“Halo..kaepsi?”
“Iya, ada yang bisa dibantu?”
“Saya mau pesen nih,”
“iya silahkan.”
“Ayam ada?”
“ada mas”
“Nasi?”
“Ada”
“Kok semua ada? Nggak laku apa gimana?”
“Oh persediaan kami memang banyak, mas.” Jawab sang operator yang mulai geram.
“Ya udah, saya pesan ayam sama nasi. Tapi dipisahin ya, soalnya kalo disatuin takut nasinya di patokin ayamnya.” Ucap David santai.
“Heh bego,” panggil Resky gemas, “Yang ada ntar nomor lo di blacklist sama mereka.”
“Udahlah Pa, biarin anak kita berkaya.” Lerai Gilberth sambil mengemut pemen kakinya.
“Najis! Kapan gue hamilin loh sih Gil?” jengah Resky.
“Malam sabtu kemaren. Pas kita malming berdua di kuburan.” Gilberth mengedipkan sebelah matanya sok kegenitan.
Lama-lama resky bisa mati berdiri meladeni ucapan kedua sahabatnya itu.
"ish hp Vanya kok nggak aktif ya?” dengus David sebal sambil melempar hpnya ke atas sofa.“Cewek kayak Vanya tuh sukanya belajar, baca buku, bukan ngaur nggak jelas kayak lu berdua.”
***
“Van, kira-kira gue pake baju gimana ya besok?” tanya Dhea saat keduanya sudah sampai di salah satu butik Mall disana.
Rencananya Dhea akan menemui Rian esok setelah pulang sekolah. Mereka sudah berkomunikasi dua hari setelah Vanya memberikan pinnya pada Dhea.
Vanya nggak bakal membiarkan Dhea berdua saja, dengan syarat bahwa Vanya akan ikut bersama mereka berdua.
“Emang kalian rencananya mau kemana?”
“Makan siang bareng aja.”
Vanya memutari baju cassual, “baju biasa aja, Dhe. Kaos, jeans gitu.”
“Jumpsuit?”
“Bagus tuh!” vanya mengangguk.
Vanya dan Dhea membawa barang mereka ke depan kasir.Saat akan meninggalkan butik tersebut, seseorang memanggil Vanya dari samping.
“Vanya, ya?”
Vanya menoleh saat namanya dipanggil, matanya membulat saat mendapati sosok cowok yang dua hari ini mengobrol dengannya lewat BBM. Jantungnya berdegub kencang. Senyumnya terukir mengembang.
“Haikal!”
“Kebetulan banget ya?” Haikal tersenyum.
Bahkan wajah Vanya memerah karena disenyumi oleh Haikal. Vanya yakin kalo satu sekolah pasti menyukai cowok tinggi dan ganteng ini.
“Iya, hehehe..”
“Kalian nggak keberatan kan kalo gue ajak makan siang sebentar?”
“Boleh kok boleh,” ujar Dhea sambil menyikut Vanya.
***
“Parah tuh cewek, telepon gue nggak diangkat, sms gue nggak di bales-bales, chat BBM gue nggak di R. Maunya apa sih?” kesal David.
“Mungkin besok dia ada ulangan jadi fokusnya belajar.” Nasehat Resky.
David mendecak sebal.“Masa setiap hari belajar? Nggak bosen apa?”
“Emang lu baru buka buku aja udah males?”
David menghentakkan kakinya sebal. Dia berdiri dan berjalan ke arah kamar mandi.
Di abaikan adalah hal yang paling David nggak suka, mungkin dengan menangis di kamar mandi akan meluapkan emosinya.
Cowok emang nggak gampang nangis.
Tapi kalo sampe dia udah nangisin cewek, yah lo tau sendiri lah.
Seberapa pentingnya tuh cewek buat dia..
.
.
.
.
.
.
.David si pentolan sekolah nangis cuma karena cewek??
Gila! Vanya pake pelet apaan yah?
Jangan lupa vote&comment❤❤

KAMU SEDANG MEMBACA
I Want You (ending)
Teen FictionHIGHEST RANKING 66 #TeenFiction (15/10/17) David George Thomson si Bad Boy, ketua tawuran, cowok yang paling hits, yang akhirnya jatuh cinta dengan si Nerd Girl, Tivanya Kintan Mahesa si cewek culun berkacamata minus yang juga adalah juniornya. Ba...