"Baper beneran kan, lo?."
"Berisik ah, div. Gue mah gasuka sama Aca."
"Yakin, nih? Nanti malahan kebalikan nya loh."
"Stt! Mulut lo minta di lakban ya?!."
"Kalem elah, canda."
🎈🎈🎈
Kini bel pulang berbunyi. Anak-anak berhamburan keluar kelas, untuk pulang. Namun (nam) tidak pulang, melainkan ia harus lanjut eskul, marchingband.
"Marching ya, pulang sore lagi deh." Gerutu (nam) ketika berada dilapangan basket.
"ANAK-ANAK AYO KITA KUMPUL, KITA MULAI LATIHAN SUPAYA DILOMBA NANTI KITA BISA MENANG!!!" Suara pak darmo mulai terdengar, ya pak darmo adalah guru yang ngelatih eskul marchingband.
"Baik, pak."
Latihan terus berlangsung. Hingga kini waktunya istirahat. (Nam) duduk dipinggiran lapangan, bersama Ajeng. Terik matahari kini mulai menjauhi kulit, karena sekarang jam menunjukkan pukul setengah empat.
"Jeng, lo balik naik apa?."
"Hm. Gue kayanya bareng Aca deh."
"Oh, Aca. Lo pacarnya dia?." Tanya (Nam) secara tiba-tiba. Padahal (nam) kini mulai tertarik dengan aca, tetapi ada saja hal yang menghalanginya.
"Ngga sih, Tapi kita deket."
"Oh, gitu." (Nam) langsung pergi untuk sekedar membeli satu botol air mineral, untuk mengilangkan hausnya.
"Lo mau kemana?." Tanya Ajeng.
"Mau beli minum, lo mau nitip?."
"Ngga deh, kayanya. Nanti palingan aca dateng bawain minum."
"Aca siapanya ajeng sih? Perhatian banget kayanya?." Batin (nam) mulai bertanya-tanya. Mungkin besok saja ia tanyakan pada Diva, soal Ajeng.
"Oke."
(Nam) berjalan menuju kantin. Untung saja masih ada satu kantin yang buka. Ia langsung mengambil satu botol air mineral dan membayarnya. Ponsel (nam) bergetar, bertanda ada yang menelponnya. "Mamah?" Batinnya.
"Hallo mah, kenapa?."
"Mang didi, gabisa jemput kamu. Kamu pulang naik taksi aja gapapa kan?."
"Iya, deh, mah. Gapapa."
"Oke sayang, mamah lanjut kerja dulu ya."
"Iya, mah."
🌞🌞🌞
Kini waktunya pulang. Jam sudah menunjukkan pukul lima sore. Ya, seperti biasanya, (nam) menunggu halte dengan seorang diri.
"Ca, ayo balik. Udah sore nih, nanti mamah gue nyariin." Pinta Ajeng kepada Aca.
"Iya, bawel ah, lo."
Aca melajukan motornya perlahan. Meninggalkan sekolah, sesampainya dihalte Aca menghentikan motornya karena, ia melihat (nam) sedang duduk sendiri.
"Ca, ko berenti? Nanti mamah gue nyariin ca."
"Berisik banget sih lo, bentar napa. Gue mau nyamperin dia."
"Oke."
(Nam) menatap kearah jalanan, sesekali ia melihat kearah sekitarnya. Ya, memang sudah sepi.
"Hm?" Aca berdengus sengaja.
"Lo, ngapain?."
"Lah, itu ajeng ada dimotor lo, anterin sana. Anak orang tuh." Sambungnya.
"Elah, dia mah sepupu gue. Lagian ngapain lo disini?."
"Sepupu aca? Berarti gue besok gausah nanya ke diva. Soalnya gue udah tau dari aca langsung." Batinnya.
"Woi, bengong aja lo!."
"Eh, iya. Gue disini lagi nunggu taksi."
"Nunggu taksi? Sendiri?."
"Iyalah."
"Mau gue anter balik, ga?." Tawar aca.
"Sebenernya sih mau. Tapi kan gue gaenak sama sepupu lo, ca." Batinnya.
"Um, gausah, deh. Lo anterin sepupu lo aja."
"Kalo gue gamau gimana?" Jawab Aca dengan tatapan penuh arti.
"Harus mau. Kasian sepupu lo, udah gih sana."
"Gue lebih kasian sama lo, lo disini sendiri. Nanti kalo ada apa-apa sama lo, gimana?."
"Udah ah, ca. Sana, sepupu lo nungguin tuh."
"Ngusir nih? Lo tunggu disini bentar, gue mau nganter sepupu gue. Abis ini gue balik lagi kesini buat anter lo balik." Seketika (nam) langsung menatap heran aca, kenapa ia jadi baik seperti ini? Kesambet apaan ya? Tumben apa ga nongkrong?
"Terserah deh, ca."
Aca akhirnya melajukan motor ninja, berwarna merah tersebut. Mengantarkan Ajeng pulang, kemudian aca harus balik lagi untuk mengantarkan (nam) pulang.
20menit, kemudian.
Aca datang, dengan baju bebas. Ia memakai baju polos berwarna putih, jeans panjang."Yuk, pulang."
"Lo serius, ga cape?."
"Kalo cape, gapapa. Gue bisa naik taksi aja." Sambungnya.
"Ngga, (nam). Udah yuk."
(Nam) menaiki motor aca. Kini motor aca telah pergi meninggalkan halte sekolah.
NEXT GA NIH?
SERU GA SIH CERITANYA?KALO MAU DINEXT
Jgn lupa vote+komen yaa!1!1!👌💖Makasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy (Mffashar) ❌ (Namakamu)
Teen FictionJangan pernah menyia-nyiakan seseorang yang beneran sayang sama kamu. Kamu nggak akan tau, perasaan orang itu untuk esok dan seterusnya. Bisa saja dia bosan, karena di sia-siakan oleh kamu. Lalu, dia memilih untuk pergi. Dan akhirnya kamu menyesali...