35.

1.5K 72 9
                                    

"Apa yang lebih sakit dari ditinggalin orang yang disayang? Ditinggalin sama orang yang selalu ada."

-

Disinilah sekarang mereka, Di rooftop sekolah. Gavin, Indra, Fahmi dan Reza sedang duduk melingkar seperti ular yang melingkar di atas pagar.

Fahmi menatap Gavin dengan tatapan yang berbinar. Pertanda kalau Fahmi kagum dengan Gavin, tapi kagum dalam artian yang baik ya. Bukan menjurus ke arah sana.

"Eh maneh teh sumpah ya vin, ganteng kalo pake kos gini!" ucap Fahmi antusias. Sembari memukul-mukul pundak Gavin. Membuat Gavin mengaduh kesakitan.

"Sakit woy! Udah kek. Gue kan emang ganteng terus. Gak nyadar lo!" ketus Gavin membuat Reza merotasikan matanya, karena jengah.

"Gantengan gue juga. Gak usah ngaku-ngaku ya vin!" ucap Indra sembari mengusap rambutnya ke belakang. Semakin membuat Reza jengah.

"Yang ganteng beneran mah diem aja." sahut Reza. Dan mendapat jitakan dari Indra dan Gavin lalu di ikuti Fahmi.

"Anjing! Kenapa gue di jitak!?" kesal Reza menatap murka ketiga temannya.

"Abisnya jutek banget sih lo, kek cewek. Sini deh gue pacarin, mumpung gue jomblo yekan?" ucap Gavin. Membuat Reza menatapnya sinis.

"Pacarin aja si Bunga sana. Jangan pacarin gue!" semprot Reza.

"Nah bener cemburu ternyata, kuy pacaran?" ucap Gavin. Reza masih menatap Gavin sinis.

"Sinting!" sahut Indra.

"Woy, masa gue tadi ketemu sama mantan gue." ucap Fahmi heboh. Membuat ketiga temannya langsung menoleh.

"Mantan? Emang lo punya mantan ya?x" sarkas Reza.

"Emang lo laku mi?" Gavin menatap Fahmi sinis.

"Kayak yang punya aja lo!" sahut Indra. Kini gantian, Fahmi yang menatap mereka dengan tatapan sinis. Membuat ketiga temannya tertawa. Fahmi bingung, akhirnya dia ikutan tertawa meskipun tak tau apa yang mereka tertawakan.

Begitulah mereka, kalau sudah kumpul. Maka, tidak jelas apa yang akan mereka bicarakan. Ujung-ujungnya bakalan kayak Fahmi. Jadi orang bego, karena tidak tahu apa-apa.

Perfect

Kini Gavin sedang berada di rumah Bunga. Gavin sedang menyuapi Bunga. Gavin tersenyum melihat Bunga makan dengan lahap.

"Banyak juga ya porsi makan lo, kayak kuli." ucap Gavin. Bunga hanya menatap Gavin dengan tatapan nyalang.

"Pulang lo! Ngapain disini!" kesal Bunga.

"Hehe gue gak mau pulang, mau jagain cabe-cabean yang lagi sakit disini." ucap Gavin sembari nyengir.

"Belum aja gue tendang ya lo! Bersyukur karena gue lagi sakit!" ucap Bunga kesal.

"Makanya sembuh. Terus, tendang gue. Gue kangen kali sama KDRT lo!" ucap Gavin sembari menepuk jidat Bunga. Membuat Bunga mengaduh kesakitan.

"Sakit bangsat!" protes Bunga.

"Iya deh iya maaf. Lo kapan sih sembuh? Lama banget!" gerutu Gavin seperti anak kecil membuat Bunga ingin menampol Gavin.

"Gak tau. Liat aja nanti. Tapi vin, gue mau lo tetep bahagia ya kalo gue gak ada? Walaupun gue baru kenal lo sebulan, lo udah gue anggap kayak abang gue sendiri." ucap Bunga menatap Gavin serius.

"Yah, baru gue nemu adek yang barbar kayak lo! Baru aja lo kemaren nampol gue! Eh sekarang malah tepar." ucap Gavin dan Bunga hanya terkekeh geli melihat Gavin yang ngamuk sendiri.

"Udah pulang sana, besok lo harus kerja. Inget sama janji lo, lo harus bahagia ya. Tanpa gue." ucap Bunga lagi.

