Belum dikoreksi.. but
ENJOY~
Hampir 3 jam setelah Yoongi dan barang-barangnya tiba di rumah Kim. Akhirnya setelah 3 jam itu, Namjoon pulang.
"Hyung!!"
"Loh, kenapa barangnya belum dimasukin?" Namjoon menatap Yoongi hanya berkedip dalam diam, mengabaikan Jimin yang langsung berseru memanggilnya.
"Aih, hyung!" Jimin berseru lagi.
"Jiminie tidak mengijinkanku, Joon."
"Jimin?" Namjoon segera menoleh ke arah adiknya yang tengah merenggut itu. Di sebelah Jimin, Jungkook hanya diam mengamati sembari mengunyah snack yang entah dia dapat dari mana.
"Kenapa di kamar itu?!"
"Kenapa tidak?"
"Tentu saja tidak boleh!"
"Jimin!"
Yoongi terhenyak. Ditatapnya Namjoon yang tiba-tiba membentak sebelum akhirnya dia menoleh ke arah Jungkook yang membeku bersama snack yang masih di tangan.
Tentu saja Yoongi langsung berdiri ke sebelah si bayi dan merangkulnya. Bahunya tegang sekali. Jujur, Yoongi lebih cemas kalau bocah ini malah jadi takut pada kakaknya sendiri. Yoongi pernah baca buku-buku psikologi tentang trauma anak waktu mengurusi Taehyung dulu soalnya.
Namjoon dan Jimin masih saling bertatapan tegang. Yoongi tidak tahu sama sekali penyebab yang sebenarnya. Tentu saja, dia merasa sedih apalagi melihat sikap Jimin yang seolah menolaknya secara terang-terangan.
"N-namjoon-ah, Jiminie, a-aku bisa menginap di tempat temanku kalau—"
"Mwo?!"
"Jimin!" Suara Namjoon meninggi lagi. Oh, Yoongi harus merengkuh si bayi yang berjengit lebih erat karena ini.
"Tunggu, tidak. Aku bukan tidak mengijinkannya tinggal bersama kita, hyung!" tukas Jimin sembari menatap Yoongi dan Namjoon bergantian.
Yoongi mengerjap tak percaya. "L-lalu?"
"Tentu saja aku mengijinkannya! Tapi tidur di kamar itu? Tidak. Lebih baik dia tidur bersamaku saja."
Yoongi mendelik. Jungkook berkedip, sementara Namjoon hanya terperangah dengan ucapan adiknya itu.
"Kamarku luas, hyung. Untuk dua orang tidak sempit. Malah, kita nanti seperti sepasang suami-istri."
"M-mwo?" Aslinya Yoongi ingin membentak, tapi dia masih menempel dengan Jungkookie yang sedikit mengendurkan bahunya. Dia tidak ingin mengumpat di depan anak-anak. Itu tidak Swag sama sekali, pikirnya.
"Jiminie, jangan bercanda." Namjoon menghela nafasnya lelah. Dia pun segera menjatuhkan dirinya untuk duduk di sofa yang bersebrangan dengan Yoongi dan Jungkook.
"Aku tidak bercanda, hyung." Jimin pun mengikutinya.
Sejenak, terjadi keheningan diantara mereka. Sepertinya Jimin dan Namjoon tengah berduel dengan argumen yang tak bisa Yoongi bayangkan. Keheningan pun terpecah ketika mendengar suara pintu depan yang terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angelic Sugar
FanfictionYoongi tak pernah ingin menjadi seperti Audy-tokoh dari novel Orizuka yang pernah dibacanya. Tapi ya krisis moneter saat mengerjakan skripsi membuatnya 'terpaksa' melakukannya. Ini hanya tentang Yoongi setelah bertemu Empat bersaudara yang mer...