HAPPY READING GAES.
Maapin kalo banyak typo-typo nya:)(Nam) langsung menuju kelas saja. Karena moodnya benar-benar sedang hancur, ditambah lagi dengan gosipan anak-anak satu sekolahnya. Selama dikelas, (Nam) tidak banyak bicara. Ia tidak mau orang lain menjadi sasaran amarah moodnya.
Raisha terus mengajak ngobrol (Nam) namun tidak ada satu jawaban yang keluar dari mulut (Nam).
"(Nam) lo kenapa sih?! Gue cape tau gak, dari tadi ngomong terus!" Gerutu Raisha. (Nam) hanya menatap Raisha.
"Suruh siapa lo ngomong? Kan gue gak nyuruh," ucap (Nam) dengan santainya.
"Maksud gue kan baik. Gue cuma mau nanyain lo kenapa," balas Raisha.
"Oh" ucap (Nam) singkat padat dan jelas.
Bel istirahat berbunyi. Karena mereka baru selesai liburan, jadi sekolah di freeclass kan selama seminggu. Mereka semua menuju kantin, tapi tidak dengan (Nam). (Nam) lebih suka sendiri ketika moodnya sedang jelek. Diat mengerti, tapi Diat juga kasihan dengan (Nam). Ia tak mau pacarnya itu sakit. Alhasil, Diat membawakan sepiring nasi goreng dan jus alpukat untuk (Nam).
"Nih makan!" Ucap Diat sambil menaruh makanan diatas meja (Nam).
"Gausah, gue gak laper," namun tiba-tiba saja perut (Nam) berbunyi. Menandakan (Nam) memang lapar.
"Bunyi apaan tuh?," ucap Diat dengan nada meledek.
Sial nih perut. Bikin gue malu aja.
"Perut gue, emang napa?!"
"Tuh kan! Lo tuh laper, mending makan. Kalo ga makan lo sakit (Nam)"
"Gak!"
"Makan pokoknya! Lo tuh batu banget jadi cewe!"
"Kalo gue batu, kenapa lo mau pacarin gue?"
"Karena gue sayang lo! Udah cepet makan, apa perlu gue suapin lo?"
(Nam) akhirnya memakan nasi goreng itu. Selesai makan, Diat kembali ke kantin untuk mengembalikan piring itu, dan membayarnya. Diat begitu sayang kepada (Nam). Namun, (Nam) masih terlalu berharap kepada Aca. (Nam) masih mencintai Aca, ntah sampai kapan.
***
Bel pulang berbunyi. Banyak siswa/siswi berhamburan keluar kelas. Begitu pun dengan (Nam), Diat, Ajeng, Raisha, dan Ray. Diat mengantarkan (Nam) pulang ke rumahnya. Ketika sampai di depan rumah (Nam), (Nam) langsung keluar dari mobil Diat tanpa sepatah kata pun.
Udah biasa kok (Nam)
Mobil Diat akhirnya melaju meninggalkan pekarangan rumah (Nam). Sedangkan (Nam), ia langsung masuk ke dalam kamarnya. Seperti biasanya (Nam) selalu duduk di balkon kamarnya.
"Andai lo masih punya perasaan ke gue Ca,"
"Mungkin, gue gak bakal jadi gini."
Tanpa di ketahui, tiba-tiba saja perut (Nam) terasa sakit. Sakit sekali. (Nam) memanggil mamahnya. Mamah (Nam) datang, dan langsung membawa (Nam) ke rumah sakit.
Rumah Sakit Medika Pratama.
*ngasal sip.
"Gimana dok, keadaan anak saya?,"
"Anak ibu mengalami perusakan ginjal. Mungkin ini sudah lama, namun rasa sakitnya baru sekarang." Jelas Dokter.
"Lalu, gimana dok?"
"Anak ibu harus di rawat selama beberapa minggu. Jika dalam beberapa minggu ini tidak ada perkembangan, terpaksa ginjal anak ibu harus di operasi, dan anak ibu hanya memiliki satu ginjal saja, tanpa terkecuali ada orang yang mau mendonorkan nya." Jelas Dokter lagi.
"Kalo gitu saya permisi dulu," pamit dokter itu.
Mamah (Nam) kembali menatap anaknya itu. Matanya tertutup, wajah yang tadinya ceria kini menjadi pucat pasi. Tangan nya penuh infusan.
Tak lama (Nam) sadar. Ia masih merasakan perutnya yang sakit.
"Mah?,"
"Eh, kamu udah sadar nak."
"(Nam) sakit apa mah?,"
Mamah (Nam) akhirnya menjelaskan tentang penyakit yang di derita (Nam) sekarang. (Nam) tak bisa berkata apa-apa.
"Mah, plis. Jangan kasih tau siapa-siapa. Aku gamau kalo temen-temen aku tau, apalagi Aca."
Mamah (Nam) hanya mengangguk.
Skip ae yak.
Sudah seminggu (Nam) menghilang tanpa jejak. Diat pun bertanya-tanya, kemana pacarnya itu. Mereka semua belum mengetahui jika (Nam) sedang sakit.
"Jeng, Sha. Lo gatau gitu (Nam) kemana? Ini udah seminggu dia gak ada kabar" ucap Diat.
"Sumpah Yat! Gue sama Ajeng gak tau apa-apa tentang (Nam), kalo gue tau mungkin, gue udah ngasih tau lo" balas Raisha.
"Udah lah Yat. Mungkin aja, (Nam) menghindar dari lo. Supaya lo sadar, (Nam) itu masih gabisa ngelupain Aca." Ucap Ray.
Kini Diat merasakan sangat kehilangan pacar nya itu. Diat yakin, bahwa (Nam) hanya pergi karena ada hal penting, bukan pergi menghindar dari Diat.
Sip, tambah gaje.
Kira-kira nanti (Nam) bakalan mati gak ya? Atau ada orang yang mau donorin ginjal nya buat (Nam)?STAY TERUS DI CERITA AKU
Jan lupa vote+komen kalo udah baca yaw🌹
Makasii✨
-JodohnyaAca💋-
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy (Mffashar) ❌ (Namakamu)
JugendliteraturJangan pernah menyia-nyiakan seseorang yang beneran sayang sama kamu. Kamu nggak akan tau, perasaan orang itu untuk esok dan seterusnya. Bisa saja dia bosan, karena di sia-siakan oleh kamu. Lalu, dia memilih untuk pergi. Dan akhirnya kamu menyesali...