"Iya iya. Gue pulang ya, besok pulang kerja gue kesini lagi jengukin lo. Lo harus udah sembuh ya." ucap Gavin lalu mengecup kening Bunga. Bunga hanya tersenyum tak mengiyakan apa yang Gavin bilang.

Gavin pun pulang ke rumahnya. Gavin langsung menuju ke dapur dan mengambil air minum untuk dirinya sendiri. Tak lupa juga ia mengecek hp-nya. Melihat notifikasi dari Pak Gilang. Ternyata belum ada notif dari Pak Gilang. Gavin mengunci ponselnya dan lanjut minum.

"Gue sibuk banget ya hari ini." ucap Gavin sembari menghela nafas lelahnya. Gavin pergi menuju kamarnya untuk melanjutkan tidur. Karena ini sudah larut malam.

-

Aktivitas di Kantor Gavin hari ini sangat padat. Membuat Gavin tak bisa istirahat sama sekali. Beruntunglah, Gavin masih bisa bernafas dengan lega. Karena tugasnya telah selesai, dan sekarang waktunya makan. Gavin melewatkan makan siangnya.

Gavin sedang memakan nasi padang yang sudah ia beli di depan kantor. Gavin tidak terlalu suka dengan menu yang ada di kantin kantornya. Gavin langsung makan tanpa sendok. Tak lama, ada seorang laki-laki yang lebih tua darinya memanggilnya. Iya, Gavin sedang berada di kantin.

"Pak Gavin!" panggil laki-laki yang Gavin tau namanya Ahmad.

"Iya, ada apa ya pak Ahmad?" tanya Gavin sabar. Kesel dia tuh, baru aja makan. Sudah ada yang manggil dirinya lagi.

"Ada anak-anak SMA yang nyari bapak, katanya dia temen-temen bapak." ucap Pak Ahmad sopan.

"Ah yasudah, suruh kesini aja pak." ucap Gavin. Sembari mencuci tangannya. Karena nafsu makannya sudah hilang. Gavin paling tak suka kalo makan terus di ganggu.

"Baik pak." ucap Pak Ahmad lalu pergi. Gavin memainkan ponselnya, dan tak lama Ada Indra, Fahmi dan Reza menghampiri dirinya.

"Ada apa? Ganggu makan gue aja. Gue gak makan siang ini! Ini juga udah sore banget dan waktunya pulang, dan kalian dengan enaknya ganggu acara makan gue sama nasi padang kesukaan gue?! Kemusuhan gue sama kalian!" ucap Gavin alay.

"Vin, kita kesini bawa informasi lebih penting dari pada acara makan lo sama nasi padang itu!" ucap Indra ngegas. Gavin mengernyit bingung.

"Informasi apa? Kalian bolos?" tanya Gavin. Mereka bertiga mengangguk.

"Lo harus ikut kita!" final Reza langsung menarik Gavin.

"Lah? Ada apa sih? Kok gue bingung! Bilang aja disini!" ucap Gavin.

"Ini penting Gavin, kita harus ngomong di ruangan lo. Ini privasi." ucap Indra.

"Nurut coba sia teh! Susah amat tinggal nurut!" ucap Fahmi kesal lalu menggeplak kepala Gavin.

"Gue di bully sama kalian bangsat!" kesal Gavin. Lalu menunjukan arah ke ruangan Gavin.

"Sekarang udah di ruangan gue, gue juga udah nutup pintunya. Kalian, mau ngasih informasi penting apa?" Ucap Gavin dingin.

"Vin, tadi Bu Fitri ngasih tau ke kita. Ralat, bukan ke kita tapi ke anak kelasan kita. Gak tau kelasan lain di kasih tau apa nggak." ucap Indra.

"To the point aja sih bangsat!" kesal Gavin.

"Sabar atuh vin, kan gue lagi jelasin." ucap Indra. Reza yang jengah melihat perdebatan Indra dan Gavin pun angkat suara.

"Vin, gue ngomong ini sekali. Gue juga gak mau bikin lo down, tapi ini emang faktanya." ucap Reza, Gavin diam.

"Bunga meninggal vin."

-
Hello (͡° ͜ʖ ͡°)
Apa kabar nih? Baik kan? Hehe aku update lagi. Jangan bosen ya.

Follow myig : @cpli8172_

PERFECT [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang