HALO
ANGELIC SUGAR
R-d (end of part R)
.
ENJOY!
.
.
Tidak tahu, tapi rasanya detik ini juga dia punya dua pikiran yang berteriak berlawanan maksudnya. Yang pertama ingin dia untuk diam, yang kedua ingin dia melepaskan diri. Yoongi terlalu bingung dengan dua sisi itu hingga membuat kepalanya tak mampu menggerakan tangan-tangannya untuk sekedar menjauhkan Jimin dari tubuhnya. Menjauhkan Jimin yang sedang...memeluknya.
Patah hati? Siapa? Yoongi sungguh tersentak untuk dua kata itu. Dia patah hati? Masa iya? Yoongi tidak pernah memikirkan keadaan hatinya selama ini. Yang ia tahu hanya 'tidak merasa sesak' ketika melihat Seokjin dan Namjoon bersama, atau tidak pusing karena 'otaknya' berdebat ketika melihat mereka berdua. Apakah Yoongi patah hati karena mereka?
Jadi, ini bukan karena kepulangan Taehyung? Atau mungkin masih ada sangkut pautnya? Sedikit banyak, rasa ditinggalkan oleh seseorang yang berharga sepertinya menumpang di atas rasa yang lain yang tidak bisa Yoongi jelaskan.
Apa yang sebenarnya terjadi? Yang Yoongi lakukan hanya bisa memantapkan diri dengan jawaban kalau dia tidak masalah lagi dengan hubungan Namjoon dan Seokjin. Iya, dia pernah patah hati—waktu itu. Dia sadar dia menyukai Namjoon hari itu lalu patah hati hari itu juga. Dia sadar karena sungguh jika terjadi apa-apa pada Seokjin waktu itu, Yoongi akan lebih lama patah hatinya. Tapi, sekarang Seokjin sudah bangun. Sudah sirna kekhawatiran Yoongi bersama tawa renyah Seokjin yang biasa dia dengar akhir-akhir ini.
Jimin mengendurkan pelukan mereka hingga membuat Yoongi mampu bergerak memisahkan diri lebih jauh lagi. Jimin masih menatapnya. Yoongi tidak jelas melihatnya, tapi ia yakin sorot mata Jimin masih terarah padanya.
"Hyung..."
"Sepertinya tidak. Aku tidak sedang patah hati, Jimin," ucap Yoongi, lebih tertata. Tanda nyawanya sudah kembali. Jimin bernapas lebih lega, sorot mata Yoongi juga lebih fokus daripada tadi. "Memangnya aku tampak seperti apa hingga membuatmu berspekulasi begitu?"
"Kau seperti zombie," jawab Jimin singkat, sukses membuat alis Yoongi berkerut. "Aku serius. Kau seperti zombie, hyung. Berjalan tanpa pikiran, seperti mati segan hidup tak mau. Itu membuatku takut."
Sebenarnya Yoongi ingin mencebik mendengar ucapan ini, ditambah wajah Jimin yang berubah seperti malang sekali dengan mata berubah lugu sesuai usianya. Sejenak Yoongi lupa ke mana perginya Jimin si mesum, atau si sensitive yang tak terduga.
Yoongi ingin demikian, tapi tubuhnya merespon lain. Terutama pipinya. Kenapa juga rasanya ada sensasi hangat menyebar ke seluruh bagian muka? Yoongi ingin mengumpat, tapi sudut bibirnya justru berkedut, membuat dia hanya bisa menggigit bibir bawah dengan alis bertaut.
"Jadi, kenapa bisa kau seperti tadi?" Jimin bertanya lagi, membuat Yoongi menoleh kali ini. "Apa kau tidak ingin bercerita? Apa kau belum menerima masalahmu? Tahu tidak, orang yang belum menerima masalahnya membuat dirinya tidak bisa bercerita apa yang menjadi masalah."
"Heh." Yoongi reflek mencebik. "Kenapa kau jadi cerewet sekali?"
"Karena hyung terlalu banyak diam."

KAMU SEDANG MEMBACA
Angelic Sugar
FanfictionYoongi tak pernah ingin menjadi seperti Audy-tokoh dari novel Orizuka yang pernah dibacanya. Tapi ya krisis moneter saat mengerjakan skripsi membuatnya 'terpaksa' melakukannya. Ini hanya tentang Yoongi setelah bertemu Empat bersaudara yang mer...