09:: Perasaan?

3.5K 221 19
                                    

"Perasaan gue, masih labil. Tolong kasih gue waktu, ca."

"Oke, gapapa, gue ngerti."

"Mungkin gue aja, yang terlalu ngarepin lo dateng di kehidupan gue, tapi lo sendiri ga ngarepin gue buat dateng di kehidupan lo,"

"Ca, plis, gue butuh waktu."

"It's oke."

"Gue, akan mundur secara perlahan. Mungkin lo emang gabisa bales perasaan gue, makasih buat satu bulan lebih, untuk gue bisa ngenal lo."

Ya memang, mereka sudah mengenal satu sama lain, hampir satu bulan lebih, lamanya. Tapi? Dengan seenaknya, Aca mundur ketika sudah ditengah jalan. Perasaan emang ga bisa boong kan, mau mundur sejauh apapun, tetep aja sayang.
   

   Kenapa disaat gue mulai sayang dan punya perasaan sama lo? Tapi lo sendiri yang mundur, disaat gue ga punya perasaan apa-apa ke lo? Lo ngejar gue dan berusaha buat gue ada dikehidupan lo, aneh. -(nam)

Kini saatnya bel pulang. (Nam) bingung ia harus pulang dengan siapa? Ajeng, Diva? Mereka telah pulang terlebih dahulu.

Saat ingin menuju gerbang, (nam) bertemu dengan Aca. Tapi, sepertinya Aca cuek dengan dirinya. (Nam) kini sedikit bingung dengan sikap, sifat Aca. Alhasil, namun (Nam) tidak terlalu memetingkan hal itu, karena menurutnya masalah perasaan tidaklah terlalu penting.

Tiga Minggu sudah berlalu, (nam) dan Aca sudah tidak terlalu dekat, melainkan mereka bagaikan tidak mengenal satu sama lain.

Aca yang sibuk dengan dunia kenakalannya, sedangkan (nam) sibuk dengan urusan pensi yang akan diadakan seminggu lagi.

"(Nam) semua stand bazar, udah siap kan?." Tanya Ka Rafly.

"Oh, iya udah ka. Tapi, gue masih belum ngerti masalah properti,"

"Jadi--"

"(Nam), lo dicariin Aca. Dia ada di kantin, belakang."

"Ngapain sih, mager amat dah."

"Udah, sana samperin dulu. Nanti bisa lanjut ngobrolnya,"

"Iya, ka."

(Nam) berjalan menuju kantin belakang. Dikantin belakang sudah ada Aca yang sedang duduk. Dengan memberanikan diri, (Nam) langsung menghampiri Aca dan duduk disampingnya.

"Kenapa?,"

"Lo tau, kenapa gue jauhin lo?,"

"Gue gatau. Tapi gue juga sadar, lo jauhin gue karena lo cape berjuang, namun perjuangan lo ga dihargai, melainkan diabaikan."

"(Nam) mau gimana pun, perasaan gue ke lo gaakan pernah berubah sedikit pun."

"Maaf ca, gue mau balik, gue sibuk."

"Sesibuk apa sih lo, sampe ngobrol sama gue aja, lo gabisa. Lo ga kaya dulu, plis gue butuh lo disini."

Dengan pasrah, (Nam) tetap stay disamping Aca. Ia tau, bagaimana jika  sikap Aca saat sedang membutuhkan seseorang. Aca yang saat ini sedang bersender dibahu (Nam). Sudah hampir satu jam, Aca bersender. (Nam) akhirnya memutuskan untuk berbicara.

"Ca, lo butuh gue. Cuma untuk, senderan dibahu gue? Lo itu buang-buang waktu gue, tau ga?!."

"Lo tau, (nam)? Lo itu berubah total. Dimana lo yang dulu, lo yang selalu ada disaat gue butuhin lo, apa gara-gara lo kenal Ka Rafly? Sikap lo, jadi gini ke gue?,"

(Nam) tidak tau harus berkata apa. Perkataan Aca tadi membuat (nam) menjadi diam seketika, dan tidak melanjutkan langkahnya untuk pergi.

"Lo bego ca, lo mundur gitu aja. Disaat gue, mulai sayang sama lo, lo sendiri yang mundur. Tapi, disaat gue ga ada perasaan apa-apa ke lo, lo yang maksa gue buat hadir dikehidupan lo,"

"Iya gue emang bego, gue salah, tapi gue mohon. Gue mau, lo lupain masalah ini. Gue juga mau, perbaiki diri gue sendiri, supaya lo bisa nerima gue."

"Asli ca, lo itu cowo aneh yang pernah gue kenal. Lo nakal, tapi? Masalah cewe, lo langsung luluh gitu aja."

"Kalo lo, emang mau perbaiki diri lo, oke gue tunggu. Tapi gue ga butuh, cowo yang bisanya cuma omong doang, tapi ga dilakuin."

"Fine. Gue akan lakuin itu semua, dan gue akan berjuang dari awal untuk bisa dateng lagi dikehidupan lo, (nam)."

Kini, Aca sudah berubah. Ia tidak lagi menjadi badboy. Namun, pengaruh dari teman-teman masih sangatlah banyak, untuk supaya Aca tidak berubah, melainkan tetap menjadi badboy.

Aca kini sedang bergabung dengan Diat, Ray, Oces, Gilang di kantin belakang. Namun, Lain hal dengan (Nam). Ia sibuk dengan pensi, yang akan tiba esok hari. Tanpa memikirkan Aca, yang sudah berubah saat ini.

"Ca, lo yakin mau stop jadi badboy?." Tanya Diat, secara tiba-tiba.

"Iya. Gue sayang sama (Nam), gue mau dia jadi milik gue. Dengan cara ini, gue bisa milikin dia."

"Lo, coba pikir dua kali ca. Lo berubah gini, tetep aja (nam) ga mikirin lo, dan ga peduli sama lo, buktinya dia lebih mentingin pensi, daripada lo." Sambung Oces.

"Gue yang akan coba ngertiin dia. Dia itu anak osis, wajar lah kalo sibuk sama urusan pensi." Jawab Aca.

"Lo yakin? Coba liat tuh," Ucap Diat yang sedang menunjuk dimana kini saat (Nam) dan Ka Rafly sedang bergandengan tangan. Hal apa, yang membuat (Nam) seketika melupakan Aca.

Aca yang melihat itu, langsung menghampiri (Nam) dan Ka Rafly. Sontak, (Nam) melepaskan tangannya dari genggaman ka Rafly.

"Hebat. Gue disini, mau berubah. Tapi apa?! Lo malah lebih milih cowo ini, dibandingkan gue. Selama ini perubahan gue, buat dapetin lo sia-sia."

"Mulai sekarang, gue ga akan ngejar- ngejar lo lagi. Gue akan mundur untuk ke dua kalinya, dan gue akan coba ikhlasin lo sama cowo yang pantes buat lo," Sambung Aca yang langsung pergi meninggalkan (Nam) dan Rafly itu.




NEKS GA NIH?
KOMEN+VOTE JGN LUPA KALO ABIS BACA.
BAKALAN NEXT CERITA 'mine' YAY/ NAY? Komen!

Badboy (Mffashar) ❌ (Namakamu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang