W+2

1K 203 93
                                    

Coba putar musiknya!

Semoga kamu suka.

Enjoy!

.

.

.

Seharusnya ia kesal malam ini, mengingat prediksinya tadi sore bahwa mungkin dia akan mengeluarkan beberapa lembar won untuk menuruti keinginan bocah SMA yang ada di depannya ini. Seharusnya, ia sangat kesal. Akan tetapi, yang terjadi padanya sekarang adalah berkebalikan. Ia juga tidak mengerti. Ia, Min Yoongi, tidak mengerti.

Seharusnya ia semakin kesal, karena bocah SMA itu –Park Jimin—mengajaknya makan malam di sebuah restouran mewah, dengan nuansa romantis. Ya, sungguh. Yoongi seharusnya kesal. Terlebih, ia seperti salah kostum sekarang. Ia hanya mengenakan kaos putih dengan tulisan merek di depan dan sebuah kemeja kotak-kotak yang tidak dikancingkan. Celana ripped jeans kebanggaan juga ia kenakan, menambah kesan gelandangan jika dibandingkan dengan desain dari tempat jamuan yang sedang ia hadiri.

Yoongi ingin menyalahkan Jimin karena memintanya untuk tidak berpakaian formal—kebetulan Jimin tidak mengajaknya ke upacara resmi peringatan kematian ibunya. Jimin hanya mengajaknya langsung ke tempat pemakaman ibunya, kebetulan sudah tidak ada keluarga yang berkunjung juga—jadilah Jimin meminta Yoongi berpakaian seperti biasa saja.

Penampilannya malah semakin memburuk jika dibandingkan dengan Jimin yang justru mengenakan pakaian semi formal, dengan setelah jas dan celana coklat muda. Jika bukan kaos yang Jimin kenakan dibalik jas itu, maka sempurnalah tampilan salah kostum Yoongi malam ini.

Dengan sedemikian parah kejadian yang ia alami, Yoongi seharusnya kesal. Tapi, aneh. Yoongi tidak kesal. Justru, Yoongi bingung—ia tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Kalau biasanya ia berkata semaunya sendiri pada bocah SMA—Jimin—yang sering berganti-ganti moodnya itu, kali ini ia tidak bisa.

Yoongi merasa tidak bisa berlaku seperti biasanya...Yoongi terkesima.

Apakah ia memang sangat sibuk akhir-akhir ini? Yoongi sampai hampir tidak mengenali perubahan Jimin.

Tidak yakin, Yoongi rasa ia tidak setidak peduli itu pada Jimin. Ia masih sering bertemu Jimin di rumah—Yoongi yakin. Jimin yang ia kenal rasanya tiba-tiba berubah malam ini. Jimin tidak seperti anak SMA yang bodoh dan penuh masalah lagi.

Jimin berubah—jadi lebih karismatik.

Heol..

Yoongi tidak yakin apakah Jimin salah minum obat atau bagaimana. Ataukah ia baru bertemu penyihir di tengah jalan? Yoongi tidak mengerti bagaimana bisa Jimin sekarismatik ini? Seolah, yang Yoongi temui adalah Jimin yang ada di masa depan nanti. Ah, bukan berarti Yoongi bisa membayangkan seperti apa Jimin di masa depan. Yoongi hanya berharap, Jimin bisa mewarisi sisi karismatik keluarga Kim yang sudah bekerja (seperti Hoseok dan Namjoon). TAPI YA TIDAK SECEPAT INI!

"Hyung, kau mau steak tidak? Aku pesan steak juga." Suara Jimin membuat Yoongi kembali ke sadarnya. Ia mengerjap, dan dengan cepat menangkap pertanyaan Jimin.

Yoongi mengangguk, dan mengiyakan saja. Jimin lekas memesankan menu yang Yoongi inginkan tanpa melepas sikap karismatiknya. Ah, sumpah.. Jelas ada sesuatu yang membuat Jimin tiba-tiba berubah!

Rasanya, Yoongi ingin bertanya dan memastikan 'Apakah yang sedang makan malam bersamanya ini adalah Jimin di masa depan? Atau benar Jimin di masa sekarang'. Karena bukan hanya di mata Yoongi jika Jimin tampak begitu mempesona. Bahkan pelayan yang menjemput pesanan mereka beberapa kali tertangkap mata mencuri pandang dan merona melihat Jimin. Bukankah itu gila?

Angelic SugarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang