Aca, Zaki, Ray, Diat, Devan, Amri, dan Reza menghampiri anak-anak SMA Dirgantara.
"Mana pentolan SMA lo yang katanya jago itu?!" Ucap salah satu anak SMA Dirgantara, Axel namanya.
"Kalo gue, emang kenapa? Lo gasuka?!" Bentak Aca.
"Santai bre, gausah ngegas gitu!" balas Axel dengan senyum liciknya.
'Shit! Pentolannya ganti lagi, gue harus hati-hati!' Batin Axel.
"Mau lo apa? Ngajak SMA gue battle? Apa lo kurang puas babak belur?" Ucap Zaki.
"Mau gue, lo semua tunduk sama anak-anak Dirgantara" balas Putra.
"Cih! Tunduk sama anak-anak Dirgantara? Jangan mimpi tolol!"
"Bangsat! Bacot lo,"
Bugh. Satu pukulan mendarat ke pipi Zaki. Aca yang tidak terima dengan hal itu langsung menghajar Axel. Begitupun dengan yang lain. Akhirnya perkelahian tidak bisa dihindarkan. Anak-anak SMA Dirgantara yang sudah mulai babak belur, memilih untuk pergi.
"Dasar nyali curut!" Celetuk Aca.
(Nam) Pov's
"Sha, Jeng?"
"Kenapa (Nam)?,"
"Gue mau beli ini."
"Anjing. Gue kira ada apaan, mending lo beli aja, biar Ajeng yang bayar."
Setelah membeli beberapa buah buku novel. (Nam), Ajeng, dan Raisha pun memilih untuk pulang. Karena waktu juga sudah lumayan sore.
"(Nam), kita duluan ya!"
"Iya, hati-hati Jeng, Sha"
Ajeng dan Raisha pulang. Sementara (Nam)? Ia masih menunggu Angkutan umum. (Nam) memilih untuk menaiki angkutan umum, karena jika ia menaiki/memesan taksi online, uang nya tidak cukup.
25 menit sudah (Nam) menunggu angkutan umum. Namun, (Nam) melihat ada mobil hitam berhenti tepat didepan nya. (Nam) sangat kaget, karena yang keluar dari mobil adalah Aca. Ya, masa lalunya.
"Aca?,"
"Lo ngapain disini? Ini udah sore (Nam)! Tadi juga gue liat, lo kesini sama Ajeng, Raisha. Tapi kok sekarang lo malah sendiri?!"
"Bukan urusan lo."
"Ini masih urusan gue (Nam)! Emang harus ya, lo ngejauh dari gue?"
"Harus."
"Mau lo apa sih (Nam)?"
"Mau gue, lo gausah bersikap 'sok' baik, ke gue!"
"Dan satu lagi, lo dateng dengan seenaknya, lo gak pernah ngerasa bersalah sedikit pun! Inget Ca, dulu lo nyakitin perasaan gue! Lo ngelupain gue gitu aja, dan lo lebih memilih perempuan itu."
"Iya, gue ngaku salah! Gue minta maaf! Plis (Nam), gue mau lo yang dulu. Lo yang selalu ada disamping gue, gue mau lo masih punya perasaan yang dulu."
"Gue maafin lo Ca. Tapi untuk perasaan, mungkin gue gak bisa. Perasaan gue ke lo udah mati Ca,"
"Oke, gue ngerti. Gue cuma mau, satu hal dari lo. Gue harap juga, lo bisa ngejalanin hal itu,"
"Emang apa?"
"Gue mau lo tetep jadi sahabat gue. Lo jangan sungkan ke gue. Bilang ke gue kalo ada cowo yang nyakitin lo, gue akan selalu ada disamping lo."
"Iya Ca."
Aca langsung mengantarkan (Nam) pulang. Karena ia tau, keadaan jakarta. Aca tidak mungkin membiarkan (Nam) pulang sendiri. Apalagi dia seorang perempuan.
Ketika sampai didepan halaman rumah (Nam). (Nam) keluar dari mobil Aca. Tak lupa ia juga mengucapkan 'makasih' kepada Aca. Aca tersenyum. Mobil hitam milik Aca melaju meninggalkan pekarangan rumah (Nam).
(Nam) memasuki kamarnya. Menaruh tasnya, mengcharger iPhone nya, mandi, setelah itu ia makan malam bersama keluarganya. Setelah itu, (Nam) duduk di balkon kamarnya. Desiran angin malam, mengingatkan (Nam) pada Aca.
Ting!
Mffashar added your as friend.
Next ga woi?
Gausah next ya, mending unpublish aja.Jangan lupa ninggalin jejak kalian ya, setelah baca ini.
Maapin kalo ceritanya makin gajelas, bikos ai udah keabisan ide:((
Bubay.
-JodohnyaAca🌹-
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy (Mffashar) ❌ (Namakamu)
Teen FictionJangan pernah menyia-nyiakan seseorang yang beneran sayang sama kamu. Kamu nggak akan tau, perasaan orang itu untuk esok dan seterusnya. Bisa saja dia bosan, karena di sia-siakan oleh kamu. Lalu, dia memilih untuk pergi. Dan akhirnya kamu menyesali...