Enjoy~
Sesuai janji, setelah menghabiskan pesanan mereka, Yoongi dan Kookie pun pergi ke kedai es krim dengan Woozi sebagai penunjuk jalan. Kookie menggandeng tangan Yoongi dengan tangan kanannya. Dia pun tampak sedikit antusias ketika melewati jalan setapak di taman hiburan itu menuju kedai tujuannya.
"Kookie mau rasa apa?"
Kookie menoleh pada Woozi yang berdiri di dekat paman penjual eskrim. "Ada coklat, vanila, bluberi, dan strawberry."
Kookie masih bergeming, belum menjawab pertanyaan Woozi.
"Kookie bisa memilih dua rasa kalau mau." Kemudian Kookie menoleh pada Yoongi dan menatapnya antusias. Ah, jadi dari tadi dia bingung. "Mau rasa apa?"
"Vanilla, Strawberry."
"Wah! Lucunya!" Itu seruan paman penjual eskrim ketika mendengar jawaban Kookie. Beberapa orang yang sedang mengantri pun ikut menyeletuk gemas. Yoongi dan Woozi yang mendengarnya hanya terkekeh.
"Ayo duduk disana!"
Kemudian Woozi hati-hati meraih bahu Kookie dan mengajaknya berjalan ke salah satu kursi taman. Woozi juga membeli es krim lagi. Yoongi hampir lupa kalau dongsaeng yang lebih pendek darinya ini adalah maniak es krim.
Jungkookie tidak mau duduk di tengah. Dia memilih duduk di pinggir di sebelah Yoongi dan bersandar pada tepian kursi. Alasannya sederhana, meski tak terucap Yoongi tahu kalau Kookie ingin melihat burung-burung gereja yang bergantian hinggap di pancuran yang ada di dekat kursi—dan Kookie tidak mau diganggu Woozi yang pasti akan menyempatkan diri bertanya macam-macam padanya.
Diam-diam, Woozi mengangkat kamera handphonenya dan mengarahkannya pada Kookie. Yoongi tahu, dan membiarkannya. Toh dia sebenarnya juga ingin mengabadikan momen ini. Hanya saja dia takut kalau Kookie akan terganggu, jadi dia memilih untuk menahan diri tidak memotret bocah empat tahun ini dengan handphonenya.
"Nanti ku kirim," bisik Woozi.
Selanjutnya, hingga beberapa menit kedepan yang mereka bertiga lakukan adalah menikmati es krim. Milik Woozi habis lebih dahulu, disusul Yoongi. Sementara milik Kookie, bahkan conenya masih utuh.
Beberapa kali Yoongi harus membuka tas kecil Kookie untuk mengambil tisue dan mengelap tangan bocah itu ketika es krimnya leleh dan mengenai jarinya.
Woozi yang melihat itu pun tak tahan untuk memotret mereka secara diam-diam. Kalau boleh dideskripsikan, mereka berdua sudah seperti ibu dan anak yang menikmati waktu senggang. Kebetulan juga undercut Yoongi sudah tidak tampak karena rambutnya memanjang. Yoongi sudah seperti ibu muda berambut pendek jika dilihat dari samping.
"Ah, Kookie." Kookie menoleh. Yoongi tampak berdiri dan melepaskan tas dan handphonenya. "Hyung ke toilet sebentar ya? Ingin pipis."
"Hyung akan kembali. Tolong Kookie jagain tas hyung. Ini ada dompet dan handphonenya."
Kookie tampak ingin menolak, tapi barang-barang berharga Yoongi membuatnya urung. Ini seperti barang jaminan. Kookie yakin namja itu tidak akan meninggalkannya—apalagi dompetnya ada di tangannya, ya kan?
Sehabis dari toilet, Yoongi segera bergegas untuk kembali ke tempat Woozi dan Kookie berada. Namun sebelum sampai tujuan, tangannya tiba-tiba ditarik seseorang dari belakang yang membuatnya berbalik dan berjalan-terpaksa mengikutinya.
"YA!"
Teriakan Yoongi sia-sia. Dia masih ditarik paksa. Yoongi pun dibuat berfikir untuk berteriak meminta tolong kalau saja dia tidak melihat dua orang yeoja yang tampak terkejut melihat kedatangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angelic Sugar
FanficYoongi tak pernah ingin menjadi seperti Audy-tokoh dari novel Orizuka yang pernah dibacanya. Tapi ya krisis moneter saat mengerjakan skripsi membuatnya 'terpaksa' melakukannya. Ini hanya tentang Yoongi setelah bertemu Empat bersaudara yang mer...