play with music is better
.
.
.
enjoy
.
.
.
Sepanjang tangisnya, Jimin hanya merasa mungkin dia akan gila jika dia tidak bisa menggerakkan otaknya. Jimin merasa putus asa, dan hanya ingin memeluk Yoongi seperti ini selamanya. Setidaknya, dalam pelukan ini dia bisa bernapas lebih lega..
.
.
.
Chapter U2
.
.
.
Yoongi sepertinya tidak perlu bertanya lebih jauh lagi. Melihat lembaran resmi berukuran persegi yang diremas tak beraturan sudah memberikan jawaban semua pertanyaan. Yoongi berkali-kali terhenyak dengan rasa dada yang seperti diremas. Ah, benar juga. Tanggal berapa Jimin ada tes percobaan ujian nasional?
Sekilas setelah menoleh pada Jimin yang terlelap di pelukan, yang kini sudah ia baringkan, Yoongi beranjak mengambil kertas yang diremas itu. Betapa Yoongi paham dengan apa yang terjadi, sudut hatinya ikut merasa nyeri melihat nilai-nilai yang jatuh terlalu dalam ini.
Yoongi berkali-kali menghela napas. Mungkin ini baru latihan ujian, tapi bagi Jimin yang berjuang begitu keras untuk belajar setiap malam, dan yang selalu berusaha menaikkan nilai-nilainya tahap demi tahap, nilai ini pastilah bukan suatu yang baik. Ketika mata Yoongi mulai berkaca-kaca seolah mewakilkan perasaan Jimin yang kini terlelap, suara derit pintu terdengar pelan. Yoongi menoleh, mendapati bayangan Seokjin dan Kookie yang berdiri di sebelah kursi roda Seokjin.
Yoongi kemudian berdiri dan merapikan selimut Jimin sebelum kakinya melangkah pergi. Yoongi menoleh sekilas, mengamati wajah damai si bocah SMA sebelum ia berbalik dan melangkah lagi.
Beristirahatlah dulu, Jimin. Istirahatkan sejenak tubuhmu, nanti kita berjuang lagi.
oOOOo
Yoongi sudah menceritakannya, dan Seokjin menjadi iba. Dia ikut merasa bersalah, dia tahu sebagian besar cerita perjalanan sekolah Jimin dari Namjoon sebelumnya. Jimin mengalami krisis salah tempat yang cukup rumit dan sudah sepantasnya selalu mendapat dukungan untuk ujian-ujiannya. Karena memang, bahkan orang jenius seperti Namjoon waktu itu juga masih membutuhkan siraman dukungan dari orang sekitar termasuk dirinya.
"Aku akan berusaha menemaninya mulai sekarang," tukas Yoongi sembari mengusap puncak Jungkookie yang terlelap di pangkuannya. Kali ini mereka berada di kamar Yoongi. Seokjin masih tetap duduk di kursi rodanya. "Aku, ya.. tidak akan memaksanya belajar. Sebaliknya, aku akan membuatnya lebih tenang dulu. Baru, kalau dia mau belajar, kutemani belajar."
"Kamu mau merangkap jadi guru les private, Yoongi?" celetuk Seokjin mengundang tawa. Tawa yang lirih, takut Jungkook terbangun.
Yoongi tidak perlu menjawabnya. Itu bukan perkara yang besar. Dia sudah biasa menjadi babysitter sekaligus guru private, sekaligus koki rumah malah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angelic Sugar
FanfictionYoongi tak pernah ingin menjadi seperti Audy-tokoh dari novel Orizuka yang pernah dibacanya. Tapi ya krisis moneter saat mengerjakan skripsi membuatnya 'terpaksa' melakukannya. Ini hanya tentang Yoongi setelah bertemu Empat bersaudara yang mer...