#A

4K 466 36
                                    



            Americano dan Vanila latte itu kini sudah tersaji di depannya, seorang namja bermarga Min yang mencoba tenang duduk berseberangan dengan namja Kim yang beberapa kali melempar senyum melihat tingkahnya. Apa dia aneh? Apa dia memalukan? Min Yoongi rasanya penasaran setengah mati.

Dengan mata bulat berbulu mata letik yang menyorot datar namun mengerjap berkali-kali, alis hitam melengkung cantik, hidung mungil-mancung lengkap dengan tahi lalat kecil, bibir tipis semerah cherry yang tidak sadar dikerucutkan beberapa kali, wajar saja kalau si namja Kim tersenyum beberapa kali melihat mantan sunbae di SMAnya dulu demikian.

"Kau semester berapa, hyung?"

Merinding. Mata bulat itu seketika membeku dan langsung terkunci pada sorot hangat si namja Kim.

"A-akhir, aku sedang skripsian." Laknat sekali lesung pipit itu. Minta digigit.

Si namja Min hampir ayan rasanya. Ingin kejang terus,sih. Sekarang dia bahkan kebingungan bagaimana cara mengangkat cangkir minuman itu tanpa bergetar. Kalau sampai bergetar apalagi berbunyi ting ting ting berkali-kali kan tidak lucu.

Si namja Kim menyandarkan tubuhnya, memberikan jarak lebih diantara mereka, sedikit membuat otot-otot leher Yoongi lebih kendur.

"Kupikir aku tidak akan pernah bertemu denganmu kembali. Aku tidak menyangka kita akan bertemu disini."

Yoongi mengutuk dalam hati. Dia juga tidak menyangka—akan bertemu dengan Namjoon yang sekarang semakin tampan dan menawan. Padahal penampilannya yang dulu saja sudah cukup membuat dia bernafas kesusahan. Si Namjoon ini partnernya di organisasi OSIS SMA selama dua tahun masa jabatan. Namjoon dulunya ketua OSIS. Sialnya, Min Yoongi adalah wakil ketuanya.

"Aku sudah bekerja di perusahaan Ayahku, hyung." Si Namjoon mendekatkan tubuhnya lagi. Veiny hand yang lengan bajunya ditekuk secara tampan itu mengalihkan dunia Yoongi. Si tampan kini sedang memangku kepalanya di atas meja.

"Sudah hampir dua tahun." Lanjutnya.

Yoongi mengerjap lagi. Dia berpikir cepat,ribuan kali, mencari kalimat yang tepat untuk menanggapi di balik ekspresinya yang datar meski bersemu kemerahan.

"Kau menyekip sekolah lagi?" Namjoon itu lebih muda darinya, setahun. Dia seharusnya adik kelas Yoongi, tapi dia masuk SMA di tahun yang sama dengannya karena akselerasi sewaktu SMP.

Namjoon mengangguk lagi.

"Hobi sekali."

"Tidak juga, sebenarnya aku terpaksa."

Hanya perasaannya atau lesung pipit itu memang terasa sedikit masam dipandang? Yoongi yang merasa sudah mengendalikan dirinya pun meraih cangkirnya dan menyesap lattenya perlahan.

"Ayah dan Ibuku sudah meninggal."

Ting

Cangkirnya mendarat sedikit tidak elit, bersyukur tidak tergores. Yoongi membolakan matanya dan melihat si tampan sedikit sendu.

"Dua tahun lalu, dalam sebuah kecelakaan." Namjoon mengangkat tubuhnya dan duduk lebih tegap. Dia pun menghela nafasnya.

"Maka dari itu aku menyelesaikan kuliahku lebih cepat dan segera mengambil alih perusahaan."

Angelic SugarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang