Late-update Hehe
Cerita sebelumnya <<<<<
Woozi melirik Yoongi penasaran. Siapa sih gadis tadi? Yang dia dapatkan hanya wajah Yoongi yang datar.
"Itu Yoojung, teman dekat Jimin."
-
-Chapter R-b-
A Fanfiction
-
-
Enjoy!
-
Tidak tahu, tapi Yoongi jelas sadar kalau ada yang salah. Dia mencoba mencari tahu, mengingat semua barang Taehyung—apakah ada yang belum dia masukkan?
Sesampainya di stasiun, Yoongi berjalan di dekat Woozi menghampiri mobil Hoseok yang terparkir. Hoseok sedang sibuk menurunkan barang bawaan, dibantu Jimin dan Yoojung yang berdiri di sebelah mereka dengan kaki masih terluka. Ah.. benar juga. Yoojung tadi ikut mobil mereka.
Gadis cantik itu tampak semangat melihat Jimin menurunkan bawaan Taehyung, benar-benar jiwa muda yang semangat. Yoongi jadi dejavu ke masa SMAnya dulu. Sayangnya, sejak SMA pun dia tidak serajin, sesemangat Yoojung. Lalu, dia tertegun. Sesuatu mengetuk relungnya, membuatnya mengernyit kurang suka. Ada sesuatu, dan dia masih belum paham apa itu.
"Hyung..."
Yoongi tersentak. Dia menunduk sontak, melihat adiknya menarik ujung pakaiannya. Yoongi mengerjap, segera membalas tatapan Taehyung padanya. "Hyung, apa aku akan pulang sendiri?"
Sorot mata Yoongi berangsur-angsur menegas, keningnya berkerut, membuat Taehyung bergerak sedikit takut. "Apa?"
"Hyung, apa kau tidak mau ikut denganku?" Seolah tidak peduli pada suara tegas kakaknya tadi, Taehyung masih mencoba bertanya padanya. Dia berharap, sangat berharap Yoongi akan berubah pikiran dan ikut dengannya ke Daegu. "Bagaimana jika terjadi sesuatu padaku di jalan? Kamu tidak mau mengantarku sampai rumah, hyung?"
Yoongi mulai geram, tapi ditahannya. Taehyung mengucapkan itu semua seperti tanpa dosa, membuat Yoongi sangat-sangat geram untuk segera membentaknya. Oh, ayolah! Bukankah mereka sudah mufakat kalau Taehyung pulang sendirian?
"Hyung, bagaimana jika aku diculik?"
Yoongi memejamkan matanya. "Aku tampan lho, Hyung. Punya kriteria jadi idol di masa depan. Kalau aku diculik bagaimana?"
"Aku bersyukur," jawab Yoongi, sukses membuat Taehyung menjatuhkan rahangnya. "Tidak perlu tanggung jawab pada bayi bontot sepertimu dalam hidupku."
"Hyuuung!!!"
Taehyung merajuk, Yoongi justru tertawa. Aduh, Taehyung itu memang bagusnya ditampol sampai habis dengan kata-kata seperti itu. Di sebelah mereka, Woozi hanya tersenyum tipis memperhatikan.
Lain halnya dengan seseorang yang merasa dunianya melambat sepersekian detik, seperti di-slow motion. Tidak peduli sekitarnya sedang ribut dan sedang sibuk merapikan yang akan dibawa Taehyung, dia justru termanggu. Termanggu pada tawa renyah Yoongi yang entah kapan terakhir dia dengar. Ah, apakah dia pernah mendengarnya? Mungkin justru ini pertama kalinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angelic Sugar
FanfictionYoongi tak pernah ingin menjadi seperti Audy-tokoh dari novel Orizuka yang pernah dibacanya. Tapi ya krisis moneter saat mengerjakan skripsi membuatnya 'terpaksa' melakukannya. Ini hanya tentang Yoongi setelah bertemu Empat bersaudara yang mer...