Putra Bramantyo. Enjoy with my story guy...