masih ingat?
kalau belum, baca chapter sebelumnya~
.
.
.
Chapter T-1
ENJOY
Ini baru jam dua, namun rasa lapar membuatnya terjaga. Menyebalkan rasanya, tapi apa boleh buat. Memaksa tidur juga sudah tidak bisa. Daripada berbuat hal tidak berguna, Yoongi pun memilih untuk bangun dan membuat minuman hangat saja.
"Sepertinya aku masih punya yang sachet," gumamnya sembari membuka rak-rak di dapur untuk mencari minuman instan.
"Sedang mencari apa, hyung?"
Yoongi terkesiap, reflek mengumpat. Secara cepat ia pun berbalik dan mendapati Jimin berdiri dengan celana pendek sepaha dan kaos oblong biasa warna biru tua. Jimin menggaruk tengkuk. Rambutnya tampak acak-acakkan. "Apa kau mau membuat sesuatu juga?"
Yoongi bergeser sedikit. Jimin melewatinya, ikut membuka beberapa rak di dekatnya. Yoongi tidak menjawab pertanyaanya, hanya diam saja. Sepertinya separuh nyawanya masih belum kembali. Jimin kemudian berbalik setelah mendapatkan yang dia cari.
Jimin menatapnya dengan mata malas. Rautnya seperti baru terbangun juga.. Ditatap begitu membuat Yoongi hanya mengerjap saja.
"Boleh pinjam mugmu?" Mata Jimin mengarah pada mug milik Yoongi, namun tak ada respon. Yoongi lagi-lagi hanya mengerjap, membuat Jimin sedikit gemas karena tidak betah menunggu lama, tidak peduli jika sekarang mugnya sudah beralih tempat di tangan si bocah SMA.
Jimin membawanya ke sebuah rak, mengambil sebuah mug yang lain untuk diletakkan bersebelahan. Kemudian, isi mug itu menjadi penuh ketika Jimin membuka sebuah kaleng berisi coklat bubuk di dalamnya. Jimin bagi pada tiap-tiap mug sama dan rata.
Yoongi sepertinya masih setengah tidak sadar. Yang dia lakukan sejak tadi hanya bergeming saja. Tahu-tahu, Jimin menenteng dua mug yang terdapat uap mengepul di atasnya. Yoongi mengerjap, Jimin berdecak tak suka.
"Sepertinya hyung harus tidur lagi setelah ini," ucap Jimin sebelum berbalik meninggalkan dapur.
oOOOo
Kepulan dalam mug kesukaannya itu masih baru. Suhu panasnya menular ke udara sekitar. Aroma khasnya terhirup, membuat Yoongi seperti menarik nyawanya kembali dan menghela sebentar.
Dia sebenarnya sudah sepenuhnya terjaga. Dia memang masih sedikit mengantuk, tapi sungguh tidak bermaksud membisu seperti tadi. Ya, tidak ada maksud. Hanya saja, Yoongi merasa sedikit canggung. Kenapa? Yoongi lebih memilih melangkah ke kamar Jimin daripada berdiam diri dan menghabiskan waktu dengan sia-sia untuk mencari jawabannya.
Yoongi melangkah ke arah kamar Jimin, di mana bocah SMA itu meninggalkannya sembari menenteng minuman yang dia buat. Pintu kamarnya setengah terbuka, sedikit cahaya keluar dari sana. Yoongi berdiri di depan pintu dengan pikiran masih dalam kondisi yang sama. Sekumpulan pikiran yang sebenarnya berada di sana sejak kepulangannya dari sekolah Jimin beberapa hari yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angelic Sugar
FanfictionYoongi tak pernah ingin menjadi seperti Audy-tokoh dari novel Orizuka yang pernah dibacanya. Tapi ya krisis moneter saat mengerjakan skripsi membuatnya 'terpaksa' melakukannya. Ini hanya tentang Yoongi setelah bertemu Empat bersaudara yang mer...