Play musiknyaaa!
ENJOY
.
.
Rencana hari ini untuk mengantar Jungkookie ke sekolah gagal. Terpaksa Yoongi meminta Seokjin untuk menghubungi pihak sekolah dan meminta maaf karena Jungkookie belum mau berangkat.Yang bisa Yoongi lakukan usai membaringkan Jungkookie yang terlelap setelah mengamuk berjam-jam adalah diam, apalagi dengan Jimin yang sedari tadi juga tidak mencoba mengajaknya bicara. Hanya memperhatikan dan mengambil alih untuk menenangkan adiknya hingga terlelap tadi. Ya, mereka bekerja sama menghadapi amukan Jungkookie, tapi tidak benar-benar saling berbicara. Tentang agenda sidang yang baru saja diketahui Jimin dan Jungkookie, yang sebenarnya ingin Yoongi sembunyikan lebih lama lagi tidak pernah disebut oleh mereka.
Yoongi sendiri bingung harus bagaimana, Ia seperti baru menjanjikan banyak hal dan hari berikutnya juga meruntuhkan banyak hal yang dijanjikan. Ia jadi merasa bersalah, tapi tidak mengerti apa kesalahan yang sesungguhnya.
Hingga ketukan di pintu kamar terdengar, dua insan ini hanya diam dalam posisi duduk di tepian kasur dan berseberangan. Seokjin yang masuk dan memperhatikan memecah keheningan, memanggil mereka untuk berkumpul ke ruang tengah. Yang paling tua pasti memiliki sesuatu yang harus dibicarakan.
oOOOo
"Jadi, Jimin, kau sudah tahu kan kalau Yoongi akan sidang dalam waktu dekat ini? Apa ada yang ingin kamu ungkapkan?"
Baik Jimin maupun Yoongi terkejut sekali. Seokjin membuka percakapan tanpa basa-basi. Mau tidak mau, Yoongi melirik Jimin dengan ragu. Bocah itu tampak menggaruk tengkuknya dengan kaku.
"E-um.. Itu.."
Jimin sepertinya ragu, tapi mereka berdua jadi tahu kalau ada sesuatu yang ingin diungkapkan bocah SMA itu. Namun, entah apa yang menghalangi. Hanya butuh beberapa waktu bagi Yoongi untuk menebak yang menghalangi kelugasan Jimin kali ini.
"Maafkan aku, Jimin."
Jimin dan Seokjin menoleh pada Yoongi. "Aku tidak bermaksud menyembunyikan ini sebenarnya. Ya.. hanya kebetulan hari kemarin belum tepat kan momennya?"
Jimin terhenyak, lalu menjadi malu. Apa karena luapan emosinya kemarin? Jimin merasa bodoh kalau begitu.
"Tapi, jangan terlalu mempermasalahkanku. Aku bisa menghandle sidangku, percayalah. Aku akan tetap membantumu belajar mulai saat ini," ujar Yoongi lagi. "Lagipula, kamu sedang membutuhkan bantuanku, bukan? Kamu juga akan ada ujian yang sangat penting. Aku tidak mau merendahkan ujian nasionalmu."
"Jika hyung keberatan, hyung tidak usah memaksakan diri-"
"Tidak usah bicara begituㅡ"
"Tidak, tapi kalau hyungㅡ"
"Astaga, Jimin!" Nada bicara Yoongi meninggi.
"Kau belum menjawabku malah sudah mendoktrin begitu, cih!" Jimin terkejut ketika Yoongi memotong ucapannya dengan kesal. Raut wajah datarnya berubah sedikit menekuk di banyak sisi.
"A-yah, bukan begitu hyung-"
"Jadi, kau membutuhkan bantuanku apa tidak, Jimin?" Lagi, Yoongi memotong ucapanya lagi. Jimin jadi heran sekali.
"Hyung kenapa sih? PMS ya?"
Jimin terkekeh, tapi dengusan Yoongi membuatnya berhenti. "Kau membuatku kesal, sudah jawab saja!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Angelic Sugar
FanfictionYoongi tak pernah ingin menjadi seperti Audy-tokoh dari novel Orizuka yang pernah dibacanya. Tapi ya krisis moneter saat mengerjakan skripsi membuatnya 'terpaksa' melakukannya. Ini hanya tentang Yoongi setelah bertemu Empat bersaudara yang mer...