Saingan

11.1K 511 5
                                    

"Gue nggak tau harus dengan cara apa gue bilangnya" -David

David memutuskan untuk pergi ke gedung kelas X. Dia berjalan ke arah kelas Vanya.

Setelah bel berdering pertanda pulang, David langsung melangkah meninggalkan kelasnya tanpa bersalaman dengan gurunya terlebih dahulu.

Mungkin kalau guru yang sudah hafal benar sifat David pasti bakal memaklumi sifatnya. Tapi jika yang belum tau sifat dan siapa itu David, maka guru itu pasti akan memarahinya habis-habisan. Belum lagi guru baru yang belum mengetahui kalau David adalah anak pemilik dari sekolah swasta tersebut.

Bahkan saat cowok itu menampakkan kakinya bersama kedua sahabtnya di gedung kelas X, teriakkan sudah menggema. Fans David kan bertebaran dimana-mana.

David yang mengenakan pakaian seragam pun masih terlihat ganteng, kemeja putih yang sattu kancingnya terbuka, dasi motif bergaris yang dibiarkan longgar, lengan yang dilipat asal, celana kain bermotif sama dengan dasinya yang pas dikaki.

"hai Kak David."

David hanya menaikkan sebelah alisnya atau tersenyum miring menandakan dia masih terlihat ramah.

"Halo Kak Dave."

"Hai Ka nama aku Bella"

"Kak David, salam kenal yah nama aku Ika."

Ketika dirinya sampai di kelas Vanya yang mulai terlihat sepi, David langsung mengisyaratkan Resky dan Gilberth agar mengatur orang yang masih tersisa di dalam kelas itu.

"halo, kita ada keperluan nih, jadi kamu mohon dengan sangat sopan kalian untuk cepat keluar ya." Usir Resky secara halus.

Vanya maupun Dhea langsung bergegas membereskan barang-barang mereka.

"Kecuali Vanya dan temannya." Timpal Gilberth.

Hal itu membuat Vanya diam di depan pintu. Di saat itu juga ketiga cowok itu masuk kedalam kelasnya tanpa sedikitpun berniat menutup pintu kelas.

David maju selangkah ke depan Vanya dan membuat cewek itu memeluk tasnya sendiri. Gila saja dia disekap di kelasnya sendiri.

"Kemana aja kemarin? Aku telefon nggak diangkat, sms nggak di bales-bales, chat BBM aku nggak kamu read!"

Vanya mendadak teringat kebodohannya dengan lupa mengabari David kembali. Saking lelahnya dia tidak sempat mengisi batrei hpnya yang sekarat.

"Lupa, sorry. Kemaring aku nemenin Dhea beli baju, terus nggak sengaja ketemu Haikal jadinya-"

"Apa?"

Dhea terperanjat di samping Vanya.

"Kita Cuma makan siang bareng terus ngobrol gitu aja." Ucapnya polos.

Cowok itu menggerutu dalam hati. Dia tak habis pikir, Haikal cukup banyak mengambil peran diantara hubungannya dengan Vanya. Lama tidak berjumpa tapi setelah bertemu pacarnya David, Haikal malah melewati batasnya sebagai mantan sahabatnya itu.

David bukannya tidak mau dekat lagi dengan Haikal, hanya saja setelah kejadian masa lalu itu membuatnya enggan untuk terlalu akrab lagi dengan cowok yang sedang dekat dengan Vanya itu.

"jauhi Haikal," cetus David sampai empat orang disekitarnya terkejut.

Vanya terkekeh pelan, "Haikal kan sahabat kamu sendiri. Aneh kamu!"

"Dia bukan sahabat aku lagi!"

"Terserah," ucap Vanya, dia menarik Dhea keluar kelas. "Yuk Dhe."

"Aku belum selesai bicara, Vanya!" peringatan David mulai kesal.

"Tapi aku udah."

"Balik!" ucap David pelan tapi penuh penekanan, "aku bilang balik!"

"Gue sama Dhea ada janji ketemuan sama Rian. Aku harap kamu nggak berusaha merusak semuanya. Okey?!"

"Aku nggak izinin kamu pergi."

"Aku nggak butuh izin kamu. Aku pergi karena aku nggak bakal lakukan hal aneh-aneh kok."

***

"Sabar ya Dave, cewek mah selalu bener." Ujar Gilberth pelan sambil menepuk bahu David.

Setelah pulang sekolah, mereka malah duduk di kantin karena David yang sedang merajuk. Dia kesal karena Vanya malah ikut bersama Dhea untuk menemui cowok bernama Rian itu.

"Iya, makanya kalo cemburu tuh bilang dong Dave." Timpal Gilberth gemas sendiri melihat sahabatnya itu.

David mendecak kesal, kedua sahabatnya itu selalu saja mengatakan bahwa dia cemburu.

"Gue Cuma khawatir aja, bukan cemburu atau gimana."

"Iya iya, serah lo deh"

"Gue mau cerita Gil," kata Resky. "Pada suatu hari ada istri yang bertanya pada suaminya. Si istri bilang gini 'aku mau ikut yoga' Menurut lo suaminya bilang gimana?"

Gilberth berpikir sejenak, "Mungkin, 'boleh, asal itu bermanfaat bagi kesehatan kamu."

Resky mengehla nafasnya, "tidak lama kemudian mereka bercerai karena sang istri memilih ikut Yoga, selingkuhannya. The end.!"

David mendecak sebal kearah kedua sahabatnya itu, "Kalian nyindir gue?"

I Want You (ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang