"Gue masih dilema. Hati gue yakin kalo Aca itu yang terbaik, tapi Ka Rafly juga menurut gue terbaik."
"Orang yang keliatannya baik, belum tentu hatinya baik (Nam). Kalo gue boleh nyaranin mendingan lo sama Aca aja, dia bakalan jadi yang terbaik buat lo. Gue yakin hal itu," Jelas Ray.
"Tumben apa lo bijak, ray?."
"Anjir. Gue selalu salah ya, baik salah bijak salah, nakal pun salah."
Tak lama Diva datang. Lagi-lagi Diva! Huft! Kenapa sih, dia selalu muncul?!
Diva yang langsung menanyakan bagaimana keadaan Aca saat ini. Namun, teman-teman nya tidak menjawab sama sekali, begitupun dengan (Nam)."Lo semua pada budek kali ya, gue tanya gimana keadaan Aca sekarang?!." Ucap Diva dengan nada delapan oktaf nya.
"Eh anjing! Disini rumah sakit, mulut lo bisa diem ga sih?!." Balas Diat.
"Bangsat." Gerutu Diva.
Tak lama dokter keluar dari ruangan. Dokter pun sepertinya mencari keberadaan orang tua dari Aca, namun nihil. Karena, orang tua Aca sedang ada keperluan di luar negeri, lebih tepatnya di London.
"Apakah disini ada saudara Aca?," Tanya dokter.
"Saya dok. Saya sepupunya Aca," Ucap Ajeng yang datang secara tiba-tiba.
"Mari ikut saya,"
Di dalam suatu ruangan dokter menceritakan kondisi Aca saat ini. Ajeng yang mencerna kalimat per kalimat yang keluar dari mulut dokter itu.
"Aca mengalami perusakan ginjal, akibat alkhohol yang diminumnya terlalu banyak. Itu akan bisa berakibat fatal, namun jika Aca rajin meminum obatnya saya jamin ginjalnya akan kembali baik."
"Iya dok, saya mengerti. Kalo gitu, saya permisi dulu."
Ajeng langsung keluar dari ruangan dokter. Dan kembali menuju teman-temannya. Ajeng pun menceritakan semuanya.
"Ga mungkin jeng, lo pasti boong kan?!." Ucap (Nam) dengan menangis, ia merasa kini dirinya sangatlah bersalah kepada Aca.
"Gue serius, (Nam)."
"Ini gara-gara lo!." Tunjuk Diva kepada (Nam).
"Ini bukan gara-gara (Nam).! Lo yang buat Aca jadi gini, coba aja lo ga ngaku-ngaku kalo Aca itu pacar lo! Aca gamungkin jadi gini?!." Balas oces
Nah lu, mampus div!." -author
"Ko, jadi gue?! Aturan cewe ini yang salah!." Balas Diva.
"Udah yuk (Nam), mending masuk ke dalam aja. Liat keadaan Aca sekarang," Ajak Ajeng.
Didalam ruangan terdapat Aca yang sedang terbaring lemah. Matanya tertutup, tangannya di infus, mukanya pucat. Kini Aca terlihat sangatlah lemah, tak seperti hari biasanya.
"Ca, bangun. Gue udah tau semuanya," Ucap (Nam).
"Plis deh lo ya! Mending lo keluar dari sini deh!." Ucap Diva kepada (Nam).
"Heh! Yang nyuruh lo ada disini siapa?! Ada juga, lo yang keluar!." Balas Ajeng kepada Diva.
"Cewe bangsat ini yang harusnya keluar!." Tegas Diva.
"Oke gue, akan keluar. Permisi," Jawab (Nam).
Namun pada saat (Nam) ingin keluar tangannya seperti ada orang yang menahannya. Ternyata itu adalah Aca, Aca telah tersadar.
"Gausah (Nam), lo disini aja." Ucap Aca.
"Aca!," (Nam) yang senang langsung memeluk Aca. Diva yang panas dengan hal itu, kemudian ia keluar. Diluar Diva langsung pergi meninggalkan rumah sakit.
