-
-
Enjoy
-
-
Dalam perjalanan pulang Jimin dan Yoongi duduk bersisian saling terdiam. Hening. Tidak ada satupun yang membuka suara. Jimin menatap ke arah Yoongi yang menoleh pada jendela. Auranya masih sendu, dan Jimin masih ingin memberikan waktu sendiri untuk Yoongi dan benaknya.
Tadi, Jimin sudah mengabari pada Hoseok kalau Yoongi akan pulang bersamanya. Hoseok sempat bertanya banyak, tapi hanya dia jawab sekenanya. Dia yakin Hoseok tahu kalau dia mendengar percakapan mereka kemarin malam. Percakapan Hoseok dan Namjoon.
Ya, semalam Namjoon menghubungi Hoseok, membuat kakak angkatnya itu terbangun, melakukan telepon di ruang tengah. Dari sana Jimin mendengar semuanya, kabar memburuknya kondisi tunangan Namjoon, termasuk kabar keinginan orang tua Seokjin supaya Namjoon melupakan Seokjin dan memilih Yoongi sebagai kandidat paling mungkin. Hoseok tidak tahu kalau Jimin masih terjaga malam itu. Dia masih mengerjakan tugas, dan sempurna terganggu—beralih fokus mencuri dengar percakapan mereka.
Oleh karena itu, paginya dia pun berniat berada di antara semua rencana kakak-kakaknya, yaitu mempertemukan Yoongi dan Seokjin yang koma. Dia sengaja bolos hari ini untuk mengekori mereka. Seperti yang ia duga, ia pun bertemu dengan nyonya Kim di lokasi pameran butik ketika mengikuti Yoongi.
Jimin menghela napasnya. Dia tidak tahu akan berakhir seperti ini hari ini. Dia memang merasa tidak nyaman pada sikap Yoongi yang perhatian dan khawatir ketika kakaknya tidak pulang. Dia merasa tidak nyaman, dan selalu berusaha mengingatkan pria manis di sebelahnya ini. Kejadian ketika Yoongi kembali ke ruang kamar dan melihat kemesraan sikap Namjoon pada Seokjin tadi tak pernah Jimin ekspektasi hingga seperti ini.
Jimin tersenyum pahit mengingatnya. Yoongi yang semula biasa saja ketika keluar dari kamar pasien tiba-tiba berjalan lebih cepat dan berakhir di taman seperti tadi. Melihat bahunya yang bergetar reflek membuat Jimin mendekat. Jimin sungguh tidak menyangka akan seperti ini responnya.
"Jimin-ah, aku kenapa.."
Mereka berdua turun ketika sampai di halte tujuan. Yoongi turun terlebih dahulu diikuti Jimin yang menatap dari belakang. Dia mencoba menebak apa yang tengah Yoongi pikirkan. Jalannya sedikit sempoyongan seperti habis mabuk minuman keras, padahal tidak. Jimin berjalan mendekat ketika Yoongi berhenti di tepi trotoar, membungkuk dan berpangku pada kedua lututnya.
"Jimin-ah.." Jimin tersentak, segera mendekat. Yoongi baru saja memanggilnya. "Bisa minta tolong?"
Yoongi menoleh sedikit untuk melihat Jimin yang berdiri di sebelahnya. Jimin balik bertanya, membuatnya mendengus lelah.
"Gendong aku sampai ke rumah, tolong?"
oOOOo
Hoseok sudah lebih dahulu sampai rumah setelah dari tempat itu. Beberapa menit yang lalu, ketika dia tengah menunggu Yoongi, Jimin tiba-tiba mengabari kalau Yoongi akan pulang bersamanya sehingga Hoseok boleh pulang lebih dulu.
Hoseok kini sedang berada di ruang tengah, memperhatikan Jungkookie dan Woozi yang sibuk menggambar. Teman Yoongi itu masih di sana, karena perjanjiannya adalah dia akan pulang kalau Yoongi sudah kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angelic Sugar
FanfictionYoongi tak pernah ingin menjadi seperti Audy-tokoh dari novel Orizuka yang pernah dibacanya. Tapi ya krisis moneter saat mengerjakan skripsi membuatnya 'terpaksa' melakukannya. Ini hanya tentang Yoongi setelah bertemu Empat bersaudara yang mer...