45:: Apaya?

2.4K 173 32
                                    

Operasi akhirnya selesai. Namun, Aca dan (Nam) belum bisa di jenguk oleh siapapun. Kondisi mereka masih tak sadarkan.

"Gue nyerah guys, gue gabisa lanjutin hubungan gue sama (Nam)," ucap Diat.

"Maksud lo Yat?"

"Gue bakal mutusin (Nam). Karena gue tau, gimana rasanya jadi Aca. Gue yakin, kalo tuhan ciptain (Nam) untuk Aca, bukan untuk gue." Balas Diat.

"Ish! kok lo gitu? Aca ga mungkin masih sayang sama (Nam)!" Gertak Ajeng.

"Aca masih sayang sama (Nam). Gue tau itu. Kalo emang Aca udah gak ada perasaan sama (Nam), gak mungkin dia rela donorin ginjalnya," balas Diat.

"Itu sih, terserah lo deh, kalo lo sanggup buat mutusin (Nam) silahkan." Ucap Ray.

Tak lama, dokter keluar dari ruangan operasi. Dokter akan memindahkan (Nam) dan Aca ke ruang rawat inap VIP.

Diat, Ray, Raisha, dan Ajeng karena berhubung kedua orang tua (Nam) tidak ada dirumah sakit. Jadi mereka semua boleh menjenguk/melihat keadaan (Nam) dan Aca.

"Ca, (Nam) lo harus sadar,"

Hening tak ada jawaban.

"Kalian berdua itu udah di takdirin bersama. Jadi gue ikhlas, (Nam) buat lo Ca, jaga dia baik-baik, jangan sakitin (Nam) untuk kedua kalinya." Ucap Diat.

Tak lama (Nam) perlahan membuka matanya, sementara Aca? Ia masih belum sadar.

"(Nam), lo udah sadar?,"

(Nam) melihat sekelilingnya. Ia kaget, karena ada Aca yang sedang terbaring lemah di samping nya. Ranjang mereka berbeda, namun bersebelahan.

"Aca ko ada disini?!" Tanya (Nam).

"Dia sakit (Nam). Ruangan di semua rumah sakit ini penuh, jadi dokter terpaksa ngerawat Aca disini," Diat berbohong kepada (Nam). Karena tidak mungkin jika Diat memberi tau yang sebenarnya.

"Harus banget disini? Kan rumah sakit di German banyak!" Ucap (Nam).

"Aca lagi liburan di Indonesia (Nam). Dia kemarin nemuin kita, terus tiba-tiba aja Aca pingsan," Ajeng juga ikut berbohong.

(Nam) mengerutkan alisnya. Ia tidak peduli dengan keadaan Aca.

"Yat, jadi lo udah tau kan, kenapa gue gak ada kabar selama seminggu lebih" ucap (Nam).

Diat hanya mengangguk.

"Maafin gue (Nam). Gue gak bisa lanjutin hubungan ini," ucap Diat sambil menundukkan kepala nya.

"Maksud lo?"

"Gue mau kita putus (Nam). Lo tau, ada orang yang masih nunggu lo disana. Dia rela donorin ginjal nya buat lo! Dia masih sayang sama lo, (Nam)" jelas Diat.

"Siapa Yat, siapa?" Tanya (Nam).

"Lo akan tau kalo dia udah ngga ada di dunia ini," balas Diat.

Skip, percepat.

(Nam) kini sudah diperbolehkan pulang oleh dokter. Begitu pun dengan Aca. Namun, (Nam) tidak menghiraukan keberadaan Aca.
(Nam) kembali bersekolah. Sedangkan Aca, masih sibuk mencari sekolah barunya.

(Nam pov's)

"Lo yakin (Nam), udah sembuh total? Kalo lo masih ngerasa lemes, mending lo gausah ikut olahraga" ucap Diat memastikan keadaan (Nam).

"Elah Yat, gue udah sembuh total."

Aca Pov's

Aca kini bersekolah di SMA Bintang Jaya. Ia mendapatkan kelas Xl-4. Disana Aca bertemu dengan Reza, Amri, teman lamanya.

"Lo Aca kan?," tanya Amri memastikan.

"Iya. Lo Amri, lo Reza kan?," balas Aca.

"Widih Aca, lo masih inget sama kita berdua." Ucap Reza.

"Masihlah,"

Tak lama ada dua orang laki-laki memasuki kelas.

"Eh, Za, Mri, lo gue cariin ternyata udah ada di kelas aja," ucap salah satu nya.

"Yailah. Bosen gue ngevape mulu tiap pagi, pengen tobat jadi preman sekolah." Ucap Reza.

"Alah fuck, munafik lo Za, nanti siang juga lo malakin ade kelas," ucap Amri.

"Lo berdua nakal ya?" Tanya Aca.

"Ya gitu deh, Ca." Balas Amri.

"Santai aja kali, gue juga pas disekolah lama sama kaya lo berdua, malah gue hobi tawuran." Ucap Aca.

"Anjing bolehlah Ca," guman Reza.

"Eh iya Ca, kenalin ini Zaki, ini Devan," sambung Amri.

"Wait, lo Zaki mantannya (Nam)?" Tanya Aca memastikan.

"Iya, lo Aca pacarnya (Nam) kan?," balas Zaki.

Aca mengerutkan alisnya.

"Gue...."









Neks ga woi?
Maapin baru bisa update sekarang:((

Vote+komen kalo udah baca yaw💯

Sumpah ini part paling gajelas yang pernah gue tulis wk

Babay💋

Badboy (Mffashar) ❌ (Namakamu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang