"Biarin gue yang naggung, lo gak usah. Sakit nanti, gue juga yang berat."
•Perfect•
Sedari tadi Sheila bertanya kepada Gavin. Sheila penasaran, Gavin bakalan bawa Sheila kemana. Tapi, Gavin malah ngediemin Sheila dan jawabannya cuma senyum doang. Kan makin bikin Sheila penasaran.
Tak berapa lama, mobil Gavin terhenti. Gavin pun menghadapkan diri ke arah Sheila.
"Aku tutup matanya ya sayang." ucap Gavin.
"Loh? Kok ditutup? Kenapa?" tanya Sheila.
"Nanti juga kamu bakalan tau. Aku tutup ya matanya." ucap Gavin sembari mengambil kain disaku celananya dan mengikatkannya ke mata Sheila.
Hening. Tak ada bunyi apa-apa. Hanya terdengar bunyi orang yang sedang membuka pintu mobil.
Sheila pikir Gavin bakalan bukain pintu mobilnya dan membawa Sheila ke tempat yang romantis. Tapi, pikiran Sheila meleset. Gavin tak kunjung membukakan pintunya.
"Vin?" panggil Sheila, tak ada sautan dari Gavin.
"Vin? Lo masih disana kan? Gue buka ya penutup matanya." masih gak ada jawaban.
"Vin? Jangan bikin gue takut." Sheila panik. Dan akhirnya membuka penutup matanya dan tidak menemukan Gavin disana.
"Vin, jangan bercanda. Gak lucu sumpah Vin." ucap Sheila.
"GAVIN!" Panggil Sheila teriak. Tapi, masih belum ada sautan.
"Masa Gavin ninggalin gue?" gumam Sheila.
Sheila mencoba mencari keberadaan Gavin di dalam mobil. Dan Gavin gak ada disana. Sudah setengah jam lebih seperapat, Gavin masih belum balik juga. Sheila makin gelisah, dan berakhir Sheila mencari Gavin ke hutan. Iya, Gavin meninggalkan Sheila di hutan. Gelap, gak ada penghuninya.
"Si Gavin kemana si!" kesal Sheila. Sheila mengelilingi hutan.
"Kok tempatnya kayak familiar gitu ya? Gue kayaknya pernah kesini deh." Sheila bermonolog ria.
"Ah bodo amat. Si Gavin kemana sih?" kesel Sheila tuh. Udah gondok.
"Katanya mau bikin gue seneng malem ini, eh malah ditinggalin. Basi banget anjing!" sudah emosi dia.
"Tau gitu gue diem dirumah aja. Daripada kayak gini, gak jelas mau kemana juga. Mending dirumahlah ti--Mphhhhhh" oke gengs. Mulut Sheila di bekap. Dan Sheila gak pingsan. Sheila juga gak tau mereka siapa, karena di keadaan gelap seperti ini dia gak bisa melihat wajah mereka. Palingan cuma siluetnya aja. Sheila meronta-ronta minta di lepasin, tapi tak kunjung dilepasin. Sheila dibawa ke suatu tempat oleh dua orang yang membekap Sheila tadi.
"Lepasin anjing! Mau bawa gue kemana hah?!" Sheila semakin emosi lah.
"Maen dulu sama aa neng, supaya barokah." suara bariton orang yang membekap Sheila.
"Lepasin! Maen apaan sih! Kayak anak kecil aja lo pada suka maen." ucap Sheila.
"Udah neng, ikut kita aja. Nanti ena kok." suara orang yang membekap Sheila lagi.
"Tapi neng, matanya harus ditutup."
"Kok ditutup? Buat apaan?" tanya Sheila.
"Bego, ngapain pake ngomong!" ucap Orang yang satu lagi.
"Kan supaya sopan, ini cewek."
"Kitakan pura-pura nyulik goblok! Kok lo goblok sih ah!" kesal Orang yang membekap Sheila. Sheila bingung dong sama sifat dua penculik ini.
"Udahlah, ikut gue sekarang!" ucap Penculik yang diem aja daritadi langsung membawa Sheila ke tempat yang Sheila gak tau karena mata Sheila ditutup.
Kurang lebih 10 menitlah mereka dijalan dengan perdebatan penculik yang aneh. Tak lama mata Sheila dibuka, terang sampe buat mata Sheila silau. Sheila mencoba membiasakan matanya dengan terangnya lampu disana.
Sampai dimana, Sheila merasa terharu dengan pemandangan di depannya. Disana ada Gavin yang sedang memegang kue ulang tahun dan teman-temannya.
"Eit jangan nangis dong." ucap Gavin. Sheila malah semakin nangis.
"Aduh, seriusan deh gue gak bisa ngapus air mata lo. Kan gue lagi megang kue. Sini aja nangis di pundak gue." ucap Gavin. Sheila malah menoyor kepala Gavin.
"Za, pegangin kuenya dong." titah Gavin dan memberikan kuenya kepada Reza.
Gavin menghampiri Sheila menghapus air mata Sheila dengan ibu jarinya.
"Hey, gak usah nangis. Gue gak mau liat lo nangis lagi. Walaupun lo nangis bahagia pun gue gak mau. Gue cuma mau liat lo senyum. Tapi, senyumnya ke gue doang." ucap Gavin posesif. Membuat yang ada disana mencibir.
"Ini kejutan dari aku buat kamu Shei. Aku gak mau kamu ngerasa sendirian. Aku gak mau kamu terlalu merasa terkekang karena pacaran sama aku. Terserah kamu mau berteman sama siapa, yang penting hati kamu utuh buat aku." si Gavin malah nyindir.
"Gimana? Suka gak kejutannya?" tanya Gavin. Sheila mengangguk dan memeluk Gavin. Gavin membalas pelukan Sheila. Sheila tersenyum bahagia. Mereka melupakan keberadaan teman mereka.
"Cuma jadi kamcong disini juga." ucap Indra.
"Iya dra. Nyesel urang jug dateng, pake acara jadi penculik lagi." ucap Fahmi.
"Lo bego! Untung tadi gak ketauan tadi yang nyulik kita!" ucap Indra.
"Atuhda kan supaya sopan." Fahmi nyengir.
"Lagian, ngajak si banci ya mana bisa di andelin." ucap Vani.
"Heh, diem maneh cabe." ucap Fahmi.
"Mulai deh." sahut Reza malas.
"Anjir, gue bukan cabe!"
"Aing juga bukan banci!"
"Heh! Lo itu mirip banci. Cewek aja lo lawan!" ucap Vani ngotot.
"Lo cabe-cabean! Bibir merah, rambut gimbal kayak anak ayam lagi warnanya. Minta dijambak aja lo!" Fahmi juga ngotot.
"Nahkan mulai julid! Dasar banci! Beraninya lawan cewek!" kesal Vani.
"Bodoamat, cewek kayak lo mah gak pantes di diemin." ucap Fahmi.
"Fahmi jangan kasar sama Vani, dia kan temen Caca." ucap Caca.
"Temen Cacanya Nakal minta di hujat." ucap Fahmi.
"Ngapa pada ribut mulu sih? Kita kan lagi party, mumpung gratisan." ucap Indra.
"Ya otak lo kalo nggak maling ya gratisan." sahut Reza.
"Daripada lo? Otak buku." ucap Indra.
"Mending otak buku daripada otak kaku. Pinter kagak, beloon iya." ucap Reza. Savage bung.
"Iya tau yang pinter mah, gue mah apa atuh. Cuma buih-buih disungai."
"Garing sia pentol korek!" teriak Fahmi.
"Ribut mulu sih, makan aja mendingan. Kan ena, perut kenyang hatipun senang." ucap Keisha.
"Da otak lo makanan mulu." ucap Vani.
"Biarin, daripada lo? Gaya mulu." balas Keisha.
"Sialan!" balas Vani.
-
Maaf sedikit ya, lagi sibuk banget.
Ayo votment, biar aku semangat ngetiknya.
Ohiya yang mau berteman sama aku follow aja ig aku @cuplinameeeee_Votmen oke. Terus jangan panggil aku author panggil aku cupli atau kakak aja
![](https://img.wattpad.com/cover/120117111-288-k550389.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT [Completed]
Teen Fiction[Private Acak, Follow dulu sebelum add cerita ini ya, Maafin] "Biarin gue galak, jutek, dingin. Bukan masalah lo juga kan!?" - Sheila Anastasya "Lo Jutek, gue suka. Lo beda dari cewek-cewek biasanya." - Gavin Putra Bramantyo. Enjoy with my story guy...