#C

2.6K 405 33
                                    


            Min Yoongi sudah siap dengan kaus putih dan kemeja kotak-kotak yang tidak dikancingkan, serta celana ripped jeans kesukaannya. Tas dan buku-buku beratnya dia simpan di sebelah meja belajar dalam ruangan LDK yang dia sewa dengan simpanan hasil part timenya. Bulan ini dia belum bayar, atau mungkin tiga bulan. Salahkan laptop kesayangannya yang eror dan butuh diservis bulan lalu yang sialnya tidak membutuhkan biaya sedikit.

Yoongi menilik handphonenya untuk membuka kontak yang Namjoon berikan tadi pagi. Keningnya sedikit mengerut menyadari nomor yang dia hubungi tidak seperti nomor ponsel yang biasanya.

Kemudian, panggilan itu pun terhubung, membunyikan sedikit suara klek dan tak beberapa kali hingga akhirnya Yoongi mengeluarkan suara.

"Yeoboseyo?"

"Yeoboseo.."

Yoongi menegakan punggungnya, mendengar suara seperti namja yang jelas dia tahu kalau itu bukan suara Namjoon.

"U-uh.. Apa ini nomor rumahnya Kim Namjoon?"

Suara diseberang sejenak hening.

"Aku yang mau melamar—"

"Melamar kakakku?" Huh? Yoongi seperti kenal percakapan ini.

Tunggu, apa ini 'Rex'? Tunggu, bukankah 'Rex' hanya tokoh fiksi? Oke, Yoongi memang suka pada Rex. Dia genius meskipun dingin, tapi menurut Yoongi itu Swag. Kalau kalian baca The Chronicles of Audy milik kak Ori pasti kalian kenal. Yoongi suka sekali pada tokoh ini.

Namjoon juga genius seperti Rex, makanya Yoongi suka—tunggu, ini Rex?!

"Bercanda," padahal Yoongi belum sempat berkomentar. Dia pun hanya bisa mengumpat dalam hati. Bangst—Yoongi tak suka cara bicara orang ini.

"Alamatnya di..." Suara itu berujar menunjukan alamat yang Yoongi cari. Yoongi pun segera mencatatnya dan mengucap terima kasih—meskipun sudah ditutup duluan dari seberang. Etiket macam apa itu?!

Setelah itu, Yoongi pun mengambil dompet dan tas kecilnya. Dikenakannya sebuah topi hitam yang kontras dengan warna kulitnya. Dia pun segera beranjak menuju ke alamat yang orang tadi tunjukkan.



oOOo

Menjadi babysitter sebenarnya bukan kegiatan yang Swag sama sekali. Kalau saja bukan karena ayahnya yang kurang ajar keras kepala-tidak punya rasa kasihan sama sekali pada calon pewaris Min Corp.—meskipun perusahaannya tidak sebesar perusahaan KimJ Corp., Yoongi tak akan mau menerima penawaran ini.

Bukan berarti Yoongi tak suka anak kecil, justru dia sudah sangat akrab dengan anak kecil. Itu pun berkat keberadaan Taehyung. Akan tetapi, dia seorang namja—sebenarnya itu masalahnya. Taehyung itu masih masuk dalam list keluarga, sedangkan bocah yang akan dia urus ini.. pesona Namjoon benar-benar membuatnya lupa.

Bagaimana kalau anak ini takut? Suaranya kan berat.

Lagipula, kenapa Namjoon tidak mencari babysitter dari agensi penjual jasa saja sih? Yoongi sebenarnya penasaran sepanjang jalan. Ucapan Woozi tiba-tiba menjadi pegangan kepercayaan dirinya kali ini. Harusnya kau sering-sering menjadi syugar, hyung. Pasti banyak yang mengejarmu..

Angelic SugarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang