Enjoy~
"Jadi? Bagaimana baby yang mau kau urus itu?"
Yoongi hanya menatap Jihoon sinis. Entah mengapa pertanyaannya ini sungguh menyindir. Seperti tau saja kalau kemarin Yoongi diabaikan oleh bocah yang bukan baby sama sekali itu.
"Usianya 4 tahun, Hoonie."
Kemudian namja bersurai itu tertawa keras. Menyebalkan sekali.
Yoongi jadi ingat betapa frustasinya dia mendekatisi baby gadungan yang justru menempel pada Jimin dan menghindarinya habis-habisan. Si bocah rupanya jual mahal, begitu mulanya pikir Yoongi. Akan tetapi, setelah mendengar penuturan ahjumma Lee waktu itu Yoongi jadi kikuk sendiri.
"Jungkookie itu semi-introvert. Dia susah dekat dengan orang baru. Baby sitternya yang lama menyerah karena Jungkookie sama sekali tidak bisa diurus. Dia selalu menghindar, mengabaikan, bahkan defensif."
Jihoon menyeruput minumannya sembari memandang hyung yang setahun lebih tua darinya itu yang tengah menatap pancakenya dengan wajah kusut. Kusut tapi tetap cantik. Kalau saja orang-orang tahu kalau Yoongi tak sedingin yang mereka fikirkan.
"Ternyata ini tak semudah yang kukira."
Jihoon menepuk bahu Yoongi, menyemangatinya. "Kau masih punya jurus andalanmu."
"Jurus apaan. Ada-ada saja kau."
"Wheits, makanya rajin-rajin pakai mode Syugarmu, hyung. Supaya kau tidak lupa kalau kau punya senyuman semanis gu-AUH"
Jihoon mengaduh dan memegangi keningnya yang memerah. Ini nih salah satu alasan kenapa tidak ada yang berani mendekat. Gampang ngamuk.
"Memuji diri sendiri huh? Dasar pendek."
Seketika Jihoon kesal setengah mati. Dia pun balas mencibir hyungnya itu habis-habisan.
Hari ini Yoongi ada pertemuan dengan beberapa dosen. Jadi, dia harus berangkat ke kampus pagi. Dia juga sudah bilang Namjoon kalau hari ini ke rumah mereka agak siang karena hal ini.
Usai dari kantin, Jihoon dan Yoongi memutuskan untuk kembali ke depan kelas, sekedar melihat adakah pengumuman atau tidak sebelum mereka pulang. Ketika Yoongi tengah membenahi topinya, lengannya kemudian ditahan oleh Jihoon dan membuatnya berhenti seketika.
"Wae?"
Yoongi melihat Jihoon mengendikan dagunya, menunjuk ke suatu arah. Yoongi pun mengikuti arah pandangnya.
"Min Yoongi!"
Mulut Yoongi kemudian terbuka.
"Chanyeol-sunbaenim!" Pekik Jihoon. Yang disebut namanya pun menoleh dan menghampiri mereka.
"O! Woozi! Lama tidak berjumpa!"
Kemudian dyua orang itu sudah saling bercakap, mengabaikan Yoongi yang hanya berkedip menatap mereka tanpa minat.
"Permisi, bolehkah aku pergi?"
Mereka berdua menoleh lalu tertawa. Oh, mereka hampir melupakan keberadaan Yoongi. Si namja pucat itu hanya tertawa pelan menanggapi celetukan-celetukan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angelic Sugar
FanfictionYoongi tak pernah ingin menjadi seperti Audy-tokoh dari novel Orizuka yang pernah dibacanya. Tapi ya krisis moneter saat mengerjakan skripsi membuatnya 'terpaksa' melakukannya. Ini hanya tentang Yoongi setelah bertemu Empat bersaudara yang mer...