enjoy~~~~
Di atas rerumputan itu, Jimin dan Kookie masih bergeming dan menatap punggung Yoongi yang semakin mengecil. Kemudian, ketika punggung itu sudah tak terlihat, Jimin mengangkat Kookie dengan sedikit tertatih dan berjalan ke arah namja yang tadi datang bersama Kookie yang berdiri di antara dua tas yang Jimin yakin bukan milik namja itu.
"Yoongi-hyung..." Kookie menggumam lirih.
"Sssh, jangan menangis. Nanti dia kembali lagi." Ujar Jimin.
Namja itu menoleh kemudian sedikit terkejut melihat Kookie seperti ingin menangis.
"Tidak apa," tukas Jimin sembari menggendong Kookie. "Oh, kau temannya Yoongi-hyung, ya?"
"Iya." Jawabnya.
Jimin mengusapkan tangan kanannya ke celananya kemudian mengulurkannya pada namja itu. "Namaku Jimin, kau?"
"Woozi." Woozi membalas jabatan tangan Jimin hati-hati. Dia bisa melihat dengan jelas punggung tangan Jimin banyak luka baru. "Uh, kau terluka."
"Ahaha.. tidak apa-apa."
Kookie meminta diturunkan. Dia pun berjalan mendekati tas Yoongi yang tergeletak di sebelah Woozi. "Yoongi-hyung..hiks."
Tenanglah, Kookie. Yoongi-hyung nanti kembali lagi." Itu suara Jimin. Dia tahu kalau Jungkookie sebenarnya sudah cukup menerima keberadaan Yoongi, hanya saja masih ada beberapa batas yang adik kecilnya ini tunjukan sehingga membuat Yoongi beberapa kali harus berfikir untuk bertindak. Jimin tahu, beberapa kali Jungkookie mencuri pandang ke arah Yoongi ketika diabaikan—atau Yoongi sedang sibuk dengan hal lain.
Sepertinya hari ini Yoongi membuat batu lompatan lagi, Jungkookie sekarang bahkan khawatir Yoongi akan meninggalkannya. Jimin tersenyum kecil dan menatap lembut adiknya.
"Dia akan kembali, sabar ya." Tukas Jimin. Woozi pun mengangguk dan mengusap surai Kookie yang berjongkok di sebelahnya.
Ah, Woozi teringat beberapa menit yang lalu, ketika Kookie tiba-tiba gelisah karena Yoongi tak kunjung kembali. Es krimnya sudah habis, dan Woozi hampir terjungkal ketika bocah itu berbalik dan memintanya untuk menemaninya mencari Yoongi.
"Yoongi-hyung belum kembali.." Ucapnya lirih dengan sudut mata yang berair tadi.
Woozi kini meminta Kookie untuk duduk di sebelahnya dengan mendekatkan tas Yoongi yang tertinggal. Jimin sedang mencuci tangan dan wajahnya di kamar mandi.
"Eng—jadi kau Jimin, adiknya Namjoon?"
Jimin mengangguk. Dia tengah mengelap tangannya hati-hati dengan tisue yang didapatkan dari dalam tas Kookie. "Tadi, siapa?"
Kookie ikut menoleh pada Woozi, seperti Jimin yang juga tengah menatap Woozi. "Oh, itu."
"Kim Taehyung, adiknya Yoongi."
Selanjutnya yang Woozi lihat adalah ekspresi terkejut Jimin yang membuka mulutnya lebar-lebar. Seperti baru saja terjadi sesuatu yang buruk.
Ah, Woozi sejenak lupa siapa Jimin. Dia adalah biang onar yang selalu menjadi tokoh antagonis dalam cerita Yoongi.
Sementara itu, di lain tempat, Yoongi akhirnya berhasil menggapai Taehyung meskipun harus mendapat bogem di salah satu bagian perutnya karena pemberontakan adiknya itu. Taehyung yang seperti ini harus dihentikan, karena sebandel apapun sifat bocah ini, menangis adalah hal terakhir yang ingin Yoongi lihat darinya. Well, Taehyung sangat berharga bagi Yoongi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angelic Sugar
FanfictionYoongi tak pernah ingin menjadi seperti Audy-tokoh dari novel Orizuka yang pernah dibacanya. Tapi ya krisis moneter saat mengerjakan skripsi membuatnya 'terpaksa' melakukannya. Ini hanya tentang Yoongi setelah bertemu Empat bersaudara yang mer...