"Kecewa, enam kata yang tak bisa di perbaiki ketika seseorang mempunyai rasa itu."
-
"Vin, makasih lo selalu ada dimasa-masa sulit gue. Lo selalu ada disamping gue disaat orang lain ngejauh dari gue. Lo selalu bisa balikin mood gue. Lo yang tolol, bego, goblok dan gila ini yang bisa bikin gue nyaman. Bukan lo yang dewasa kayak sekarang. Gue suka kok sama sifat lo yang dulu." ucap Sheila setelah Turun dari mobil Gavin dan mereka berdiri di depan gerbang rumah Sheila.
"Iya sayang. Sekarang lo masuk dan langsung tidur ya. Maaf, udah ngajak lo cape." ucap Gavin.
"Gue seneng malah, gak cape sama sekali." ucap Sheila.
"Yaudah deh, bagus kalo gitu. Gue pulang dulu ya, salamin aja ke abang-abang lo." pamit Gavin.
"Iya, hati-hati lo di jalan." ucap Sheila. Dan Gavin hanya mengangguk. Lalu masuk ke mobilnya, pulang ke rumahnya.
Gavin langsung duduk di kamarnya setelah sampai rumah dan mengambil kalender di meja belajarnya. Gavin melihat tanggal yang sudah Gavin tandai, iya tanggal lahir Sheila.
-
Entah mengapa, selama seharian ini Sheila merasa kalo Gavin mendiamkannya. Tak ada senyum dari Gavin, sapa dari Gavin, dan tingkah konyol Gavin.
"Perasaan kemaren baik-baik aja deh. Kok sekarang dia malah cuekkin gue sih? Salah gue apa?" gumam Sheila yang kesal sama Gavin.
"Shei." panggil Keisha.
"Apaan?" sahut Sheila malas.
"Gue mau minta maaf. Gue tau gue salah, gue egois. Dan gue baru sadar kalo Gavin gak suka sama gue."
"Terus?"
"Gue mau minta maaf. Maafin gue ya shei?" tanya Keisha.
"Ya."
"Gue juga minta maaf ya." ucap Vani. Sheila hanya mengangguk.
"Kita berteman lagi kan?" tanya Keisha.
"Oke." sahut Sheila.
"Yee Caca seneng, akhirnya kita temenan lagi." ucap Caca yang heboh sambil memeluk Sheila. Sheila hanya senyum menanggapi tingkah Caca.
"Rame bener dah." ucap Fahmi ikut nimbrung.
"Si banci apaan sih! Ganggu aja si!" kesal Vani.
"Ngapa juga lo yang nyaut cabe kiloan!" kesal Fahmi.
"Lo ganggu gue tau gak! Hama dasar!"
"Ganggu apaan? Gue cuma nanya! Emang salah hah?!"
"Buat lo itu salah! Ngapain nanya-nanya? Lo gak penting!" ucap Vani.
"Emang gue nanya sama lo ya?" sinis Fahmi.
"Apaan sih! Ribut mulu, emang gak pusing dengernya!" ucap Sheila.
"Noh, si cabe yang mulai. Gue ngomong baik-baik dia yang nyolot." ucap Fahmi.
"Apaan lo!" kesal Vani.
"Ngebacot sekali lagi, gue doain kalian jodoh!" ucap Sheila lagi.
"Dih, NAJIS!" Ucap Fahmi dan Vani secara barengan.
"Cie barengan. Jodoh deh kalian." ucap Indra. Reza dan Caca hanya menatap mereka dengan tatapan yang tak dapat di artikan.
"Berisik!" sahut Reza, lalu pergi.
"Dih, ngapa tuh bocah?" ucap Keisha.
"Dulu, si Sheila yang dingin. Sekarang si Reza?" ucap Indra.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT [Completed]
Novela Juvenil[Private Acak, Follow dulu sebelum add cerita ini ya, Maafin] "Biarin gue galak, jutek, dingin. Bukan masalah lo juga kan!?" - Sheila Anastasya "Lo Jutek, gue suka. Lo beda dari cewek-cewek biasanya." - Gavin Putra Bramantyo. Enjoy with my story guy...