"Lo udah ga marah sama gue?," Tanya Aca.
"Ngga. Maafin gue ya, gara-gara gue lo jadi gini ca, gue sayang lo ca."
"Ini bukan salah lo, (Nam). Gue juga sayang lo, dan gue mau lo terima gue,"
"Lo nembak gue ca? Tapi, maaf ca gue udah jadian sama Rafly."
"Yah, gapapa deh. Gue tunggu lo putus sama Rafly, klo lo butuh gue. Jangan sungkan, gue ada terus ko buat lo."
"Iya ca, makasih."
"Udah (Nam), lo putusin Rafly aja. Terus lo jadian sama Aca, lo itu cocoknya sama Aca, bukan sama Rafly." Ucap Zaki.
"Apaan si, lo zak."
"Iya lo zak, ga boleh gitu. Tapi kalo Rafly pacarnya (Nam), sedangakan Aca jodohnya (Nam) Rafly bisa apa?." Sambung Ajeng.
"Anjir bener juga, jeng." Balas Aca.
"Bisa menerima kenyataan." Sambung Diat.
🎈🎈🎈
Esoknya.
Kini pensi hari terakhir. Seperti biasa (Nam), sudah berada diruangan osis bersama Rafly, Ajeng. Namun sepertinya, (Nam) dan Rafly tidak begitu dekat. Cinta sama orang yang beda itu kalo dipaksain susah."(Nam), ke luar yuk?." Ajak Rafly.
"Hm, ga ah. Males, gue masih banyak tugas."
"Oh gue-lo ngomongnya nih?," balas Rafly.
"Emang harus ya? Kalo orang pacaran itu ngomongnya aku-kamu, ngga kan?!." Jawab (Nam).
"Aca dirawat ya?." Tanya Rafly.
"Ko lo tau, perasaan gue ga ngasih tau lo. Tau dari mana lo?!,"
"Gue denger-denger aja."
Siangnya.
(Nam) melihat Rafly dengan Diva sedang mengobrol. (Nam) yang penasaran dengan obrolan mereka berdua, akhirnya memutuskan untuk menguping."Lo gimana sih! Buktinya sekarang (Nam) udah baikan sama Aca. Dan sekarang (Nam) juga tau kalo gue itu aslinya ga pacaran sama Aca!."
"Dih? Div ko lo jadi nyalahin gue? Kan ini akal-akalan lo. Lo bilang gue harus bersikap baik di depan (Nam) supaya gue bisa ngeluluhin hatinya dia. Dan gue juga pura-pura benci sama lo begitupun dengan lo. Lo dapetin Aca, gue dapetin (Nam)."
"Ga guna lo raf."
(Nam) yang geram dengan pembicaraan mereka. Akhirnya dengan berani, (Nam) menghampiri mereka.
"Hebat lo raf! Sikap baik lo itu cuma sampah! Lo sama dia, sama-sama licik. Cinta lo itu palsu, untungnya gue ga bego-bego amat. Gue ga mudah cinta sama orang yang licik kaya lo, dasar cowo licik!." Ucap (Nam) yang membuat Rafly dan Diva kaget.
"Mending kita putus raf! Gue juga terpaksa jadian sama lo!." Sambung (Nam).
HAYOLOH ACA BAKALAN JADIAN SAMA (NAM). SETUJU GA?KALO AUTHOR SI SETUJU-SETUJU AJA.
Next?KOMEN+VOTE jgn lupa yak✨
-jodohnya Aca💋-
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy (Mffashar) ❌ (Namakamu)
Teen FictionJangan pernah menyia-nyiakan seseorang yang beneran sayang sama kamu. Kamu nggak akan tau, perasaan orang itu untuk esok dan seterusnya. Bisa saja dia bosan, karena di sia-siakan oleh kamu. Lalu, dia memilih untuk pergi. Dan akhirnya kamu menyesali...