"Maka dari itu, biarin hati gue nyembuhin hati lo yang memudar Shei." Ucap Gavin sambil natap serius Sheila. Sheila tau dari tujuan pembicaraan Gavin ini kemana, jujur saja lidah Sheila kelu.
"Shei, jangan nyuruh gue pindah hati. Hati gue udah stuck di elo." Ucap Gavin lalu pergi meninggalkan.
Sheila paham keadaan Gavin sekarang, Sheila sengaja tak mengejar Gavin karena mungkin Gavin butuh waktu untuk sendiri. Sheila tak ingin melukai hati Gavin. Tapi, mau gimana lagi? Sheila masih tak ingin kejadian dahulu terulang lagi.
Gavin, laki-laki yang selalu mengganggunya setiap waktu dengan ocehannya yang kurang berfaedah, petakilan, ceroboh, bego tapi Gavin selalu ada buatnya. Sheila yang awalnya merasa terusik karena sering diganggu Gavin. Kini mulai terbiasa dengan kehadiran Gavin.
"Gue bodoh." Gumam Sheila lalu pergi melanjutkan jalan ke rumahnya.
-
"Gue pulang." Ucap Sheila setelah sampai dirumahnya. Terlihat ketiga kakaknya yang sedang berkumpul di ruang tamu. Dan Sheila pun ikut kumpul disana.
"Baru pulang dek? Kok lesu gitu?" Tanya Ferdi.
"Keliatannya?" Jawab Sheila.
"Singkat banget jawabannya." Ucap Ferdi.
"Udah tau pertanyaannya udah ada jawabannya." Ucap Sheila. "Ohiya, tumben kalian ngumpul? Ada apa?" Tanya Sheila.
"Biasa, lagi ngumpulin pengalaman." Balas Gunawan.
"Ohh.." Balas Sheila.
"Sekarang, tinggal pengalaman lo nih yang belum diceritain." Ucap Ringga.
"Pengalaman gimana sih?"
"Pengalaman hari ini Shei, adikku sayang." Ucap Ringga yang geram.
"Kejadian hari ini?" Tanya Sheila. Gunawan udah nyebut dari tadi. Kenapa adiknya bisa bego kaya gini?
Ringga, udah nyakar-nyakar sofa karena kesal
Ferdi, dia udah geleng-geleng kepala gak tau lagi harus gimana.
"Oh hehe.." Sheila nyengir. Abangnya kaget.
"SHEILA!?!" Ucap ketiga abangnya yang membuat Sheila nyebut. Kenapa abang gue kayak gini.
"Ini Sheila seriusan?" Ucap Ferdi sambil menatap Sheila tajam.
"Ha? Sheila balik lagi?" Ucap Ringga.
"Alhamdulillah Ya Allah engkau telah mengembalikkan keadaan adikku ini." Ucap Gunawan sambil meluk Sheila. Dan habis itu Ringga dan Ferdi ikut memeluk Sheila.
"Sesek bego! Woy engap ini." Ucap Sheila. Dan, mereka melepas pelukannya.
"Lo udah berubah lagi alhamdulillah, lo udah move on kah?" Tanya Ringga.
"Gue pengen cerita nih bang." Ucap Sheila. Abangnya diem.
"Jawab bego. Gue gak boleh cerita nih? Yaudah gue ke kamar nih." Ucap Sheila.
"JANGAN!?" Mereka bertiga kompak banget Heran :')
"Yaudah, lo cerita aja." Ucap Ferdi.
"Iya, cerita yang panjang deh. Gue rela dengerin lo dari pagi sampai pagi lagi." Ini Ringga, iya, dia emang hiperbola orangnya.
"Cepetan cerita!" Ucap Gunawan.
"Sabar monyet." Ucap Sheila kesal.
"Jadi gini nih, si Gavin tadi marah sama gue bang. Dia marah karena gue nyuruh dia jadian sama temen gue. Dan dia, bilang jangan nyuruh dia buat pindah hati. Terus, dia pergi ninggalin gue gitu aja. Gue biarin dia pergi. Karena, gue tau dia pasti kecewa sama gue. Dan, lo tau bang? Kayaknya gue mulai suka sama Gavin." Curhat Sheila panjang lebar."Lo seriusan udah Move on dari sahabat lo de?" Tanya Ferdi.
"Gak baik juga bang berteman sama masalalu." Balas Sheila.
"Terus, Si Gavin gimana itu?" Ringga yang khawatir keadaan Gavin.
"Ya dia pergi gitu aja. Gue tau sih, gue udah ngecewain dia. Jadi, gue harus gimana?" Tanya Sheila.
"Gini aja de, lo liat besok kalo si Gavin diemin lo. Berarti dia lagi marah sama lo." Ucap Ringga.
"Nanti gue liat deh pake teropong sekalian." Ucap Sheila. Geram Sheila tuh sama kakaknya yang satu ini. Dimana-mana orang marah itu pasti bakal ngediemin orang yang dimarahin.
"Menurut gue, lo harus minta maaf sama dia. Karena, ini salah lo. Lo yang mulai jugakan? Dan lo harus tanggung jawab sama perbuatan lo, lo udah bikin anak orang kecewa." Ucap Ferdi. Panutan emang.
"Tambahan dari gue, si Gavin udah baper sama lo. Dan lo juga sama. Kenapa lo gak omongin ini baik-baik sama dia?" Tanya Gunawan.
"Menurut gue sih ini rumit. Temen lo suka kan sama si Gavin? Nah, kalo temen lo suka sama dia dan tau kalo lo sama si Gavin jadian gimana? Apa dia gak bakalan ngambek?" Tanya Ringga. Tumben bener.
"Nah maka dari itu bang, gue pusing." Ucap Sheila.
"Yaudah, lo minta maaf dulu sama si Gavin. Urusan dimaafin atau jadian itu urusan nanti." Titah Ferdi.
"Oke, gue bakalan lakuin. Yaudah ya bang gue mau mandi." Ucap Sheila lalu berdiri.
"Eh Shei, lo jangan berubah lagi ya." Ucap Ferdi.
"Iya, jadi Sheila yang kaya gini lagi. Yang terbuka sama kita." Ucap Ringga.
"Yang selalu cerita apapun semua masalah lo ke kita." Ucap Gunawan.
"Iya bang, kan cuma kalian yang gue punya sekarang. Kalo gue terus jutekkin kalian, gue gak akan bisa ngerasain kebahagiaan kaya gini bang." Ucap Sheila. Lalu memberi kode supaya ketiga abangnya itu untuk memeluknya.
"Sheila sayang sama kalian."
--
Dan ini adalah awal dari perubahan Sheila :) see you guys
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT [Completed]
Dla nastolatków[Private Acak, Follow dulu sebelum add cerita ini ya, Maafin] "Biarin gue galak, jutek, dingin. Bukan masalah lo juga kan!?" - Sheila Anastasya "Lo Jutek, gue suka. Lo beda dari cewek-cewek biasanya." - Gavin Putra Bramantyo. Enjoy with my story guy...