Agak panjang. Banyak narasi.
Selamat membaca. Terima kasih apresiasinya.
Silahkan didengarkan lagunya biar tyda bosan.
ENJOY
Americano dan vanilla latte itu tersaji lagi di hadapannya, sama seperti kali pertama. Di hadapan dua orang yang sama yang tengah menemui malam untuk percakapan dua orang yang sudah kenal lama. Salah satunya dengan sopan dan sempat membungkuk mulanya, kemudian mengucap terima kasih sebanyak-banyaknya. Satu lainnya membalas dengan menahan haru saja. Malam itu adalah malam terakhirnya berada di rumah seseorang yang ada di seberangnya sebelum benar-benar kembali ke kampung halaman. Hanya obrolan malam dua orang sahabat yang akan saling berpamitan. Bersama dengan mereka, Americano dan vanilla latte itu menanti setia dan mendengarkan semua cerita.
Sama seperti waktu itu, Yoongi dan Namjoon malam ini menyempatkan untuk mengulang adegan mereka pertama bertemu setelah sekian lama. Yoongi hanya terkekeh ketika Namjoon benar-benar membawanya ke tempat yang sama. Sepertinya, otak konyol mereka masih sepemikiran sampai saat ini juga.
"Bagaimanapun, karena aku mengajakmu bekerja di tempatmu, aku menyebabkan semua masalahmu—"
"Hei, hei, kenapa jadi ke situ, Kim Namjoon? Masalahku muncul karena aku masih hidup. Mau dimanapun aku, walaupun waktu itu aku menolak tawaranmu, aku akan tetap menemukan 'masalah', oke? Lagipula, kalau dilihat ke belakang, aku sangat merasa bersyukur menerima tawaranmu. Salah satunya, ya, karena aku jadi bisa menyelesaikan kuliahku, haha," ujar Yoongi, lanjut tertawa dengan ekspresi datarnya.
"...Aku tidak pernah menyesali keputusanku," imbuhnya dengan nada melemah.
Kim Namjoon hanya mampu terdiam penuh makna sembari melihat ekspresi Yoongi yang merenung. Ia tidak mampu berkomentar lebih jauh. Tujuan mereka datang ke tempat ini kali ini adalah untuk perpisahan yang terakhir kali. Namjoon yang mengajaknya 'datang', Namjoon pula yang harus 'mengantar pulang'. Usai menghela napasnya, Namjoon lanjut membahas soal pekerjaan yang Yoongi lakukan. Termasuk laporan biaya 'asuh' sehari-hari, Namjoon ternyata mencatatnya dengan rapi. Yoongi sempat terkejut dan tertawa, menyadari betapa telitinya Namjoon selama ini. Biaya transport ketika mengajak Jungkookie bepergian, bahkan biaya belanja seperti membeli es krim dan permen untuk Jungkookie juga tercatat.
"Oi, kau—haha, astaga. Kau pasti bercanda." Min Yoongi kali ini benar-benar tertawa. Tawa yang sesungguhnya, tidak dibalik topeng 'keramahan' seperti barusan. Namjoon menyadari, dan ikut tertawa juga. Obrolan mereka berakhir setelah cangkir-cangkir itu hampir kosong. Tidak begitu lama, tapi cukup bermakna.
"Sekali lagi, aku sangat berterima kasih, hyung. Semoga urusanmu lancar ketika kembali, dan jangan sungkan untuk meminta bantuanku lagi lain kali," ujar Namjoon sebelum mereka beranjak.
"Aku juga berterima kasih padamu, Namjoon-ah," sahut Yoongi. Ia tersenyum sopan. Memorinya sejenak berputar, bagaimana pertemuan pertamanya dengan Namjoon begitu membuatnya tampak 'memalukan'. Yoongi diam-diam menertawai dirinya dalam ingatan. Kalau waktu itu ia tidak bertemu dan menerima tawaran Namjoon, mungkin dia tidak akan bertemu dengan Jungkookie, Hoseok, Seokjin, dan Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angelic Sugar
FanfictionYoongi tak pernah ingin menjadi seperti Audy-tokoh dari novel Orizuka yang pernah dibacanya. Tapi ya krisis moneter saat mengerjakan skripsi membuatnya 'terpaksa' melakukannya. Ini hanya tentang Yoongi setelah bertemu Empat bersaudara yang mer...